Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kenapa Para Tokoh Dilukis Bertelinga Lebar?

1 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:03 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Einstein sang pencetus Tiori Relativitas yang dilukis dengan telinganya lebar. Dokumen prbadi SZ.

Kembali ke acara Satupena keren. Setelah acara peluncuran dan diskusi bedah buku ketika ; " Kata dan Nada Berjumpa ",  Pak Denny JA memberikan Sambutan atas nama ketua Satupena, Akmal Baseri dan Wina Armada dan Linda Jalil sebagai pembicara, kemudian Dwi Sutarjantono sebagai moderator.

Setelah absensi dan tepat pukul 14.00 WIB acara dimulai. Acara dimulai sambutan. Pengenalan para pembicara oleh moderator, dan dilanjutkan dengan diskusi. Sebelumnya ditampilkan video yang menampilkan puisi-puisi dari buku tersebut dengan diiringi musik hasil kerja yang dibantu AI( Artificial Intelligence) yg keren. Luar biasa, dan ini hasil kerja pertama memadukan puisi dengan musik yang dibantu AI di Indonesia

Setelah ada parade pembacaan puisi dan door prace dengan hadiah yang menarik. Oya, ada yang mengejutkan dengan datangnya A.K. Ara, Penulis buku puisi " Ucap Gemercik Air" ( Kumpulan.Puisi Supistik), Pak A.K. Ara yang sudah berusia -+80 tahun tapi hadir dalam acara Satupena, ini lagi-lagi luar biasa, semangat tak kenal padam dalam Satupena. Alhamdulillah menjadi motivasi buat anggota Satupena yang muda- muda.

Penulis dengan latar belakng lukisan Monalisa. dokumen pribadi SZ.
Penulis dengan latar belakng lukisan Monalisa. dokumen pribadi SZ.
Selesai acara diskusi hadirin diajak Pak Denny JA melihat hasil lukisannya yang dibantu AI, Ini juga menjadi luar biasa sekali, kenapa? Dengan bantuan AI sebuah lukisan yang proses normalnya bisa berhari-hari dengan bantuan AI, kata Pak Denny cukup -+ 15 menit saja! Maka jangan heran di koridor Mahakam 24 Residence dari lantai 1- 7 penuh dengan lukisan karya Pak Denny JA dengan Tema berbeda- beda, totalnya +- 188 lukisan.

Tema tersebut ada tentang Covid 19, Pilpres 2024, para tokoh sepeti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Einstein dan lain-lain. Yang uniknya setiap tokoh dilukis dengan semua telinga mereka dibuat lebar-lebar. Ketika saya tanya langsung ke Pak Denny, " Kenapa telinga mereka dibuat lebar-lebar?" Dijawab Pak Denny " Agar mereka banyak mendengar". Dengan kata lain, para tokoh di manapun agar banyak mendengar terutama suara rakyat! Ini kritikan via lukisan.

Jadi dimulai dari lantai 7, 6, 5 dan seterusnya sampai ke lantai 1, kita diajak menjelajah keajaiban lukisan yang dibantu AI. Ini sebuah terobosan yang luar biasa, dan memang 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun dan seterusnya ke depan, kita mau tidak mau, dibidang teknologi akan berhadapan dengan AI. Bila tidak ikut, siap-siap dilindas jaman AI. Dan hebatnya Satupena sudah mulai menggunakan AI untuk melukis, memadukan puisi dengan musik yang hasilnya luar biasa.

Nah itulah makanya saya kasih judul tulisan ini" Satupena Keren" berkat menggunakan AI, sebuah karya lukisan, puisi, music, video menjadi lebih menggigit, lebih keren, lebih Indah. Dan tentunya menjadi luar biasa. Anda tak percaya? Silahkan datang ke Mahakam 24 Residence di jalan Mahakam 1 nomor 11, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

Dan Anda akan menemukan salah satu lukisan Monalisa dengan latar  belakangnya adalah Monas, kerenkan? Dan banyak lagi, seperti lukisan anak-anak yang bersepeda di angkasa, orang sedang berdzikir, malam lalilatul Qadar dan lain sebagainya. Oke, sekian dulu. Terima kasih.

Jakarta, 27 Juli 2024.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun