Setelah sukses dengan Festival Indonesia Moskow  ( FIM) Pertama sampai yang ketiga kali, berturut-turut, setiap tahun di bulan Agustus, dan yang baru lalu, Agustus 2018. Kini Kedutaan Besar Indonesia Moskow dibawah pimpinan Bapak Duta Besar M.Wahid Surpriyadi,  akan menggebrak kembali Rusia, khususnya Moskow dengan FIM yang ke empat dengan target pengunjung tidak main-main, 140.000 orang, tahun lalu berhasil menembus angka 135.000 pengunjung, luar biasa!
 Gebrakan yang dimaksud adalah adanya Festival Indonesia IV ( empat) di Moskow, yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-4 Agustus 2019 ( logo FIM  tertanggal seperti itu), beberapa minggu mendatang. Sebuah gebrakan yang luar biasa, karena tidak tanggung-tanggung, akan datang beberapa pejabat teras Indonesia ,  beberapa menteri  dan beberapa  orang Gubernur serta pejabat lainnya, termasuk dari pelaku bisnis dan UKM.
Tujuan inti adalah memperkenal Indonesia dari berbagai daerah ke public Rusia, khusus para pengusaha yang mempunyai jaringan nasional maupun internasional. Agar Indonesia dikenal bukan hanya Bali. Jadi memang agak aneh, DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia, bahkan Indonesia sendiri, tenggelam oleh pesona kepeluan Dewata, Bali!
Tapi ketika menyebut tujuan wisata ke Indonesia, Indonesia tidak disebut, kebanyakan langsung menyebut Bali. Lebih aneh lagi mereka lebih kenal Bali ketimbang Indonesia, apalagi Jakarta.
Maka dari ituah provinsi-provinsi lain harus memperkenal daerahnya masing-masing ke public Rusia, jangan sampai Indonesia tenggelam dengan  kepopulerana Bali dan provinsi lain lebih tenggelam lagi, sayang bukan? Padahal potensi pariwisata atau tujuan wisata ke Indonesia bukan hanya Bali, banyak sekali obyek wisata  alam dan budaya di Indonesia, sekali lagi bukan hanya Bali!
Di Jakarta saja segudang obyek wisata budaya dan alam. Lihat saja Taman Mini Indonesia Indah dengan segudang rumah adat yang unik-unik dan budayanya yang beraneka ragam. Lihat juga Kepulauan Seribu, dengan berbagai pulaunya yang tak kalah indah dengan pulau-pulau lainnya.
Begitu juga dengan Jawa Barat, obyek budaya dan alam begitu kaya, tak cukup seminggu untuk menelusuri budaya dan alam di Jabar. Tengok saja Gunung Tangkuban Perahu,Sariater atau Ciater, Pantai Pangandaran, Kebun Raya Bogor, Pelabuhan Ratu dan lain sebagainya.
Begitu juga obyek di Sumatera Utara, dengan Danau Tobanya, danau terluas di Indonesia dengan Pulau Samosir di tengahnya, begitu memikat. Belum lagi pantainya di sepanjang pantai Barat dan Timur.
Begitu juga dengan Aceh dengan obyek budaya yang Islami, dengan peninggalan-peninggalan kerajaan Islam seperti kerajaan Samudera Pasai. Â Ditambah dengan budaya dengan tarian yang sangat terkenal Tari Saman, yang begitu aktraktif dan dinamis, butuh latihan yang serius, bila tidak, Â kepala diantara penari bisa saling beradu, bisa benjol-benjol.
Uniknya sampai jam 21.00 wm ketika stand-stand mulai akan tutup, masih saja pengunjung berdatangan dan seakan tak mau pulang, apa lagi di musim panas, jam segitu baru saja memasuki senja.
Mata hari yang kemerahan di upuk Barat menambah romantic  suasana Festival Indonesia. Di tambah dengan musik yang menghentak-hentak dengan goyang shantik  yang menyihir penonton yang mau tak mau ikut bergoyang, lebih penas lagi suasana ketika lagu dangdut terdengar, semua penonton bergoyang, jadi siapa bilang dangdut kampungan? Orang Rusia bergoyang mengikuti gerak gendang dandut, itu  FIM 2018, tahun lalu.
Begitu juga dengan wayang, siapa bilang wayang ketinggalan jaman? Di Rusia wayang pada FIM 2018 lalu diserbu penonton, full, lagi-lagi luar biasa. Belum lagi dengan pakaian yang digunakan para model Rusia, langsung terjual habis setelah pertunjukan, termasuk batik.
Batik Indonesia juga diserbu pembeli. Juga penggunaan pakaian adat pengantin, sampai-sampai pihak panitia kewalahan merias para pengantin spontan. Boleh dibilang semuat both tak ada yang sepi, termasuk yang jualan Bakso, martabak, sate dan lain sebagainya.
Loh untuk apa dana yang begitu besar? Â Satu untuk Indonesia! Dan gaungnya akan terus bergema dijagat raya, karena akan disiarkan, baik oleh TV local, surat kabar di internet dan jaringan medsos, yang kalau dari panitianya saja melibatkan puluhan voluntir dan seluruh staf, terlibat di dalamnya, dari yang paling bawah sampai yang paling atas, bahu membahu menyukseskana acara ini. Target tentunya lebih besar dan itu lagi-lagi bukan main-main, hasilnya dari FIM di tahun-tahun sebelumnya saja sudah mampu meningkatkan perdagangan antar dua negara, luar biasa.
Ini kerja team yang saling berkait, antara warga Indonesia dengan warga Rusia, dua Negara yang sedang erat-eratnya menjalin hubungan, dan ini bukan hal biasa, ini perlu kerja keras, karena bila sukses acara ini, Indonesia akan ebih dikenal oleh warga Rusia dan itu akan mengabadi lewat medsos atau youtube, akan tetap ada selama itu bernilai positif bagi hubungan kedua Negara.
Semoga hasilnya akan terasa baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya hubungan perdagangan dan pariwisata. Semoga dengan adanya FIM 2019 ini invenstasi ke Indonesia  dari Rusia semakin meningkat.  Majulah Indonesiaku, majulah Indonesia kita dan FIM 2019 akan menjadi kenangan terindah. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H