"Gak ada apa-apa kan, Yan" ucap Bayu menyangkal apa yang aku lihat tadi.
"Tenan, Le. Di atas tadi aku melihat" ucapku menyakinkan Bayu atas apa yang ku lihat.
"Sudah-sudah ayo turun. Kamu buruan mandi, Yan. Sudah siang ini" sahut Putut memintaku segera mandi karena waktu sudah siang.
Aneh memang, kenapa hanya aku yang selalu ditampakkan genderuwo itu sejak semalam?, pertanyaan yang terus aku pikirkan dari sejak kami turun kembali ke bangunan depan.
Kami bertiga turun, Putut dan Bayu kembali ke kamar Putut untuk sekedar ngobrol ringan masalah perkuliahan, menungguku selesai mandi. Bayu sudah siap dengan tasnya di kamar Putut untuk pulang kembali ke kediri, memang nanti jalan kami searah jadi kami bertiga akan berangkat pulang bersama. Sementara aku lagi mandi, membersihkan diri dengan wajah yang masih nampak pucat dan takut.
Semuanya telah siap, akupun sudah selesai mandi dan membawa tasku ke kamar Putut. Tak lupa ku kunci seluruh pintu rumah kontrakkan agar tak ada maling masuk. Motor juga sudah siap untuk dikendarai di depan.
"Kamu ikut ke Madiun, Yan?" Tanya Bayu yang melihatku di bonceng Putut.
"Iya, Le. Ikut Putut aku. Liburan disana sekalian nanti langsung ke gunung Lawu" jawabku kepada Bayu.
Kami pergi mengendari motor ke arah Kota Batu karena rute perjalanannya memang melewatinya. Baru pertama aku ke Kota Madiun, Kota Gadis, bukan karena banyak gadisnya daripada prianya tapi lebih kepada slogan Kota yang merupakan singkatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H