Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Ahok Terjebak?

7 Maret 2015   11:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:02 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi cara dalam menyampaikan kebenaran itu penting! Ahok bukan tidak tahu, tapi karena memang "bawaan dari sononya" sudah begitu, ya apa boleh buat. Emosional... itu gaya Ahok. Meletup...letup, seperti ada sesuatu yang di dalam dirinya mau meledak! Mungkin saja Ahok "dendam" dengan masa lalunya yang pahit di jaman Orba, sampai-sampai mau pindah ke Kanada! Itu dikatakannya pada saat dialog adalam acara Mata Najwa beberapa waktu lalu.

Ahok memang jadi fenomena sendiri. Gaya yang khas dari Ahok memang tak ada duanya! Namun gaya yang khas inipun tak bisa disamakan dengan gaya Bang Ali, Gubernur lengendaris Jakarta! Bang Ali tegas, tapi tidak arogan! Bang Ali tegas, tapi tidak urakan! Bang Ali tegas, tapi tak bergaya preman! Ahok memang harus banyak belajar menjadi seorang pemimpin yang bijaksana, bukan hanya bijak di sini alias meresa benar sendiri. Kalau Ahok bisa mengurangi gayanya yang arogan, urakan, wah keren!

Tapi selama ini Ahok dikenal sebagai pejabat yang sukanya marah-marah, sebentar-sebentar marah dan marah tidak sebentar, sudah gitu marahnya di depan umum, lupa bahwa Ahok itu seorang Gubernur, seorang pemimpin yang ditonton jutaan rakyat DKI Jakarta, bahkan rakyat Indonesia!

Loh kok saya ikut-ikutan nulis tentang Ahok. Sebagai "Anak Betawi", saya ikut memiliki Ahok, saya ikut senang ada pemimpin DKI seberani Ahok, saya ikut memiliki Jakarta yang menjadi tanah kelahiran saya, jadi tentu saja mengharapkan Jakarta yang lebih baik, bebas dari banjir, kemacetan, dan segala macam kesemrautan yang terjadi di Jakarta. Termasuk pelayanan masyarakat yang baik, cepat, efesien dan tak ada korupsi di pemeritahan terkecil di kelurahan-kelurahan, misalnya.

Dan aparat terkecil dikelurahan sudah terasa perubahannya, pelayanannya sudah lebih baik, cepat dan terbuk, hal itu saya rasakan ketika mengurus KTP saat cuti dan itu dampak positif di masa pemerintahan Jokowi yang diteruskan Ahok sekarang ini. Jadi sebagai "Anak Betawi" hanya punya saran, agar Ahok mengurangi marah-marahnya, arogannya dan jangan banyak cari musuh! Jadi selama Ahok tetap jujur dan adil, tentu kita akan mendukungnya, namun jangan lupa Ahok juga manusia, tetap harus dikawal atau dikritisi, agar ambisinya tidak basi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun