Menurut Bourdieu, jika pada individu memiliki habitus, kapital kemudian mampu menempatkan keduanya pada konteks yang tepat pada suatu arena, maka akan memicu terjadinya perubahan sosial.Â
Dalam kehidupan, suatu arena menjadi suatu ajang konflik antar individu atau antar kelompok yang berusaha mengubah ataupun mempertahankan distribusi bentuk kapital tertentu. Individu-individu yang berpartisipasi dalam konflik atau persaingan ini memiliki visi yang berbeda-beda.Â
Mereka yang berada pada posisi dominan akan berusaha mempertahankan status quo, sedangkan sebagian lainnya yang terdominasi akan berusaha mengubah distribusi kapital dan posisinya, yang kemudian terjadi mobilisasi sosial.Â
Sebuah pertarungan tidak dapat lepas dari strategi. Bagi Bourdieu, strategi artinya sesuatu yang mengarahkan tindakan, yang semata-mata sebagai suatu mekanisme di luar kesadaran seorang individu atau kelompok.Â
Menurut Bourdieu, strategi dibagi menjadi beberapa, meliputi; strategi investasi biologis, strategi suksestif, strategi edukatif, strategi investasi ekonomi dan strategi investasi simbolis.Â
Setelah kita mengetahui mengenai konsep strategi menurut Bourdieu, selanjutnya yaitu konsep selera estetis. Bourdieu berpendapat, bahwa selera ialah suatu produk konstruksi sosial yang dibentuk, terutama melalui pendidikan dan pengasuhan, serta selera juga berfungsi sebagai penanda suatu status sosial.Â
Terdapat dua jenis selera, yaitu legitimate taste (selera yang dikembangkan melalui mata ajaran seni di lembaga pendidikan) dan populer taste (selera yang berkembang secara alamiah karena persentuhannya dengan kehidupan sehari-hari).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H