Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kenapa Para Tokoh Dilukis Bertelinga Lebar?

1 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:03 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Einstein sang pencetus Tiori Relativitas yang dilukis dengan telinganya lebar. Dokumen prbadi SZ.

Salam kenal dulu, saya, Syaripudin Zuhri www.kompasiana.com/virays, karena kemarin kita belum kenal satu sama lain. Begitu cara saya memperkenalkan diri saat masuk ke komunitas baru di WAG, Washapp Group. Nah ketika masuk ke WAG satupena pun saya memperkenalkannya demikian. 

Nah dalam acara satupena Alhamdulillah saya hadir, hadir dalam acara Peluncuran dan Diskusi Buku : " Ketika Kata dan Nada Berjumpa" di Nomu Lounce, Mahakam 24 Residence. Jln Mahakam 1 Nomor 11. Blok M Kebayoran Baru, Jaksel. Jumat, 26 Juli 2024, waktu: 14.00 s.d selesai

Acaranya keren. Dari sebelum jam 14.00 para undangan dari Penasatu Jakarta dan sekitarnya. Dan saya hadir untuk kedua kali dalam acara Satupena. Sebelumnya saya hadir di acara bedah buku Ibu Sastri, Satupena Padang, di TIM, Taman Ismail Marzuki, dalam acara bedah buku puisi tentang Bung Hatta. Dari Ibu Sastri saya diarahkan ke Ibu Nia Samsihono, Satupena, Jakarta, untuk pengiriman tulisan Ebook saya: Rusia selayang pandang dan Pelangi di Langit Moskow.

Nah gayung bersambut dengan adanya undangan peluncuran dan bedah buku di atas. Saya datangi dan Alhamdulillah jadi kenal dengan Pak Denny JA secara langsung. Saya kenal Beliau ketika Pilpres dengan hasil surveynya yg mebuat heboh, Pilpres satu putaran, dan benar adanya. 

Luar biasa, itu survey keren, karena terbukti satu putaran Probowo menang, walau sudah melalui sedang MK, Mahkamah Konsitusi, yang membuat para pendukung masing-masing paslon, 01, 02 dan 03 panas dingin. Jadi saya kenal Pak Dennny JA bukan secara langsung. Beliau tentu tak kenal saya, karena saya kenal lewat medsos dan berita.

Lihat itu Mahatma Gandhi dengan telinganya yang luar biasa lebar, gmn jika keturunanya melihat lukisan tsb? Dokumen pribadi SZ.
Lihat itu Mahatma Gandhi dengan telinganya yang luar biasa lebar, gmn jika keturunanya melihat lukisan tsb? Dokumen pribadi SZ.

Nah dalam rangka memperkenal diri ke Satupena itu lah saya dan teman-teman kompasioner unjuk tulisan, karena Satu pena memang kumpulan para penulis handal, yang saya kenal sejak duduk di bangku SMA melalui karya tulis mereka, dan ketemunya baru sekarang setelah beberapa puluh tahun kemudian, salah satunya dengan penulis Pipit Senja, luar biasa. Nah kami sudah menulis 4 buku ontologi dan sudah diterbitkan, buku- buku tersebut adalah :

1. Jokowi ( bukan) untuk Presiden
2. Kami tidak lupa Indonesia
3. Ahok untuk Indonesia
4. 150 kompasioner menulis.

Saya pribadi juga telah membuat E-book sbb:
1. Rusia selayang pandang
2. Buat apa sakit hati
3. Pelangi di Langit Moskow
4. Obat Penawar Hati yg gelisah
5. Ketika Tuhan Diprotes, Dia tetap menyayangi hambaNya.

Semua tulisan tersebut bisa dilacak dijejak digital, terutama di www.kompasiana.com/virays dan di www.eramuslim.com bagian oase iman. Mohon kritik, saran dan masukan agar pada karya-karya mendatang lebih baik lagi.

Kembali ke acara Satupena keren. Setelah acara peluncuran dan diskusi bedah buku ketika ; " Kata dan Nada Berjumpa ",  Pak Denny JA memberikan Sambutan atas nama ketua Satupena, Akmal Baseri dan Wina Armada dan Linda Jalil sebagai pembicara, kemudian Dwi Sutarjantono sebagai moderator.

Setelah absensi dan tepat pukul 14.00 WIB acara dimulai. Acara dimulai sambutan. Pengenalan para pembicara oleh moderator, dan dilanjutkan dengan diskusi. Sebelumnya ditampilkan video yang menampilkan puisi-puisi dari buku tersebut dengan diiringi musik hasil kerja yang dibantu AI( Artificial Intelligence) yg keren. Luar biasa, dan ini hasil kerja pertama memadukan puisi dengan musik yang dibantu AI di Indonesia

Setelah ada parade pembacaan puisi dan door prace dengan hadiah yang menarik. Oya, ada yang mengejutkan dengan datangnya A.K. Ara, Penulis buku puisi " Ucap Gemercik Air" ( Kumpulan.Puisi Supistik), Pak A.K. Ara yang sudah berusia -+80 tahun tapi hadir dalam acara Satupena, ini lagi-lagi luar biasa, semangat tak kenal padam dalam Satupena. Alhamdulillah menjadi motivasi buat anggota Satupena yang muda- muda.

Penulis dengan latar belakng lukisan Monalisa. dokumen pribadi SZ.
Penulis dengan latar belakng lukisan Monalisa. dokumen pribadi SZ.
Selesai acara diskusi hadirin diajak Pak Denny JA melihat hasil lukisannya yang dibantu AI, Ini juga menjadi luar biasa sekali, kenapa? Dengan bantuan AI sebuah lukisan yang proses normalnya bisa berhari-hari dengan bantuan AI, kata Pak Denny cukup -+ 15 menit saja! Maka jangan heran di koridor Mahakam 24 Residence dari lantai 1- 7 penuh dengan lukisan karya Pak Denny JA dengan Tema berbeda- beda, totalnya +- 188 lukisan.

Tema tersebut ada tentang Covid 19, Pilpres 2024, para tokoh sepeti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Einstein dan lain-lain. Yang uniknya setiap tokoh dilukis dengan semua telinga mereka dibuat lebar-lebar. Ketika saya tanya langsung ke Pak Denny, " Kenapa telinga mereka dibuat lebar-lebar?" Dijawab Pak Denny " Agar mereka banyak mendengar". Dengan kata lain, para tokoh di manapun agar banyak mendengar terutama suara rakyat! Ini kritikan via lukisan.

Jadi dimulai dari lantai 7, 6, 5 dan seterusnya sampai ke lantai 1, kita diajak menjelajah keajaiban lukisan yang dibantu AI. Ini sebuah terobosan yang luar biasa, dan memang 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun dan seterusnya ke depan, kita mau tidak mau, dibidang teknologi akan berhadapan dengan AI. Bila tidak ikut, siap-siap dilindas jaman AI. Dan hebatnya Satupena sudah mulai menggunakan AI untuk melukis, memadukan puisi dengan musik yang hasilnya luar biasa.

Nah itulah makanya saya kasih judul tulisan ini" Satupena Keren" berkat menggunakan AI, sebuah karya lukisan, puisi, music, video menjadi lebih menggigit, lebih keren, lebih Indah. Dan tentunya menjadi luar biasa. Anda tak percaya? Silahkan datang ke Mahakam 24 Residence di jalan Mahakam 1 nomor 11, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

Dan Anda akan menemukan salah satu lukisan Monalisa dengan latar  belakangnya adalah Monas, kerenkan? Dan banyak lagi, seperti lukisan anak-anak yang bersepeda di angkasa, orang sedang berdzikir, malam lalilatul Qadar dan lain sebagainya. Oke, sekian dulu. Terima kasih.

Jakarta, 27 Juli 2024.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun