Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writers and socio entrepreneur

Tingkatkan literasi untuk anak indonesia lebih cerdas karena indonesia minim literasi

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pertanda Rencana Pendakian Mistis Gunung Lawu

26 April 2023   08:00 Diperbarui: 26 April 2023   11:48 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini ternyata malam jumat kliwon, aku merasakan suasana berbeda di kontrakkan. Sepi!, memang iya, kan gak ada orang cuman bertiga. Tapi ada hal lain yang waktu itu ku rasakan berbeda, gak bisa ku gambarkan hanya bulu tanganku berdiri. Aku lihat pintu sekat kamar Putut dengan ruang tengah tiba-tiba terbuka sedikit, nampak sekelibat bayangan lewat menuju kamar RD yang berada di samping ruang tengah dan belakang kamar Putut.

Hanya aku yang melihatnya, karena duduk pas menghadap pintu sekat itu. Sementara Bayu dan Putut sedang asik main PS. Takut!?, tentunya tapi aku mencoba biasa dan mengabaikan perasaan yang dari tadi gak enak hinggap di hatiku.
Aku izin ke mereka, Bayu dan Putut untuk sholat isya, pergi ke kamar mandi belakang untuk mengambil air wudhu. 

Perasaanku tambah gak karuan, seolah tiap langkahku ke kamar mandi ada yang mengikuti dari belakang. Aku coba beranikan diri, menyalakan lampu dapur dan kamar mandi untuk berwudhu. Seusai berwudhu, aku melihat hal yang tak pernah aku lihat, terlihat sosok hitam besar berdiri, yang wajahnya pun tak bisa terlihat jelas di tangga bangunan belakang melalui lubang berbentuk persegi panjang, kira-kira lebarnya 30cm dan panjangnya 60cm seperti ventilasi namun tak berkaca di sekat tembok antara dapur dengan bangunan belakang.

By moch tivian
By moch tivian

Aku hanya diam, gemetar, berdoa dalam hati, mencoba untuk tenang sembari pergi menuju kamarku mengambil sarung meski kaki ini amat lemas dan berat. Entah ini hari sialku atau tidak?, karena sejak satu tahun di sini, tak pernah aku melihat sosok aneh seperti itu. "Pertanda apa ini!?" Pertanyaan yang selalu ada dibenakku saat aku mengambil sarung di kamarku dan membawanya ke kamar putut. Aku putuskan untuk sholat di kamar Putut saja, tentu karena takut sosok itu menampakkan lagi.

"Kamu kenapa, Yan?" Tanya Putut yang melihatku datang tergesa-gesa dari mengambil wudhu dengan wajah sedikit pucat.
Aku tak menjawabnya, terus melanjutkan untuk sholat. Seusai sholat, Putut tetap bertanya perihal tadi kepadaku.

"Gak apa-apa, Bos" jawabku untuk tidak bercerita tentang sosok hitam yang ku lihat di tangga bangunan belakang.

Aku mecoba melupakan kejadian itu, kejadian yang baru pertama aku alami di kontrakkan ini dengan main PS bersama karena sekarang giliran tim yang ku pilih main melawan tim yang dipilih Bayu. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih tiga puluh menit, kami bertiga tetap asik main PS meski perasaanku tidak enak sedari tadi, pundakku sebelah kanan terasa sakit nan berat.

Aku tetap mencoba biasa dihadapan mereka tanpa menunjukkan ekspresi aneh. Saat asik main PS, aku mencium bau yang aneh, bau khas kemenyan yang begitu menyengat. "Pertanda apa ini!?" Pertanyaan yang muncul lagi dibenakku dengan tetap main PS.

"Bau menyan, Le, Yan!" Ucap Putut yang juga mencium bau kemenyan.
"Iyo, Tut" sahutku dan Bayu, mengiyakan ucapan Putut.

Ternyata tidak hanya aku yang mencium bau kemenyan, mereka, Bayu dan Putut juga menciumnya. Aneh memang, karena selama satu tahun lebih kami menempati rumah kontrakkan ini tak pernah mencium bau kemenyan. Kami bertiga, mencoba mencari sumber asal bau menyan ini darimana, kami ikuti terus baunya sampai pada kamar RD bau itu tercium begitu sangat menyengat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun