Ahok, diakui atau tidak, Â sudah meninggalkan bekas yang cukup baik, khususnya telah meninggalkan system kerja yang akurat dan pelayanan public yang baik. Yang di jaman Ahok, bila ada aparat di bawahnya main-main berhadapan dengan rakyat akan " di youtube-kan".Â
Ini luar biasa, sehingga kinerja bawahan menjadi drastic berbeda, sigap dan menjadi cepat dan efesien. Karena Ahok tak akan segan-segan mendamprak bawahannya yang kerja seenak udelnya, dan Ahok tak kenal takut, urat takutnya hilang. Itulah Ahok dengan jasanya telah membekas, walau sepintas.
Kita kembali ke  Wakil Gubernur DKI Jakarta yang belum juga ada. Rasanya baru kali ini, mencari seorang wakil gubernur berlama-lama, tarik ulur antara partai politik, Antara Gerindra, PKS dan sekutunya, benar-benar membuat lelah yang membaca berita tentang masalah ini. Ini maunya apa? Apa memang sengaja membuat Anies Basweada kerepotan sendirian atau memang Anies Baswedan dibiarkan "dimakan" oleh lawan-lawan poltiknya sendiri?Â
Saya tak habis pikir. Kok bisa begitu ya? Kok politik benar-benar membuat yang mudah menjadi sulit, yang kelihatnnya gampang menjadi ribet, kusut dan memakan waktu berlama-lama.
Atau kalau memang perlu, adakan saja lagi pemilihan untuk wakil Gubernur, tapi rasanya tak mungkin, karena Gubernur dan Wakilnya satru paket, tidak berdiri sendiri. Nah kalau memang paket, lalu mengapa susah sekali mencari ganti Sandiago Uno?Â
Saya yang orang awam menjadi gregretan melihat kondisi ini. Saya kasihan melihat Gubernur Provinsi tempat saya punya KTP. Saya Kasihan Gubernur di tempat saya dilahirkan kok dibiarkan kerja sendirian  berlama-lama. Ada apa ini?
Ayo dong, masa hasilm Pilpres saja sudah mau dilantik, Wakil Gubernur DKI belum juga terpilih? Atau belum juga dicarikan penggantinya. Bagai rakyat Jakarta tak peduli dari partai apa, tokohnya siapa dari kalangan prefesional atau birokrat, yang penting Wakil Gubernur bisa sejalan seiring dengan Gubernurnya, dan keduanya bahu-bahu membahu membuat rakyat Jakarta sejahtera.Â
Jangan lupa, walau Jakarta Ibu Kota Negara RI, tidak semuanya berada digolongan menengah ke atas. Bahkan JK kira-kira pernah bilang" Â Jalan Sudirman dan Thmarindi Jakarta Pusat seperti Singapur, sedangkan Jakarta Utara seperti Banglades".
Itu artinya masih banyak warga DKI Jakarta yang belum beruntung, sampai untuk membeli rumah dengan DP nol saja pun masih mikir berkali-kali, karena untuk bulanannya bagaimana? Jangankan  untuk rumah, makan saja seperti  istilah " Senin-Kamis".Â
Jadi masih banyak warga Jakarta yang kurang beruntung yang perlu disejahterakan oleh pemimpinnya, yaitu Gubernur dan wakil Gubernurnya. Nah kalau Gubernur tak  ada wakilnya, kan kasihan. Sudahlah perbedaan politik atau beda partai dalam memilih Wakil Gubernur DKI, segera dikesampingkan.
Rakyat Jakarta butuh pemimpinnya segera, agar Anies Baswedan ada pendampingnya dan mereka bisa saling bahu membahu mensejahterakan rakyat DKI Jakarta. JIka tetap dibiarkan Abies  sendirian, saya kuatir memang Anies sedang digemleng menuju RI 2014! Tapi kalau Anies dimunculkan sekarang, masih terlalu dini, terlalu jauh.Â