Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Baru Anggota DPR RI, Jempol Buat Akbar Faisal

8 Oktober 2015   11:14 Diperbarui: 8 Oktober 2015   11:14 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba apa relevansinya anak-anak pada kunjungan dinas tersebut, itukan dinas, jelas-jelas dinas, izinnya pun izin dinas, bukan jalan-jalan. Walaupun istri dan anak pakai dana sendiri, bukan dana negara, tapi sekali lagi, apa relevansinya pada kunjungan tersebut anak-anak di bawa, anak-anak mau study banding apa? Itukan menjadi terlihat sekali, nyata sekali” aji mumpungnya”.

Sekali lagi, bukan dilarang atau diusili ketika study banding, tapi kesannya jangan dibuat seperti jalan-jalan, dan kasus yang paling anyar, ketika ketua DPR RI dan rombongannya bulan lalu pergi ke AS, wah jadi polemik panjangkan? Tapi akhirnya tak tahu sudah sampai di mana sekarang? Tapi biasalah, kata orang paling-paling selesai pada acara makan siang. Ya sudah, mau apa lagi, rakyat toh tak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya paling bisa teriak-teriak, kadang bahkan teriakan tersebut tak tersambut, hanya seperti berteriak di padang pasir yang sangat luas, dan tak ada satupun orang yang mendengarnya. Kasihan deh lu!

Nah itu berbeda dengan anggota DPR yang satu ini, karena pegang prinsif sampai harus pindah partai! Apa boleh buat, memang bersuara kebenaran, walaupun di dalam lingkungan sendiri, seringkali dianggap melawan arus. Nah orang-orang di DPR RI yang punya integritas tinggi, terkadang tergerus oleh arus yang kebanyakana merusak, bila tak kuat pertahanannya bisa “jebol” alias cari aman, duduk manis dan fasilitas menjadi anggota DPR terus mengalir, selamat sudah untuk dirinya sendiri, tapi manfaat buar rakyat banyaknya apa? Bukankah anggota DPR itu harus menyuarakan suara rakyat?

Kalau hanya cari aman dan makan fasilitas saja, waduh rakyat salah pilih dong? Bukan dilarang mendapatkan fasilitas tersebut, memang haknya anggota DPR, tapi ya itu tadi, hak-hak rakyat harus dibela, dilindungi, bukan justru berkolusi  antara pemerintah, bupati, kades dengan mafia dan lain sebagainya, untuk menghabisi rakyat, seperti yang terjadi di Lumajang itu atau banyak kasus lainnya.

Rakyatnya bukan dibela, tapi dihabisi, benar-benar dihabisi, karena disiksa sampai mati, astagfirullah. Kok sampai beitu ya kejadiannya? Benar-benar mafia harus dilawan, dienyahkan dan dibimuhanguskan, dan yang bisa melawan itu ya kekuasaan, rakyat tak bisa berbuat banyak, bahkan takut, benar-benar dibuat takut!

Bayangkan penyiksaan terjadi di hadapan orang banyak, mungkin maksudnya agar, para penetang mafia tersebut, takut dan jera, tak berani melawan, karena sudah ada contohnya, yang melawan, disiksa sampai mati! Astagfirullah. Harus benar-benar diusut siapa “otak” sebenarnya dari kasus tersebut, dan inipun jangan hanya sesaat saja, agar yang menjadi “otak” kasus tersebut mendapat hukuman yang setimpal.

Nah disinilah dibutuhkan DPR RI, anggota komisi tiga yang diwakili Akbar Faisal, terlihat menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat, yang benar-benar menyuarakan suara rakyat. Akbar terlihat tegas, berani dan tanpa tedeng aling-aling, menyebut nama-nama orang yang terlibat dalam kasus tersebut, dan harus diusut, luar biasa! Semoga saja banyak lagi muncul " Faisal-faisal" yang lainnya di DPR RI. Jempol buat Akbar Faisal, ini baru anggota DPR RI, Bravo!

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun