Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Senang Ridwan Kamil Mundur dalam Pilkada 2017?

4 Maret 2016   08:36 Diperbarui: 4 Maret 2016   09:13 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga yang senang Kang Emil batal menjadi balon Gubernur DKI, tentu saja pihak-pihak yang diuntungkan oleh Ahok. Mengapa? Dengan batalnya Kang Emil menjadi balon Gubernur, kans kemenangan Ahok semakin besar, kalau tak mau dibilang tak terbendung lagi. Maka “ring satunya” Ahok semakin kuat, dan akan berada di sekiling Ahok. Maka siap-siap para PKL tergusur dan terpinggirkan, tempat-tempat strategis akan diisi oleh orang-orang yang punya modal kuat, yang tidak kuat,  siap-siap tergusur, jauh dari pusat kota.

Pertarungan belum dimulai, tapi tanda-tanda kemenangan Ahok semakin jelas dengan mundurnya Kang Emil. Alasan apapun yang diberikan oleh kang Emil, sudah tak menarik untuk dikemukakan. Pilkada DKI 2017 akan terasa seperti “sayur asem kurang garem”. Apa boleh buat, melawan tangan-tangan tak kelihatan memang susah. Loh bagaimana mau melawannya, kalau tangannya saja tak kelihatan. He he he.

Keempat yang senang Kang Emil mundur adalah balon-balon Gubernur yang lainnya. Loh kok bisa? Ya paling tidak salah satu saingan berat mereka telah tersingkir dengan sendirinya, mereka tak perlu repot-repot bertarung lagi dengan Kang Emil. Melawan Ahok saja sudah repot bukan main, ditambah melawan Kang Emil, kerepotannya menjadi doble.

Dengam mundurnya  Kang Emil balon Gubernur DKI yang lainnya lebih focus, strateginyanya sekarang bagaimana cara yang paling mudah, paling solid, paling telak untuk mengalahkan Ahok. Fokus balon Gubernur hanya tinggal menghadapi satu kekuatan, Ahok. Lebih ringan bukan, ketimbang melawan dua kekuatan yang sama-sama berat. Jangan-jangan mereka bilang dalam hati” alhamdulillah” satu penghalang telah tersingkir dengan sendirinya, tak perlu repot-repot  menyingkirkannya.

Bagaimanapun yang namanya saingan ya tetap saingan, walau teman sekalipun! Ini pilkada bung, bukan warung kopi yang bisa sambil santai dengan kaki selonjor atau kaki naik ke atas kursi panjang lantas kopi dan singkong rebusnya terhidangkan. Pilkada, apalagi di DKI Jakarta, yang miniaturnya Indonesia perlu dana besar, kekuatan besar, waktu yang tak sedikit dan kampanye yang  tak main-main atau sambil lalu, itupun belum tentu menang.

Kelima yang senang Kang Emil mundur jadi balon Gubernur DKI, ya tentu saja para pemilik modal besar. Loh apa hubungannya? Dengan mundurnya Kang Emil, kemenangan Ahok semakin terlihat, dan dengan Ahok tetap menjadi Gubernur DKI proyek-proyek besar akan terus berlangsung. Reklamasi pantai Utara Jakarta akan terus berjalan, misalnya. Kekuasaan Ahok semakin kuat, maka penanam modal modalpun akan masuk, dan ini positif. Makanya senang kalao Ahok menang lagi.

Itulah lima kelompok yang senang Kang Emil mundur menjadi balon Gubernur DKI 2017 . Anda bisa menambahkannya, sesuka anda, toh tak ada yang melarang. Misalnya, dengan mundurnya Kang Emil menjadi balon Gubernur DKI tukang cetak kaos dan spanduk senang, eh yang ini salah, mereka malah sedih, karena pesanan kaos, spanduk dan pernik-pernik lainnya dalam pilkada DKI 2017 menjadi berkurang. Oya lupa, diantara yang senang Kang Emil mundur menjadi balon Gubernur DKI tentu saja warga Bandung, dengan demikian sampai tahun 2018 warga Bandung masih tetap punya Wali Kota gaul, Wali Kota yang punya pantun" berakit-rakit kahulu, berenang-renang kemudian, mantan anda sudah ke penghulu, mengapa anda masih sendirian?", Wali Kota yang terkenal dengan Taman Jomblonya. 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun