Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap umat manusia. Setiap hal perlu mendapatkan pendidikan begitu pun dengan qalbu. Qalbu atau hati tentunya sangat berkaitan dengan perasaan. Qalbu atau hati memiliki sifat yang mudah terbolak balik sesuai keinginannya atau bisa dibilang tidak konsisten.
Maka dari itu, mendidik qalbu ke arah kebaikan sangatlah diperlukan karena berpengaruh kepada naik turunnya keimanan seseorang. Jika qalbunya sudah keruh dipenuhi dengan Ujub, dengki, suudzon, dan lain sebagainya. Maka cara berpikir manusia tersebut akan mengarahkan kepada hal-hal buruk.
Namun sebaliknya jika qalbu seseorang dipenuhi dengan sifat-sifat terpuji seperti selalu sabar, ikhlas, berhusnudzan dan lain sebagainya maka sudah pasti implementasi yang akan ditimbulkan dari perilaku orang tersebut berada pada hal-hal yang positif.
Tak dapat dipungkiri bahwa qalbu juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi tingkat kualitas keimanan seseorang. Karena disanalah manusia menempatkan rasa percaya dan yakinnya. Qalbu juga mengalami fase sama seperti yang tubuh/jasmani manusia rasakan. Ia bisa sehat, sakit, bahkan mati. Maka qalbu dikelompokkan kedalam tiga kategori :
1. Qalbun Salim (Hati yang Bersih/Sehat)
Yakni yang dipenuhi dengan hal-hal positif dan terhindar dari berbagai gejala penyakit hati. Tentunya pemilik qalbun salim ini juga memiliki keimanan dan ketaqwaan yang sangat kuat kepada Allah SWT. (QS. Asy-Syuara ayat 89) :
إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩
“kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”
2. Qalbun Maridh (Hati yang sakit)
Yakni keadaan hati yang dipenuhi perasaan labil, bingung antara memilih kebaikan atau kemaksiatan yang akhirnya lebih cenderung kepada hal-hal negatif sehingga dapat memicu adanya perbuatan buruk dari pemilik hati tersebut. Seperti Riya’, Hubudunya, Hasad, Dengki dan lain sebagainya. Dari penyakit hati tersebut dapat menimbulkan perilaku menebar fitnah, ghibah, Namimah, bahkan pembunuhan.
3. Qalbun Mayyit (Hati yang mati)