ABSTRAK
Pendidikan memiliki struktur dan fungsi masing-masing di dalamnya, sehingga pendidikan tidak dapat dipisahkan dari sebuah sistem. Dalam sistem tersebut mempengaruhi struktur sosial dari pendidikan karena sistem mempengaruhi peranan-peranan pada pendidikan. Terdapat pandangan dari teori fungsional struktural terhadap pendidikan dalam struktur sosial.Â
Pada teori fungsional struktural ini menekankan pada keteraturan sosial di dalam lingkungan pendidikan. Pada pendidikan di masyarakat digital saat ini kita dapat mengetahui adanya aturan atau norma di dalamnya yang berpengaruh untuk menjaga stabilitas sosial dan struktur sosial pada pendidikan yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik agar terhindar dari distabilitas sosial. Karena menurut teori fungsional struktural adalah sebuah sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian yang saling mempengaruhi dan saling menyatu dalam keseimbangan.
Kata Kunci: pendidikan, fungsional struktural, struktur sosial
Â
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Di era masyarakat digital seperti sekarang ini, pendidikan menjadi faktor terpenting dalam kehidupan untuk mencapai bangsa yang maju.Â
Maka dari itu, pendidikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mandiri sebagai langkah awal pengembangan manusia yang berkualitas. Pada pendidikan, peran seorang pendidik adalah seorang fasilitator yang mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam mengembangkan diri di dalam pendidikan.
Pendidikan yang merupakan media sosialisasi dalam hal pengetahuan, perubahan perilaku serta nilai-nilai di dalam masyarakat. Seperti menurut Wuradji (1988), bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif memiliki fungsi-fungsi, yaitu : (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi kontrol sosial, (3) fungsi pelestarian budaya masyarakat, (4) fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja, (5) fungsi seleksi dan alokasi, (6) fungsi pendidikan dan perubahan sosial, (7) fungsi reproduksi budaya, (8) fungsi difusi kultural, (9) fungsi peningkatan sosial, serta (10) fungsi modifikasi sosial. Dari fungsi -- fungsi tersebut, adanya pendidikan dan lembaga pendidikan memiliki perannya masing-masing untuk mencapai tujuan sosial.
Masyarakat dipandang sebagai kesatuan yang dapat dibedakan dari peranan tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Sistem sosial memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi keadaan yang berantakan. Turner dalam Wirawan mengatakan bahwa sebuah sistem sosial dapat dibentuk guna memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu sehingga memiliki fungsi dalam membangun unsur-unsur kebudayaan masyarakat (Wirawan, 2006:48).
Melalui pendekatan teori fungsional struktural yang mengkaji tentang perilaku manusia melalui konteks organisasi (masyarakat) dan caranya mempertahankan kondisi keseimbangan dalam organisasi tersebut (Haryanto, 2014). Menurut teori fungsionalis struktural, suatu sistem sosial yang memiliki bagian masing-masing tersebut saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Pendidikan dalam fungsional struktural adalah suatu integrasi antara pendidikan dan masyarakat. Jadi, jika masyarakat itu mengalami perubahan, artinya mereka akan tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan dalam kehidupanya.
Struktur sosial pendidikan tergambar dari dinamika bentuk interaksi dan kualitas hubungan yang tercipta antar individunya. Interaksi tersebut terjadi antar semua komponen masyarakat dalam lingkungan sosial. Melalui struktur tersebut, memungkinkan pihak pendidikan untuk menjalankan fungsinya sendiri sesuai peranannya. Dengan begitu maka berbagai konflik yang memungkinkan untuk terjadi lagi dapat dicegah.
Â
BAGIAN TEMUAN
Hakekat Pendidikan
Bahasa mendefinisikan pendidikan adalah perbuatan mendidik (hal, cara dan sebagainya) dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, dan batin (Poerwadarminto, 1991:250).Â
Selanjutnya Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional seperti yang dikutip oleh Abudin Nata, beliau mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya guna mengedepankan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tumbuh anak antara yang satu dengan lainya saling berhubungan agar dapat merangkul kesempurnaan hidup, yakni kehidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya (Nata, 2012:43). Adapun rumusan pendidikan mempunyai inti: pendidikan adalah pemanusiaan anak dan pendidikan adalah pelaksanaan nilai-nilai (Driyakara, 1980:18).
Segala hal yang berkaitan tentang pendidikan yang diatur oleh suatu lembaga pendidikan yang sudah disusun oleh pemerintah dalam suatu sistem pendidikan nasional. Pada sistem pendidikan tersebut telah diterangkan dalam bab XIV Undang-undang No.20 Pasal 50 tahun 2003. Adapun rumusan pendidikan mempunyai inti: pendidikan adalah pemanusiaan anak dan pendidikan adalah pelaksanaan nilai-nilai (Driyakara, 1980:18).Â
Artinya, pendidikan bertugas untuk mempersatukan budaya-budaya yang beraneka ragam, juga harus dilestarikan nilai-nilai budaya tersebut. Untuk memenuhi fungsi tersebut, suatu lembaga pendidikan akan menetapkan program dan kurikulum pendidikan serta metode pembelajaran yang sesuai agar proses transmisi nilai-nilai tersebut dapat tersampaikan secara lancar.
