5. Produksi dan optimasi konten video dakwah berkualitas oleh Achmad Friadi, SE, MM;
6. Sharing session dari Praktisi dakwah, Dr. Ahmad Sarwat, LC, MA.
Dengan MC, Si Buyung, Â yang penuh semangat dan membuat peserta tidak ngantuk, terutama saat tengah hari setelah ba'da Dzuhur. Anda bisa bayangkan, peserta rata-rata sudah sepuh, habis makan, biasanya ngantuk lah, nah kalau tidak disemangati oleh MC, bisa-bisa peserta sebagain besar pules, alias bobo siang. He he he.
Yang paling menarik bagi saya, entah peserta lainnya, adalah materi yang ke 6 dari Dr. Ahmad Sarwat, LC, MA, peserta dibuat sakit perut, tertawa terpingkal-pingkal dengan ceramahnya asik, padahal sudah di hari kedua dan materi terakhir, yang  biasanya  dalam pelatihan-pelatihan yang saya ikuti, sudah pada loyo, ingin cepat selesai, tapi ini tidak, bahkan diacara dialog atau tanya jawab lebih seru lagi. Â
Ya biasa dialog ibadah masih soal qunut dan tidak qunut, bid'ah, wahabi dan lain sebagainya. Dengan gaya yang santai tapi serius, di meteri ke 6 ini luar biasa. Segar, renyah, garing ( kacang kali!) dan yang paling penting, mata seperti terpompa lagi untuk melek. Coba ini, ada pertanyaan, bagaimana menghadapi anak-anak PAUD dengan metode dakwah digital? Yang ditanya kelabakan, tapi dengan cerdik dijawab, ya anak-anak PAUD jangan diajar oleh nenek-nenek. Langsung  peserta geeer, mengapa coba? Karena yang nanya ya sudah nenek-nenek, maaf Ustadzah.
Apa lagi yang menarik? Mari kita lanjutkan. Di atas sudah dijelaskan, peserta sebagian besar sudah umur, ketika ada tugas bikin konten plog. Ada yang punya ide bikin plog dari doa yang ada di pintu Masjid, Â yang kebetulan ada di lantai yang sama dengan aula acara pelatihan, doa tersebut ditempel di pintu masjid, doa untuk keluar dari masjid. Sang kreator dengan seorang temannya berdoa dengan melihat doa tersebut, setelah mereka berdoa, pintu hendak dibuka, eh...pintunya dikunci, otomatis tak bisa dibuka. Peserta pun geer-geeran. Bayangkan yang berdoa Kiayi, yang mengaminkan dai, tapi pintu tidak juga terbuka! Jadi tak cukup dengan doa ya? Harus lihat sikon juga.
Waktu yang dua hari terasa tidak cukup, karena memang menarik. Lagi-lagi karena yang dilatih adalah para Kiayi, Ustadz/Ustazah yang membuat pelatih terkadang agak canggung, takut dikatakan menggerami air laut. Tapi dengan percaya diri, karena memang mereka propesional, pelatihan berjalan lancar dari awal sampai akhir. Kadang waktu persesi tak cukup menjabarkan semau materi, jadi ada yang dilompati, ya dimaklumi aja.
Nah begitulah acara pelatihan metode dakwah di era digital, walau tidak semuanya ditulis di sini, saya sudah cukup terwakili, namun semangat : pagi...pagi...pagi! Are You Ready? Yes...Yes... Yes. Are You Crazy? Yes...Yes...Yes! Coba itu, saking semangatnya , tak bisa lagi membedakan Ready dan Crazy. Namun terlepas dari semua itu pelatihan metoda dakwah diera digital sukses. Selamat, jangan lupa bahagia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H