Sony daritadi senyum, candaannya untuk sekedar menggoda Iyan menjadi sebuah keuntungan baginya bisa makan gratis.
Melihat itu, Iyan geram lalu mentoyor kepala Sony saat tersenyum meringis, bentuk kekesalan akibat Sony meremehkan keseriusannya mentraktir dengan tertawa. Lantas, dia berkata menyakinkan Sony akan niatnya untuk mentraktir "Serius!, aku traktir hari ini".
"Iya..iya, aku soto dan minumnya es teh" sahut Sony memuka masam, bibir cemberut karena toyoran Iyan di kepalanya.
Iyan yang dari tadi berdiri, pergi ke kedai untuk memesan makanan yang dipilihnya dan Sony. Dia berjalan santai, matanya melirik ke kanan, kiri melihat sekeliling berharap gadis berjilbab itu juga makan siang di sini. Namun sayangnya, tak dijumpai wajah indah gadis berjilbab itu.
Kecewa!?, tentu tidak, Iyan masih bisa mencari informasi gadis itu ke Sony nanti, sebab feelingnya Sony yang memegang urusan perizinan promosi perusahaan itu di sana serta tahu tentang gadis yang jadi sales sepeda motor itu.
Kekecawaannya muncul, tak kala Iyan sampai kedai, matanya melotot tajam, terdengar suara helaan nafasnya.
"Huft, ini antrian beli makan, apa antrian sembako gratis!" Gumam Iyan yang akan mengantri untuk memesan.
Ternyata kedainya ramai, banyak pegawai lain yang juga memesan, hingga membuat Iyan antri posisi paling belakang.
Satu demi satu antrian sudah berlalu pergi, Iyan yang paling belakang, bertahap maju untuk menuju giliran memesan makanan.
"Kamu makan apa, Qis?".
Terdengar suara dari belakang Iyan yang masih berdiri menunggu giliran. Dia terkejut!, suara itu keras serta tepat berada dekat di belakangnya.