Sigmund Freud lahir di Freiberg pada 6 Mei 1856, lalu pada 1873 ia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Wina, di bidang perawatan gangguan saraf. Ia belajar tentang histeria dan metode hipnosis dengan Joseph Breuer yang merupakan seorang psikiater di Wina dan Jean Charcoat seorang psikiater Prancis. Yang kemudian, psikoanalisa dirumuskan oleh Freud.Â
Freud mengemukakan psikoanalisa sebagai berikut:
Mengenai tujuan hidup manusia, bagi Freud, manusia hidup untuk mengejar kesempurnaan karena biasanya manusia akan merasa tujuan hidupnya tercapai ketika mereka mendapatkan apa yang mereka anggap sempurna untuk dirinya, dan sama halnya dengan mendapatkan kenikmatan serta menghindari ketidaknyamanan akan dilakukan oleh manusia dengan mencari hal lain agar terhindar dari ketidaknyamanan tersebut.Â
Menurut Freud, Terdapat tiga tingkat kesadaran pada manusia, yaituÂ
- tak sadar (unconscious) yang berupa implus yang dibawa sejak lahir seperti insting hingga pengalaman-pengalaman traumatic yang pernah dirasakan manusia,Â
- prasadar (preconscious)Â berupa memori siap dalam diri manusia, seperti mimpi, lamunan, salah ucap hingga juga letologika atau lupa/tidak menemukan kata yang tepat untuk diucapkan,
- sadar (conscious)Â seperti persepsi, pikiran hingga ingatan pada manusia.Â
Freud menjelaskan, Â Kepribadian manusia tersusun dari tiga struktur kepribadian, meliputiÂ
- Id (Das Es) yang merupakan aspek biologis, Id bekerja didasarkan dari prinsip kenikmatan dan menghilangkan ketidaknikmatan dengan cara yang refleks seperti berkedip, bersin dan berdasarkan pula pada proses primer, seperti ketika manusia lapar, ia akan membayangkan makanan.
- Ego (Das Ich) berupa aspek psikologi, yang bekerja berdasarkan prinsip realitas yaitu menghindari ketidaknikmatan dengan menyesuaikan dengan kondisi riil, baik kenyataan benda ataupun sosialnya.
- Super ego (Das ber Ich), sebagai aspek sosial yang bekerja dengan prinsip ideal, seperti memikirkan pantas/tidak pantas, susila/asusila, benar/salahnya suatu tindakan yang akan dilakukan, karena manusia bertindak dengan cara yang sesuai dengan modal/norma yang berlaku di masyarakat.Â
Kemudian Freud menelaah, bahwa terdapat dua macam insting dalam diri manusia, yaitu
- Insting hidup (eros) ialah dorongan yang menjamin survival juga reproduksi, seperti dorongan lapar, haus dan seks. Energi yang digunakan dalam insting hidup disebut libido
- Insting mati (thanatos) ini bersifat destruktif atau merusak. Energi yang digunakan disebut agresi.Â
Dan Freud mengemukakan bahwa dalam mekanisme pertahanan diri berguna melindungi individu dari kecemasan yang berlebihan. Terdapat tiga tipe kecemasan atau dasar mekanisme pertahanan diri, antaral lain:
- kecemasan realistik, pada kecemasan ini biasanya hal yang dipikirkan oleh manusia belum terjadi tetapi sudah merasa takut dan cemas terhadap hal tersebut, sama halnya dengan merasa pesimis. Kecemasan ini bersifat nyata
- Kecemasan neuritik, pada kecemasan ini manusia merasa takut terhadap hukuman yang akan diterima dari orang yang lebih berkuasa
- Kecemasan moral, kecemasan ini berupa rasa takut terhadap nilai norma yang ada di masyarakat dari nilai norma tradisional hingga modern.
Ada sembilan mekanisme pertahanan yang dilakukan individu, menurut kajian Freud, yaitu:Â
(1)Represi, yaitu menekan kecemasan dengan ide, insting, ingatan atau pikiran.Â
(2)Pembentukan reaksi, yaitu usaha menenangkan kecemasan dengan memikirkan dan melakukan hal sebaliknya, contoh ketika kita cemas karena deadline tugas sebentar lagi, kemudian kita berusaha berpikir kalau kita bisa minta tolong penanggungjawab untuk mengundurkan deadline sehingga kita merasa tenang.Â
(3)Proyeksi, yaitu mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi kecemasan realistik.Â
(4)Pemindahan reaksi, yaitu merespon bentuk kecemasan/ketakutan kepada hal lain, contoh ketika seorang suami yang memiliki masalah di kantornya hingga merasa marah tetapi hanya dipendam karena tuntutan pekerjaan, kemudian ia melampiaskan rasa marahnya kepada istri/anaknya saat dirumah sebagai orang ketiga yang padahal tidak tau apa-apa.Â
(5)Rasionalisasi, yaitu tindakan yang sebenarnya dilarang oleh nilai/norma namun dicari pembenarannya sehingga seolah-olah tindakan tersebut benar.Â
(6)Supresi, yaitu menekan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran.Â
(7)Sublimasi, yaitu dorongan yang tidak dibenarkan oleh superego tetapi tetap dilakukan dalam bentuk yang lebih sesuai dengan situasi tuntutan masyarakat, contohnya seseorang tidak boleh meninju orang lain tetapi ketika dalam situasi pertandingan tinju, meninju orang lain pasti menjadi hal yang biasa.Â
(8)Kompensasi, yaitu berusaha menutupi kelemahan dalam satu hal dengan lebih menekankan hal lain, contoh seorang siswa mendapatkan nilai kurang memuaskan di kelas matematika, tetapi dia mendalami dan pintar dalam kelas seni.Â
Dan terakhir, (9)Regresi, yaitu menghindari kegagalan terhadap ego, berupa berusaha memundurkan dirinya kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah, misalnya seseorang menjadi kekanak-kanakan kembali.Â
Perkembangan kepribadian, meliputi fase oral, fase anal, fase falis, fase latent, dan fase genital.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H