Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Takut Dibilang "Gombal"?

1 November 2018   12:47 Diperbarui: 1 November 2018   21:12 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Liputan6.com

Kata-kata gombal digunakan oleh seseorang (biasanya pria) untuk merayu, menggoda dan atau mencari perhatian orang lain terutama lawan jenis. Namun saat sekarang, juga banyak digunakan hanya untuk hiburan (komedi atau lawak). Gombal juga berarti kain yang sudah tua, lapuk, sobek-sobek atau lap kotor yang sudah menghitam di dapur. Gombal juga punya arti bohong, omong kosong. Contoh  "rayuan gombal", rayuan yang penuh dengan kebohongan.

Namun bukan arti gombald i atas dalam tulisan ini, gombal yang positif dalam tulisan ini adalah akronim dari "Giat, Otak, Martabat, Bahagia, Amanah dan Lancar". 

Gombal positif adalah akronim untuk memberikan motivasi yang kuat agar hidup sukses dan bahagia di manapun dan kapan pun berada, karena selama ini banyak orang yang mengeluh, berkeluh kesah, menggerutu, tidak bersyukur bahkan kufur nikmat.

Mengapa kata gombal yang harus dikeluarkan, bukankah banyak kata lain yang lebih positif untuk ditulis? Ini punya latar belakang sendiri, ketika ada diskusi kecil tentang kepemimpinan, ada yang menyampaikan bahwa "kesuksesan seorang pimpinan di lembaga apapun atau di organisasi apapun dapat dilihat dari kemampuan pemimpin tersebut mensejahterakan yang dipimpinnya" Pernyataan ini sebenarnya benar adanya, benar dalam tiori kempimpinan. Tapi karena pernyataan tersebut disampaikan ke pemimpinnya secara langsung, maka pemimpin tersebut bilang "GOMBAL". Sambil bercanda.

Nah dari pada berpikir negatif terhadapat kata gombal tersebut, yang memang artinya secara harfiah adalah bohong, omong kosong atau juga berarti lap kotor, seperti sudah ditulis di atas pada alinea pertama pada tulisan ini. Nah teringat tentang pesan-pesan orang bijak yang berkata "Berpikirlah positif atas segala sesuatu", maka kata gombal tersebut tidak saya biarkan menghilang begitu saja. 

Kata gombal bisa menjadi kreasi yang menarik untuk bermain-main dalam kata-kata. Di situlah penulis menjadi "raja" untuk setiap kata yang ditulisnya.

Mengapa takut dibilang gombal? Ilustrasi: belajarbersama.blogspot.com
Mengapa takut dibilang gombal? Ilustrasi: belajarbersama.blogspot.com
Baik, kita mulia dengan hurup G, giat. Mana ada sih seorang yang sukses yang pemalas? Saya yakin tak ada. Orang sukses di mana pun adanya, dari negara manapun asalnya, baik itu tokoh sejarah nasional atau tokoh dalam sejarah dunia, tergambar dengan jelas bahwa mereka adalah manusia-manusia yang giat, tokoh-tokoh yang benar-benar memanfaatkan waktunya untuk sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang banyak. 

Tak ada kesuksesan dengan cara berleha-leha, ongkang-ongkang kaki di kursi males dan kemudian, "kedubrak!" kesuksesan jatuh dari langit! Omong kosong itu.

Yang kedua O, otak. Kerja otak di mana pun lebih dihargai atau bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan kerja otot. Orang yang berotak dalam hal berpikiran cerdas, bila mencapai jabatan puncak di lembaga atau organisasi apapun, apa lagi sebagai orang nomor satu di perusahaan multinasional, sekali tanda tangan dalam sebuah kontrak kerja nilainya bisa milyaran atau triliunan rupiah.

Kerja otak yang tak kelihat secara fisik namun hasilnya bisa konkrit, nyata, namun kerja otot, biasanya nilai materi yang didapatkannya kecil sekali. Bahkan kalau kerja hanya mengandalkan otot kuat saja, dan otaknya tak dipakai, ya hanya menjadi orang yang disuruh angkut-angkut barang dan diperintah sana- sini. 

Kerja otot sering kali tak sebanding dengan tenaga yang telah dikeluarkannya, bahkan seringkali kerja otot, dapat hari ini hanya untuk dimakan hari ini, begitu seterusnya.

Yang ketiga hurup M, martabat. Dengan konsep diri yang kuat dan menjadi orang yang bermartabat, punya intergritas yang tinggi membuat seseorang tidak mudah tergoda oleh berbagai macam jenis 3TA, "Tahta, Wanita, Harta" yang sering kali membuat orang buta! 

Jika martabat seserorang tinggi dan tetap menjaga martabat dirinya, tak akan mudah goyang atau digoyangkan oleh apapun. Orang yang bermartabat tak mudah kena rayuan 3TA tadi. Dirinya dijaga benar agar tidak terjerumus ke dalam rayuan "Tahta, Wanita, Harta" (ini tentu untuk laki-laki).

