"Ndaki kemana enaknya bang? Cari view yang mantap dan medan yang gak berat, bang?" Tanyaku tentang tujuan pendakiannya kemana.
"Kita ke Lawu aja gimana? Jawab Raguk mengusulkan gunung Lawu yang menurutnya memang cocok bagi pendaki pemula.
"Ayahab Pilakes gak, sam? (Bahaya sekali gak, mas?) Tanya bayu menimpali usulan Raguk menggunakan bahasa gaul anak muda Malang yang dibalik.
"Aman, cocok buat pemula Bang Bayu" jawab Raguk memberi pengertian kondisi medan gunung Lawu.
"Gass banter pokok e!!, penting jangan kesasar di gunung kembar, Le, hahaha" sahut Putut bercanda dengan Bayu.
"Ndiasmu, gunung kembar siapa yang mau tak ndaki? Hahaha" timpal Bayu atas candaan putut.
"Lupa aku, kamu kan Jones (Jomblo Ngenes), Le." Ucap Putut meledek Bayu yang gak punya pacar.
Kami terus berdikusi melalui obrolan ringan tentang segala hal yang dibutuhkan dalam pendakian, entah peralatan ndaki, tanggal keberangkatan, dan titik kumpul sebelum berangkat bersama-sama. Namun hanya bella yang diam mematung tanpa ada suara dari bibirnya. Â
"Kamu kenapa, Bel? Diam saja" tanya Putut, melihat Bella diam seperti memikirkan sesuatu.
"Gak apa-apa, mas" jawab Bella, menutupi sesuatu.
"Jadi ikut ndaki gak, bel?" Tanyaku mempertanyakan kesanggupan Bella.
"Jadi, Mas Vian. Tapi aku pulang ke Madiun dulu. Ayahku sakit soalnya" jawab Bella, yang ternyata diam karena memikirkan ayahnya.
"Kami semua besok juga pulang ke rumah masing-masing dulu, Bel. Kan kita ndaki seminggu kemudian dan kumpul di madiun rumahnya putut, Bel" sahutku, memperjelas randon waktu dan tempat pendakian ke Bella.
Kami semua sepakat, pendakian dilakukan seminggu kemudian, titik temu sebelum keberangkatan di Madiun rumahnya Putut. Sedangkan peralatan pendakian yang bersifat umum semuanya dihandel oleh Raguk, baik itu tenda, kompor mini, maupun izin ndaki. Untuk peralatan yang sifatnya pribadi dirincikan oleh Raguk dengan tulisan, yang wajib maupun sekunder untuk disiapkan masing-masing.
Semua rencana usai diperbincangkan dengan matang, berharap dengan doa acara pendakian bisa berjalan lancar. Namun entah doa kelancaran yang terkabul atau hal lain yang terjadi, itu sudah jadi takdir Tuhan yang maha kuasa.
Senja sudah hampir tidur diperaduannya. Kami semua putuskan untuk pulang balik ke tempat masing-masing, menyudahi obrolan ringan rencana pendakian dengan secangkir kopi susu gresikan yang masih belum habis. Aku, Putut dan Bayu, kembali ke kontrakkan sementara Bella dan Raguk kembali ke kosan masing-masing.
Raguk besok akan kembali ke Bekasi untuk pulang kampung dan akan ke rumah Putut dua hari sebelum pendakian, Bayu besok pulang ke kediri dan akan ke rumah Putut satu hari sebelum pendakian. Sementara Bella dan Putut balik ke Madiun karena Desa tempat mereka tinggal sama. Sedangkan aku, rencana akan balik ke Lamongan besok dan akan ke rumah Putut satu hari sebelum hari pendakian.
Mau tahu firasat selanjutnya??
Comment yang banyak, nanti aku kan lanjutkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H