Mohon tunggu...
Moch Tivian Ifni
Moch Tivian Ifni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writers and socio entrepreneur

Tingkatkan literasi untuk anak indonesia lebih cerdas karena indonesia minim literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Elaborasi Hati, Tanda Cinta Sang Pelangi

22 April 2023   16:46 Diperbarui: 22 April 2023   17:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam semakin larut, waktu begitu cepat berlalu yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Mereka berdua akhirnya pulang ke rumah.

Vida mengantarkan Vian pulang dengan di bonceng oleh Vian. Di jalan mereka tetap asyik mengobrol, tak sesekali Vian melihat di kaca spion wajah manis Vida dengan ciri tanda lahirnya itu.

Vida pun tersipu malu ketika ia memergoki Vian sedang melihat wajahnya di kaca spion sepeda motor.

"Kenapa mas dengan wajahku?, kok dlihatin terus!" Tanya Vida yang tahu Vian sedang melihat wajahnya.

"Gak nyangka aja". Jawab Vian

"Gak nyangka, kenapa?" Tanya Vida keheranan

"Ada bidadari naik motor dan mau ku bonceng, hehehe". Jawab Vian sembari tertawa kecil.

"Bisa aja nih mas Vian!, oh ya bener ramalan mas kalau kita akan bertemu lagi." Jawab Vida.

"Tentu donk, aku kan ahli nujung. Sekarang alam juga meramal kita kan bersama, Hahaha". Ucap Vian sembari tertawa.

"Aamiin". Ucap Vida yang juga mengingkan hal yang sama.

Perjalanan terus berlanjut hingga sampai lah mereka berdua di rumah Vian, di sana nampak ayahnya sedang duduk di teras menunggu Vian pulang ke rumah.

"Ayah, kenalin ini Vida. Sepupunya Alif." Ucap Vian.

"Ya pak!. Saya Vida sepupunya mas Alif." Sahut Vida sembari menjabat tangan ayahnya Vian.

"Oh, iya nak. Silahkan duduk dulu?" Tanya ayahnya Vian.

"Tidak usah, Pak. Sudah larut malam, saya langsung pulang saja. Tapi lain kali saya boleh main ke sini kan Pak?" Tanya Vida.

"Ia boleh nak". Jawab ayahnya Vian.

Vida pun pamit pulang dan meninggalkan rumah Vian dengan wajah senyum yang menandakan terlihat jelas kalau hatinya pun telah bermekaran dengan bunga cinta. Setalah Vida pergi, Vian masuk ke dalam rumah beserta ayahnya untuk beristirahat agar esok bisa bangun dengan pikiran yang fresh dan mampu mengikuti test panjang yang ia lalui.

Pertemuan awal ini merupakan kisah awal bunga cinta itu bermekaran antara Vian dan Vida namun selanjutnya begitu banyak duri yang harus di lalui mereka berdua untuk bisa bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun