Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Siapa Sangka Obama Bisa Jaipongan?

28 Februari 2014   15:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:23 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_297762" align="aligncenter" width="259" caption="Ki Enthus  sang dalang yang super kreatif telah membuat wayang menjadi akrab di semua kalangan masyarakat, di tangan Ki Enthus pula Obama bisa Jaipongan. Foto: itoday.co.id"][/caption]

Mungkin sudah banyak melihat Obama, sang presiden AS, yang tak setuju UU tentang gay di Uganda, katanya melanggar hak asasi manusia. Aneh juga Obama ini, dengan alasan HAM malah membela kaum gay, yang jelas merusak tatanan norma moral, khususnya norma Agama, yang jelas-jelas melarang atau mengharamkan gay, kaumnya nabi Luth AS, yang kemudian diazab Tuhan!

Kita biarkan kaum gay tersebut, mari kita lihat "Obama" yang ternyata senang menari jaipong! Iya, "Obama" lincah sekali nari Jaipongan. Siapa yang nyangka Obama yang doyan bakso dan nasi goreng ini, juga nari Jaipongan. Coba aja lihat geraknya yang patah-patah, ala penari Jaipongan yang lihai mengikuti irama gendang atau musik. Gerakan yang luwes sambil terus senyum dan tangannya meliuk-liuk. Dan terus saja Obama bergerak dan yang menggerakan adalah dalang nyentrik, bukan Sujewo Tejo, tapi Ki Enthus, sang dalang santri, yang sekarang menjadi Bupati Tegal.

Si dalang kreatif ini telah membuat "Obama" begitu lincah mengikuti irama gendang, dengan lagunya yang tak lazim dalam pewayangan, " balonku ada lima" . Nah Obama menari di "bawah kendali" Ki Enthus. Ini memang dalang yang nyentrik dan sangat kreatif. Bedanya dengan Sujewo Tejo, Ki Enthus adalah dalang santri yang membawa wayang ke lebih modern, tidak terpaku pada tokoh wayang purwo, dengan kisah yang sudah melegenda seperti perang Bharata Yudha dengan  lima tokoh sentral, Pandawa Lima.

Nah di tangan Ki Enthus golek bukan hanya cerita yang kuno, tapi langsung pada yang acktual, kisah hidup sehari-hari, dari kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya bisa lihat di Youtube di sini. Dengan demikian wayang dapat hidup dalam jiwa masyarakat dan dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat. Patut diacungi jempol buat Ki Enthus, karena dengan demikian hasil budaya tradisonil bangsa Indonesia tetap lestari di tengah-tengah gempuran budaya Barat.

Wayang yang dikenal dengan totonan orang-orang "jadul: kini menjadi tontonan yang asik dan dapat diakrabi oleh muda mudi jaman sekarang. Dalang-dalang kreatif ini telah membawa seni tradisionil Indonesia menjadi tidak ketinggalan jaman, akan terus eksis! Dengan demikian seni tradisionil ini akan tetap langgeng, apa lagi setelah diakui secara internasional oleh UNESCO sebagai karya anak bangsa Indonesia yang perlu dipelihara atau dilestarikan, dan menjadi warisan budaya dunia. Makanya wayang pun dipelajari oleh orang-orang Eropa dan AS.

[caption id="attachment_297767" align="aligncenter" width="275" caption="Obama dan SBY dalam bentuk wayang. Dalang kreatif yang tak terpaku pada tokoh wayang purwa. Foto:www.rmol.com"]

13935507292030659125
13935507292030659125
[/caption]

Jadi jangan heran kalau ada dalang dari AS dan wayang pula telah merambah ke Rusia. Tahun lalu ada pameran wayang di Musium Ketimuran di Moskow. Dan jangan heran kalau wayang pun menarik orang Rusia dan tokoh-tokoh dalam wayang tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia, sehingga karakter tiap tokoh tersebut diketahui oleh orang Rusia. Mungkin ini di luar dugaan kita, orang Indonesia, ketika Cepot pun sampai di Rusia, mari lihat apa yang ditulis www.suarapembaharuan.com:

Sosok Si Cepot dalam dunia pewayangan tidak hanya digemari di Indonesia. Penampilan tokoh lucu, humoris dan menggemaskan ini ternyata mampu menghipnotis penonton bule.

“Selamat malam. Apa kabar Bapak-bapak dan Ibu-ibu, anak-anak yang tampan dan cantik? Saya, Cepot dari Indonesia”, kata Si Cepot dalam bahasa Rusia saat menyapa lebih dari lima ratus penonton yang memadati State Theatre of the Young Spectators (10/07) di Republik Sakha (Yakutia), Federasi Rusia.

Serta merta tepuk tangan menggema memenuhi tempat pertunjukan dan diiringi gelak tawa melihat kelucuan Si Cepot yang dimainkan dalang kondang Wawan Gunawan. “Khorosho… (Baik)”, jawab para penonton serempak bagai sebuah  paduan suara yang dipimpin Si Cepot.

Decak kagum penonton terlihat ketika Si Cepot dengan gayanya yang khas menyanyikan lagu “Panon Hideung”. Penonton langsung mengikutinya menyanyi dalam bahasa Rusia “Ochi Chyornie.

Aksi humoris Si Cepot mengocok perut penonton dalam lakon “Rahwana Gugur”. Pertunjukan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut dirasakan sangat sebentar. Penonton seakan-akan larut dalam pertunjukan karena terdapat interaksi aktif antara penonton dengan wayang dan dalang.

Begitulah yang dilaporkan suarapembaharuan.com tentang wayang  Cepot yang masuk ke Rusia, mungkin ini tak terlintas dalam banyak orang Indonesia. Budaya pewayangan masuk ke Rusia dan diminati oleh orang Rusia. Jadi siapa bilang wayang itu hanya disukai oleh orang-orang "jadul" atau oleh hanya orang Indonesia saja, ternyata orang-orang Barat pun menyukainya. Semoga saja wayang golek dan wayang kulit yang produk budaya Indonesia terus berjaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun