(3)Proyeksi, yaitu mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi kecemasan realistik.Â
(4)Pemindahan reaksi, yaitu merespon bentuk kecemasan/ketakutan kepada hal lain, contoh ketika seorang suami yang memiliki masalah di kantornya hingga merasa marah tetapi hanya dipendam karena tuntutan pekerjaan, kemudian ia melampiaskan rasa marahnya kepada istri/anaknya saat dirumah sebagai orang ketiga yang padahal tidak tau apa-apa.Â
(5)Rasionalisasi, yaitu tindakan yang sebenarnya dilarang oleh nilai/norma namun dicari pembenarannya sehingga seolah-olah tindakan tersebut benar.Â
(6)Supresi, yaitu menekan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran.Â
(7)Sublimasi, yaitu dorongan yang tidak dibenarkan oleh superego tetapi tetap dilakukan dalam bentuk yang lebih sesuai dengan situasi tuntutan masyarakat, contohnya seseorang tidak boleh meninju orang lain tetapi ketika dalam situasi pertandingan tinju, meninju orang lain pasti menjadi hal yang biasa.Â
(8)Kompensasi, yaitu berusaha menutupi kelemahan dalam satu hal dengan lebih menekankan hal lain, contoh seorang siswa mendapatkan nilai kurang memuaskan di kelas matematika, tetapi dia mendalami dan pintar dalam kelas seni.Â
Dan terakhir, (9)Regresi, yaitu menghindari kegagalan terhadap ego, berupa berusaha memundurkan dirinya kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah, misalnya seseorang menjadi kekanak-kanakan kembali.Â
Perkembangan kepribadian, meliputi fase oral, fase anal, fase falis, fase latent, dan fase genital.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H