Teori Fungsional Struktural
 Masyarakat pada perspektif teori fungsional struktural diartikan sebagai bagian kelompok yang bekerja sama dengan terorganisir dan teratur menurut norma dan teori yang berkembang (Purwanto, 2008:12). Fungsionalisme mengartikan masyarakat secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituenya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi (Idi, 2013:24). Perspektif fungsionalisme ini menemukan dirinya sebagai fungsionalisme struktural yang fokus utamanya terhadap persyaratan fungsional atau kebutuhan dari suatu sistem sosial yang harus dipenuhi apabila sistem tersebut survive dan hubunganya dengan struktur. Sesuai dengan pandangan tersebut, suatu sistem sosial selalu cenderung menampilkan tugas-tugas tertentu yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya dan analisis sosiologi yang mencakup usaha untuk menemukan struktur sosial yang dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut atau yang dapat memenuhi kebutuhan sistem sosial tersebut (Maunah, 2016:163).
Talcott Parsons mengasumsikan teori fungsional struktural sebagai sebuah pemikiran biologis yang terdiri dari organ-organ yang memiliki fungsi masing-masing dan saling berketergantungan dan mempengaruhi satu sama lain. Maka, jika salah satu organ atau sebuah sistem sosial tidak menjalankan fungsinya dengan baik, akan mempengaruhi fungsi organ lain. Teori Fungsional dari Parsons (Parsons, 1977:251) menelaah bahwa masyarakat pada dasarnya terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggotanya berdasarkan nilai kemasyarakatan. Teori fungsionalisme struktural dari parsons yang paling terkenal adalah skema AGIL. Skema tersebut memuat empat fungsi penting yang diperlukan untuk semua sistem "tindakan" yaitu (Adaptation; Goal attainment; Integration; Latency). Dalam penerapan skema AGIL dapat dilihat bahwa pada organisme perilaku yang merupakan sistem tindakan yang melaksanakan fungsi adaptasi dengan menyesuaikan diri/mengubah lingkungan eksternal. Sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan menyediakan aktor seperangkat norma dan nilai-nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak (Maunah, 2016:171).
Perspektif Fungsional Struktural terhadap pendidikan
 Teori fungsional struktural ini menekankan pada fungsi peran dari struktur sosial yang didasarkan pada konsensus dalam suatu masyarakat. Struktur itu sendiri berarti suatu sistem yang terlembagakan dan saling berkaitan. Kaitannya dengan pendidikan, Talcott Parsons, mempunyai pandangan terhadap fungsi sekolah, meliputi: sekolah sebagai sarana sosialisasi, sekolah sebagai seleksi dan alokasi, berupa motivasi prestasi dan sekolah memberikan kesamaan kesempatan (Rasyid, 2015:277).  Peran pendidikan dalam teori struktural fungsional antara lain adalah: (1) Pendidikan dalam peranan kelompok. peranan kelompok yang ada diharapkan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan sesorang, hal ini akan membiasakan kebutuhan dan kepentingan serta mendekatkan harapan para anggota dan  (2) Pendidikan dalam peranan masyarakat, salah satunya menunjukkan perbuatan sebagai anggota anggota organisasi dari status kelompok/ perkumpulan maupun kelembagaan.
Muhyi Batu Bara menelaah lembaga pendidikan mempunyai indikator dala mengimplementasikan menejemennya, bahwa Manajemen Pendidikan Mutu Berbasis Sekolah itu menjadi konsep dan juga merefleksikan dan peran serta tanggung jawab pada masing-masing pihak di dalamnya, meliputi: (1) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (2) sekolah memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, (3) sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat, (4) adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainya, termasuk siswa) (5) adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai dengan tuntutan IPTEK, (6) adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan dan atau perbaikan mutu, (7) adanya komunikasi dan dukungan insentif dan orang tua siswa dan masyarakat lainya (Maunah, 2016:117).
Â
SIMPULAN
 Pendidikan sebagai sebuah lembaga penting yang memiliki peran dari sebuah struktur sosial.Terdapat peranan dan fungsi yang saling berkaitan di dalam pendidikan dan diatur oleh nilai norma serta hukum yang berlaku agar terciptanya keseimbangan sosial di dalam lingkungan pendidikan. Bedasarkan teori fungsional struktural, pendidikan berarti proses mewujudkan sumber daya manusia yang secara utuh guna melaksanakan perannya di dalam kehidupan kelompok ataupun individual.Â
DAFTAR PUSTAKA
Cintamulya, I. (2015). Peranan Pendidikan dalam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia di Era Informasi dan Pengetahuan. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2).
Hana, F. T., & Leuape, E. S. (2022). Kajian Etnometodologi Struktur Sosial Mahasiswa dalam Komunikasi Ruang Kelas. Jurnal Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi, 11(2), 266-278.
Juwita, R., Firman, F., Rusdinal, R., Aliman, M., & Malang, U. N. (2020). Meta Analisis: Perkembangan Teori Struktural Fungsional dalam Sosiologi Pendidikan. Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 3(1), 1-8.Â
Maunah, B. (2016). PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL FUNGSIONAL. Cendekia: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 10(2), 159-178. https://doi.org/10.30957/cendekia.v10i2.136
Pairin, P. (2010). STRUKTUR SOSIAL DI SEKOLAH. Shautut Tarbiyah, 16(2), 67-90.
Rasyid, M. R. (2015). Pendidikan Dalam Perspektif Teori Sosiologi. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 2(2), 274-286.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H