Setelah itu, Vio melepaskan jabatan tangan Iyan untuk memperkenalkan teman berjilbabnya yang duduk di sebelah Iyan "Ini adekku", sembari tangan menunjuk ke arah gadis berjilbab yang duduk di sebelah Iyan.
Reflek, Iyan cepat mengulurkan tangannya ke arahnya berkenalan "Namaku Bilqis, Mas".
Memanggil Iyan dengan sebutan "Mas" menuruti apa yang Iyan sampaikan tadi kepada Vio.
Iyan tersenyum, memandangi wajahnya sedikit lama dengan tangan yang masih bersalaman.
"Akhirnya!. Bilqis!, sebuah nama yang ku cari"
Kalimat kelegaan muncul dibenaknya saat tahu nama dari rasa itu.
"He'em".
Sony batuk, memberi isyarat jika Iyan sudah terlalu lama memegang tangan Bilqis. Sekaligus menggoda Iyan dengan ucapan "Sudah salamannya, lengket nanti itu tangan".
Segera!, secepat kilat, Iyan melepaskan tangannya dengan kelegaan hati yang luar biasa. Lantas, bertanya "Benar kalian bersaudara kandung?".
Vio dan Bilqis serempak berbarengan menjawab "Iya, Mas. Kita bersaudara kandung".
Alangkah kagetnya Iyan juga Sony, saat tahu jika mereka berdua bersaudara kandung. Kekagetannya bukan tanpa alasan, sebab secara wajah mereka berdua beda sekali.