Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Baru Anggota DPR RI, Jempol Buat Akbar Faisal

8 Oktober 2015   11:14 Diperbarui: 8 Oktober 2015   11:14 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ini dia anggota DPR RI, Akbar Faisal, yang berani dan tegas menyuarakan suara rakyat. Sumber: linimedia.com

Ini yang saya sering bilang, di dalam komunitas yang dinilai buruk oleh masyarakat, masih banyak “tersisa” atau masih ada yang baiknya. Dan kalau digunakan “kacamata” yang positif, yang muncul memang kebaikan-demi kebaikan. Tapi kalau “kacamatanya” sudah menggunakan yang negatif, maka yang muncul adalah keburukan demi keburukan.

Nah kalau saya melihatnya dari sisi kebaikannya saja, yang positifnya saja, apa lagi kita tahu di dalam sebuah berita, biasanya yang laku justru yang berita buruk, musibah, aib orang dan lain sebagainya. Memang mengherankan juga, aib orang kok di bongkar-bongkar, bukan ditutupi. Lain soalnya kalau untuk penyelidikan atau penyidikan, itu memang tugasnya yang berwajib, agar sebuah kejahatan tidak didiamkan begitu saja atau diistilahkan dengan pembiaran.

Nah istilah pembiaran itulah yang menarik pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tanggal 6 Oktober 2015 yang lalu. Saya tak akan mengulang hasil diskusi panjang tersebut, hampir kurang lebih tiga jam. Dan ILC memang salah satu yang membuat saya nonton TV, acara pavorit saya hanya tiga di TV Indonesia: ILC, Mata Najwa dan Kick Andy. Iya saya nonton TV rutin untuk tiga acara tersebut, itupun lewat Yuotube, kalau acara livenya “kemakan” iklan dan sering putus-putus.

Jadi dalam acara ILC itu, yang menarik perhatian saya adalah anggota DPR RI dari komisi tiga, Akbar Faisal. Wau keren, ini baru anggota DPR, berani, tegas, lantang dan tidak bertele-tele. Semoga saja tidak tersangkut-sangkut KPK, seperti ada anggota DPR yang lainnya, yang sering masuk di acara ILC, sekarang masuk di tahanan KPK, seperti SBG dari Partai Demokrat. Ya ampun, sebelum kena KPK, lantangnya bukan main, dan kalau melihat secara langsung beberapa tahun lalu, asik punya.

Karena SBG pernah ke Moskow dan memaparkan study bandingnya ke Moskow, benar-benar meyakinkan pada saat itu. Tapi sudahlah… itu masa lalu, yang sudah berlalu, mungkin saat itu masih “bersih”, kemudian tergoda juga dengan dana besar, benar atau tidak kita serahkan ke pengadilan, dan di sini ini, bukan tempat mengadili orang lain atau mencemarkan nama baik orang lain, dan bukan tempat fitnah, karena kalau menceritakan keburukan orang lain tanpa bukti, dan ternyata salah itu fitnah, bukan lagi gibah, tapi fitnah!

Nah menghindari fitnah tersebut, mari kita kembali ke Akbar Faisal, sebagai anggota DPR RI dari komisi tiga ini, benar-benar menjalankan fungsinya, terlepas dari gaya bahasanya yang meledak-ledak, namun kadang menahan diri, dan berhasil, Akbar Faisal asik bicara dengan fakta dan data, jadi bukan asbun, asal bunyi, hal tersebut terlihat pada pengcaranya Kades, yang berdasi, kelihatan sekali asbunnya, padahal pengacara, maknya langsung di skak oleh Karni Ilyas.

Dan ini, asbun, memang tak boleh terjadi bagi seorang anggota DPR RI, karena mereka yang di duduk di sana adalah mengemban amanah rakyat, yang jumlahnya bukan ribuan orang, tapi ratusan juta rakyat, yang memang harus dibela hak-haknya, apa lagi dalam diskusi malam itu, memang sedang membahas kematian Salim Kancil, seorang petani biasa, yang mencoba mempertahankan haknya, tapi nyawa taruhannya, karena yang dihadapi ternyata mafia!

Kembali ke Akbar Faisal, wau.. seandainya semua anggota DPR RI ini bertindak tegas, berani dan benar, dalam arti keberaniannya, ketegasannya dan kebenarannya untuk membela rakyat, maka berapapun periodenya duduk menjadi Anggota DPR RI, bukan masalah. Karena memang yang begini ini yang dapat menyuarakan suara rakyat.

Yang kalau pakai istilah Bung Karno” penyambung lidah rakyat” . Jadi anggota DPR bukan hanya jalan-jalan atau istilah kerenya “ Study Banding”. Sebenarnya Study Bandingpun bukan masalah bagi rakyat, kalau hasil Study banding tersebut memang benar-benar berguna untuk rakyat, untuk lebih mensejahterakan rakyat, bukan jalan-jalan!

Okelah jalan-jalan, tapi seharusnya porsinya lebih kecil dibandingkan dengan misi sebenarnya dari study banding tersebut. Celakanya kebanyakan, malah jalan-jalannya yang ramai, sampai-sampai membawa istri dan anak, loh study banding apa begitu, kalau anakpun sampai ikut serta, kan benar-benar seperti piknik keluarga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun