Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writers and socio entrepreneur

Tingkatkan literasi untuk anak indonesia lebih cerdas karena indonesia minim literasi

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pertanda Rencana Pendakian Mistis Gunung Lawu

26 April 2023   08:00 Diperbarui: 26 April 2023   11:48 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Walah, dari kamarnya RD" ucap Bayu berdiri depan pintu kamar RD sambil menunjuknya.
"Iyo, Le. Dari kamarnya RD" timpal Putut yang juga setuju.
"Ayok balik, Rek. Tidur, sudah malam!" Sahutku yang menyarankan untuk kita bertiga tidur agar mereka tidak berprasangka buruk kepada RD.

Kami pun kembali ke kamar Putut untuk tidur, aku mematikan lampu, mencoba memenjamkan mata. Namun tak bisa juga tidur, terbayang sosok hitam yang ku lihat di tangga itu, ditemani bau menyan yang tak kunjung hilang. Tiba-tiba tubuhku kaku, berat seperti tertindih sesuatu, bibir pun tak bisa ku gerakkan apalagi berucap meminta tolong dan berdoa. "Kenapa ini!?" Tanyaku dalam pikiran. Aku hanya bisa berdoa dalam hati, membaca ayat kursi. Tubuhku bisa bergerak lagi, saat bacaan ayat kursi selesai ku baca. Entah apa itu!?, yang jelas aku rasakan memang ada yang menindihku saat berbaring tiduran menghadap ke samping. 

Aku tengok Bayu dan Putut sudah lelap tidur, aku bangun dari baringku, duduk bersandar tembok, menyalakan sebatang rokok. Gemetar tanganku karena ketakutan, berkeringat seluruh tubuh, membasahi baju padahal cuaca Kota Malang selalu dingin di malam hari. "Pertanda apa ini!?" Pikiranku yang lagi menanyakan tanda atas kejadian aneh sepulang ngopi tadi sampai saat sekarang. Mulai dari ajakkan Putut menginap ke rumahnya sehingga rencanaku untuk pulang batal, sosok hitam yang tak pernah ku lihat di kontrakkan ini, bau menyan yang menyengat dari kamar RD, dan ketindihan kayak tadi. "Semoga ini semua bukan pertanda buruk atas rencana pendakian di gunung Lawu minggu depan" harapanku dalam hati.

Satu hisap, dua hisap, batang rokok sudah hampir habis, jam sudah pukul sepuluh lebih, terdengar suara gending malangan yaitu musik yang mengiringi pertunjukkan bantengan. Putut yang terlihat pulas terbangun mendengar suara gending malangan.

"Kok rame, Yan. Enek opo?" Tanya Putut dengan mata yang hanya sedikit terbuka.
"Biasa, Tut. Tetangga sebelah rumah latihan batengan" jawabku yang memang sudah biasa mendengar gending malangan.
"Oalah, tak kiro ada apa!" Ucap Putut yang kembali tidur.

Tetangga sebelah rumah memang punya kelompok seni pertunjukkan bentengan dan jaranan yang biasanya di sewa untuk tampil. Mereka latihan memang setiap malam jumat kliwon dan selalu jam sepuluh lebih, entah kenapa hari dan jam itu selalu dipilih untuk latihan. Aku sendiri tidak tahu karena tak bertanya.
Mataku pun telah merasa kantuk, ketakutan sedikit reda, aku berbaring untuk mencoba tidur lagi. Kali ini aku tidak lupa berdoa, lalu memenjamkan mata berharap kejadian tertindih, tidak terjadi lagi. Akhirnya, aku bisa tidur pulas dengan mimpi yang sedikit aneh. Mimpi bertemu seorang pemuda berperawakkan kecil dan memiliki kulit hitam yang sedang duduk di bawah pohon beringin. Ia hanya diam dan membisu ketika aku bertanya kepadanya. Tak jelas wajahnya, hanya terdengar suara yang memberitahu "ojok karo aku (jangan denganku). Maksudnya apa dan itu apa, saya tidak tahu. Sampai akhirnya semua terjawab saat hari pendakian nanti, baik kejadian aneh hari ini dan mimpi aneh itu.
Comment yang banyak, nanti aku kan lanjutkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun