Mohon tunggu...
Virda Naila
Virda Naila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN KHAS Jember

Mahasiswi UIN KHAS Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan Sosial, Konsep dan Teori, Serta Pendidikan Islam Sebagai Agent Of Change

12 Desember 2024   15:00 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1.Banyak ahli merasa tidak puas dengan dominasi positivisme, terutama karena pendekatan ini dianggap terlalu naturalistik dan deterministik. Naturalistik dan deterministik berarti bahwa positivisme dipandang berusaha menjelaskan fenomena sosial seolah-olah semuanya tunduk pada hukum alam yang kaku dan tak terhindarkan. Pendekatan ini dianggap mengarah pada pemikiran yang cenderung materialistik dan kuantitatif, yang menempatkan angka atau data sebagai dasar utama dalam memahami masyarakat. Konsekuensinya, positivisme dinilai mengabaikan aspek-aspek kemanusiaan yang kompleks dan membawa dampak yang luas pada berbagai dimensi kehidupan sosial.

2.Ada reaksi yang berkembang terhadap semangat kemajuan atau progres yang kuat pada abad ke-20, yang sebagian besar didorong oleh pengaruh pemikiran historis yang berfokus pada perkembangan yang terus berlanjut. Meskipun kemajuan ini di satu sisi menghasilkan manfaat yang signifikan, di sisi lain ada pula kesenjangan atau diskontinuitas dalam proses perkembangan yang terjadi. Diskontinuitas ini menunjukkan bahwa tidak semua perkembangan dapat mengikuti pola linier yang stabil, sehingga menyebabkan tantangan baru dalam memahami perubahan sosial yang kompleks.

3.Kritik terhadap konsep "perkembangan" yang dianggap sebagai proses linier atau berkelanjutan juga muncul. Dalam pandangan banyak ahli, pendekatan ini terlalu sederhana dan kurang mampu menangkap keragaman yang terjadi dalam masyarakat. Dengan menganggap perkembangan bersifat linier, positivisme seakan mengabaikan keragaman dinamika sosial yang sesungguhnya. Akibatnya, muncullah kecenderungan untuk lebih memperhatikan struktur-struktur sosial yang ada daripada mengamati fenomena konkret yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini melahirkan kebutuhan akan pendekatan yang lebih realistis, logis, dan responsif terhadap kompleksitas sosial di masyarakat.

Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pemikiran filsafat positivisme dari Auguste Comte mendapat banyak kritik seiring dengan perkembangannya. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat kemudian berkembang sebagai cabang pengetahuan yang mengandalkan pemikiran ilmiah dan dapat dievaluasi secara kritis oleh publik atau ilmuwan lainnya. Meski demikian, meskipun menerima kritik, pemikiran Comte tetap mendapatkan sambutan positif dari banyak kalangan. Hal ini terbukti dari munculnya sejumlah tokoh besar dalam bidang sosiologi yang memberikan kontribusi penting terhadap teori dan pendekatan sosiologi. Tokoh-tokoh ini termasuk Pitirim Sorokin, Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, George Simmel, dan Max Weber, yang masing-masing memberikan pendekatan berbeda dalam mempelajari masyarakat. Kontribusi mereka sangat berguna bagi perkembangan sosiologi baik pada masa kini maupun di masa yang akan datang. Beberapa pandangan mereka adalah sebagai berikut:

1.Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang membandingkan masyarakat dengan tubuh manusia atau perilaku hewan. Ia menekankan bahwa setiap bagian dalam organisasi sosial saling bergantung satu sama lain dan terus mengalami perubahan. Spencer melihat masyarakat sebagai sistem yang saling terkait dan membutuhkan keseimbangan agar tetap berfungsi dengan baik.

2.Karl Marx mengembangkan pendekatan materialisme dialektis, yang menyatakan bahwa konflik antar kelas sosial adalah pendorong utama perubahan dalam masyarakat. Marx percaya bahwa ketegangan antara kelas-kelas ini akan mendorong perubahan sosial dan sejarah. Menurutnya, masyarakat selalu berkembang melalui konflik antara kelompok yang memiliki kepentingan ekonomi yang berbeda.

4.Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme, yang berfokus pada bagaimana berbagai elemen dalam masyarakat berfungsi untuk menjaga keteraturan sosial. Durkheim menganggap bahwa masyarakat terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung, dan setiap bagian memiliki fungsi tertentu yang berperan dalam mempertahankan stabilitas dan mengatur perubahan sosial. Pendekatan ini menekankan pentingnya konsensus sosial dan integrasi dalam masyarakat.

5.Max Weber memperkenalkan konsep verstehen atau pemahaman, yang berupaya memahami tindakan sosial melalui perspektif individu. Weber berfokus pada nilai-nilai, kepercayaan, ideologi, tujuan, dan sikap yang memandu tindakan sosial manusia. Ia menganggap bahwa untuk memahami perilaku manusia, kita perlu memahami makna yang ada di balik tindakan tersebut. Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha memahami berbagai tindakan sosial dan konteks yang melatarinya.

6.Pitirim Sorokin mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara berbagai fenomena sosial, seperti gejala ekonomi, keluarga, dan moral. Sorokin juga mengkaji bagaimana gejala sosial saling berinteraksi dengan fenomena nonsosial, serta ciri-ciri umum dari berbagai jenis gejala sosial. Ia menekankan pentingnya memahami hubungan antara berbagai aspek kehidupan masyarakat secara holistik.

7.Roucek dan Warren menyederhanakan definisi sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok sosial. Pendekatan ini fokus pada interaksi sosial dalam konteks kelompok, tanpa mengabaikan struktur dan dinamika sosial yang lebih besar.

8.William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf mendefinisikan sosiologi sebagai penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasil-hasil yang ditimbulkan, seperti organisasi sosial. Mereka menekankan pentingnya pendekatan kuantitatif dan ilmiah untuk memahami pola-pola sosial dalam masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun