Seperti ada hujan besar dan halilintar menyambar di siang bolong terdengar begitu keras dan menyambar ke mana-mana. Dan ternyata benar, langsung bergema di Minggu.
Minggu itu juga, bulan Agustus lalu, KAMI, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, telah dideklarasikan pada tanggal 18 Agustus 2020, tepat 75 tahun saat Indonesia merdeka atau sehari setelah perayaan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2020 yang ke 75 tahun. Ada apa ini?
Langsung isu tersebut diambil oleh ILC pada acara Mingguannya, tepatnya setiap Selasa  malam Rabu ini salah satu acara yang  mendorong saya untuk menonton TV. Saya nonton TV hanya tiga acara, ILC, Mata Najwa dan Kick Andy, yang lainnya maaf saya tidak menonton, kecuali kalau ada acara pertandingan sepak bola, Liga Champion atau Piala Dunia.
Nah di acara ILC tersebut sudah didiskusikan panjang lebar oleh para pakar yang diundang oleh Karni Ilyas sebagai Presiden ILC. Menarik untuk disimak, tapi ujung-ujungnya ke Pilpres 2024.
Kenapa berdiri KAMI? Konon banyak yang mengatakan ini barisan sakit hati, karena mereka yang menjadi deklaator KAMI tersebut adalah para mantan pejabat, yang tidak jauh-jauh amat, masih di eranya Jokowi juga., apa boleh buat.
Terlepas dari alasan berdirinya KAMI, yang dulu singkatan KAMI di masa peralihan dari Orla ke Orba adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia, jadi jangan salah arti, dan jangan sampai ketukar. Dalam tulisan ini yang dimaksus KAMI adalah seperti dalam alinea pertama di atas, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia.
Kalau dari akronimnya jelas sekali alasan berdirinya KAMI ini, jadi karena Indonesa dianggap dalam keadaan bahaya menurut para deklarator tersebut, maka perlu dibentuk sebuah koalisi sebagai penyelamat Indonesia.
Namun anehnya tokoh-tokoh  partai-partai yang sudah ada dan memang sudah berdiri, kok tak ada di dalamnya, tak ada tokoh ketua, pendiri atau pembina  partai besar yang sudah ada ikut dalam KAMI, kenapa mereka tak ada? Ada apa ini?
Saya yang awam politik, jadi bertanya-tanya, katanya untuk menyelamatkan Indonesia, tapi kok tokoh-tokoh nasional yang sudah malang melintang dijagat perpolitikan Indonesia tidak ada di dalamnya seperti Amien Rais misalnya, malah Amien Ras kabar beritanya mau mendirikan partai baru, keluar dari PAN yang didirikanya? Saya tak tahu.
Kita lihat saja nanti, atau tokoh lainnya, seperti  Megawati, SBY, Wiranto, Surya Paloh dan lain sebagainya, kok tidak ikut ya? Apakah mereka tak layak ikut KAMI? Bukankah kalau ingin menyelamatkan Indonesia, ya sama-sama dong, bukan sendiri-sendri, bukan masing-masing.