Yang keempat hurup B, bahagia. Untuk mencapai kebahagian setiap orang akan mencari jalan yang tak sama. Bahagia itu memanag relatif dan yang membuat orang bahagia itu juga tak sama. Ada yang bahagia jika punya 3TA di atas. Ada yang bahagia jika semua keinginanya terpenuhi. Ada yang bahagia jika orang yang dicintai menyambut dengan cinta yang sama, tidak bertolak belakang. Ada yang bahagia jika melihat pemandangan alam, gunung, hutan, laut, danau, ombak yang bekejaran, sungai dan berbagai keadaan alam lainnya.

Semua orang mencari kebahagiaan, dari tingkat yang paling rendah yaitu rakyat jelata sampai seorang raja, presiden, kaisar, sultan dan lain sebagainya. Namun karena kebahagiaan tadi relatif adanya, maka tak bisa disamakan kebahagian itu dari satu orang keorang yang lain. Bagi musisi mungkin yang namanya bahagia bisa menciptkan lagu atau kreasi yang membahana. 

Bagi penulis mungkin akan bahagia jika berhasil mencetak tulisannnya menjadi buku, novel, karya satera yang mengabadi, seperti "Perang dan Damainya" Tolstoy, dan lain sebagainya. Jadi orang sukses adalah orang yang bahagia, sukar dibilang sukses kalau orang itu tak bahagia, walau hartanya melimpah, mobilnya mewah, rumahnya megah!

Yang kelima hurup A adalah amanah. Nah ini yang mungkin paling susah untuk dijalankan bila orang ingin sukses. Karena orang yang amanah akan terikat kontrak saat sumpah dan janji jabatan yang dibawah kitab suci. Orang yang amanah akan selalu ingat sumpah dan janjinya, makanya ketika menjabat di manapun, orang yang amanah tidak berani macem-macem, apa lagi sampai korupsi miiaran bahkan triliunan. Orang yang amanah tidak mudah tergoda dengan 3TA di atas. Orang yang amanah takut pada yang " di Atas", bukan atasannya, tapi kepada Tuhan!

Orang yang berpegang amanah akan tegak lurus dan tak mudah goyang, amanah pangkat, jabatan, kedudukan dan lain sebagainya akan dijaga baik-baik. Dan memang biasanya orang yang amanah hidupnya sederhana, tetap di jalan yang lurus. Tidak mudah tergiur dengan bujuk rayuan 3TA. 

Orang yang amanah kalau duduk di jabatan tertentu biasanya akan selamat, tidak terjerat OTT, Operasi tangkap Tangan, KPK. misalnya. Memang hartanya tidak melimpah, mobilnya tidak mewah, rumah tidak megah, namun orang yang amanah selalu bahagia dengan kesederhanaan.

Dan ini bukan berarti orang yang amanah tak boleh punya harta, tahta dan wanita. Semuanya boleh, namun tetap pada koridor yang ada. Orang yang amanah, bila kaya pun bukan untuk poya-poya, namun berbagi pada yang papa. Hartanya yang melimpah akan dirasakan oleh orang banyak karena disedekahkan, diinfakan, dikeluarkan zakat dan pajaknya. Orang amanah memang langkah, tapi bukan berarti tak ada. Orang amanah biasanya tak mau tampil di depan, selalu ada di balik layar. Namun tak menyebabkan orang yang amanah kehilangan muka.

Yang terahkhir hurup L. lancar. Ciri orang sukses adalah orang yang segala urusanya tak berbelit-belit. Ibarat birokrasi bukan yang nyelimet, tapi sederhana dan tepat sasaran. Semua urusannya dimudahkan, dilancarkan. Bukan seperti birokrasi yang tertutup, yang pongah. Yang kata orang "Bila bisa dibuat sulit, mengapa harus dibuat mudah!" Birokat seperti ini seperti orang yang terseok-seok, ibarat kereta, yang lainya sudah meluncur dengan kecepatan 350 km perjam, nah birokrat yang ini masih dengan kereta lokomotif hitam dengan asapnya yang hitam pekat.

Kelancaran di manapun diperlukan, semakin lancar urusan dalam pelayanan masyarakat misalnya, maka semakin baik sebuah biriokrasi. Yang tadinya mengurus suatu dokumen berminggu-minggu bahkan bisa berbulan atau bertahun, sekarang bisa dilakukan hanya hitungan jam, seperti urusan KTP elektronik, walaupun ada beberapa pejabat tingkat atas tersangkut KPK gegara e-KTP, namun Alhamdulillah e-KTP sekarang berjalan lebih lancar.

Bagitulah nilai gombal yang positif. Jadi jikapun anda dilempari gombal, tetaplah tersenyum, ambil gombal itu cuci dan bersihkan. Atau ketika anda dilempari batu-batu, kumpulkan batu-batu itu, jadikan bahan bangunan untuk istana anda! 

Jadi kenapa takut dibilang gombal? Dan jika pun gombal itu misalnya racun, jadikan racun tersebut  obat yang mujarab! Itulah pentingnya selalu berpikir positif, apapun hinaan orang tidak membuatnya tumbang! Dan jika pun dipuji orang tidak membuatnya terbang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun