Dunia mengenal Tiongkok sebagai negara yang fokus pada pembangunan ekonomi, namun nyatanya Tiongkok juga menaruh perhatian pada militernya. Keberhasilan militer Tiongkok telah mencapai luar angkasa. Anti satelit merupakan senjata untuk mengganggu atau menghancurkan satelit. Pengembangan ASAT besar-besaran yang dilakukan Tiongkok mulai melemahkan dominasi AS di bidang luar angkasa. Persaingan antara Tiongkok dan Amerika Serikat sudah berlangsung lama di berbagai bidang. Uji coba antisatelit ini membuat negara lain merasa terancam dan menimbulkan ketegangan antar negara di luar angkasa, yang dapat berujung pada proliferasi senjata di masing-masing negara. Kemudian apa yang melatarbelakangi Tiongkok mengembangkan teknologi anti satelit?
Tiongkok melihat bahwa ruang angkasa setara dengan wilayah laut udara dan darat, yang harus diperjuangkan agar Tiongkok tetap berada dalam konstelasi politik internasional. Beberapa perkembangan yang telah dicapai Tiongkok seperti penerbangan manusia ke luar angkasa, dibentuknya anti satelit, peluncuran satelit dan lain-lain. pada tanggal 11 januari 2007 Tiongkok berhasilkan meeluncurkan anti satelit pertama setalah gagal beberapa kali. Kekuatan Amerika Serikat yang semakin besar di ruang angkasa membuat Tiongkok merasa terhimpit yang kemudian menyebabkan Tiongkok melakukan peluncuran ASAT. Kekuatan Amerika Serikat tersebut telah sampai pada pengembangan sektor militer, komersial hingga penelitian.
Sistem internasional berdasarkan Neo-Realisme bersifat anarki dimana negara di tuntut untuk menjadi entitas tertinggi guna menyediakan keamanan bagi negara mereka sendiri dan cenderung security seeker serta sumber ancaman yang berasal daru negara lain., Tiongkok dan Amerika Serikat termasuk di dalamnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tindakan Tiongkok yang memperjuangkan keamanan negaranya dengan melakukan peluncuran ASAT. Peluncuran ASAT yang dilakukan oleh Tiongkok juga merupakan wujud dari space control dimana tindakan tersebut meningkatkan kekuatan. Jika dilihat dari teori Neo-Realisme diffensive Tiongkok berfokus meningkatkan pengembangan ASAT bertujuan untuk meningkatkan keamanan negaranya yang disebabkan oleh dominasi Amerika Serikat di ruang angkasa dan pada kasus ini Tiongkok tidak meluncurkan serangan terlebih dahulu.
ANALISIS PERANG DUNIA I MENURUT PERSPEKTIF REALISME KLASIK
Perang Dunia I merupakan sebuah konflik yang melibatkan banyak aktor terutama negara, yang kemudian berdampak pada dunia dan menghasilkan aktor baru berupa Liga Bangsa Bangsa atau LBB yang memiliki fokus utama yaitu perdamaian dunia. Dampak lain dari Perang Dunia I adalah munculnya aliansi maupun gerakan Non-Blok yang melibatkan beberapa negara yang sebenarnya tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut.
Perang Dunia I terjadi pada 28 Juli 1914 hingga dengan 11 November 1918 berpusat di Eropa. Perang ini melibatkan Blok-Blok negara yang memiliki kekuatan besar di dunia pada masa itu. Perang Dunia I tidak hanya berfokus pada perang daratan saja melainkan melibatkan wilayah laut yang berada di daerah Eropa.
Dalam Perang Dunia I terjadi negosiasi, gencatan senjata dan negosiasi perdamaian. Jerman pertama kali melakukan negosiasi damai kepada Amerika Serikat yang merupakan anggota dari aliansi sekutu pada masa itu. Hal tersebut dianggap sebagai salah satu upaya jerman untuk memecah aliansi sekutu. Peperangan terus berlanjut negosiasi damai yang dilakukan jerman mengalami kegagalan dan tawaran perdamaian terpisah oleh Austria, Blok Sentral pun runtuh.Â
Akibat dari runtuhnya Blok Sentral terjadi gencatan senjata dan pasukan Usmani yang yang memilih untuk menyerah di Mudros dan kemudian diikuti dengan gencatan senjata di Jerman dan Austria. Perang Dunia I diakhiri dengan penandatanganganan perjanjian Versailles setelah tujuh bulan lama nya gencatan senjata oleh Jerman pada 28 Juni 1919. LBB sebagai organisasi internasional yang memiliki tujuan untuk berdamai pun gagal dalam melaksanakan tugasnya dengan meletusnya Perang Dunia Kedua.
Dari penjelasan diatas dapat kita tinjau dan analisa menggunakan perspektif Realisme Klasik. Asumsi pertama, mengatakan bahwa Negara adalah Aktor utama dan menjadi yang paling penting. Hal tersebut dapat kita lihat pada keterlibatan beberapa negara yang terletak di Eropa. Pemikiran dan Asumsi dasar Realisme yang memandang sifat dasar manusia secara pesimistik, dan hubungan internasional bersifat konfliktual yang kemudian berpotensi menimbulkan konflik. Asumsi kedua, negara dianggap sebagai Unitary Aktor yang memiliki arti bahwa suatu negara dapat membuat kebijakan dalam atau luar negaranya. Contohnya seperti penandatanganan genjatan senjata dan negosiasi damai yang dilakukan oleh Jerman. Asumsi ketiga, Negara merupakan aktor yang rasional karena apapun yang dilakukan maupun keputusan negara telah mewakili warga negara dalam mengambil posisi nya di suatu konflik.Â
Namun hal ini tidak dapat dibuktikan karena penyebab utama kekalahan jerman ialah melemahnya kekuatan mililer disebabkan oleh rakyatnya yang tidak menjunjung nasionalisme dan kemudian menyebabkan rakyat tidak ikut serta untuk berperang dalam konflik ini. Asumsi keempat, keamanan nasional merupakan suatu hal yang penting bagi setiap negara. Hal tersebut dapat kita lihat mengenai awal mula Perang Dunia I bisa terjadi. Dibunuhnya Franz Ferdinand dan pengimplementasian ideologi Imperialisme dengan memperluas kekuasaan dan menduduki wilayah negara lain. Perspektif Realisme tidak memiliki asumsi jika actor dalam hubungan internasional dapat melakukan Kerjasama ataupun koordinasi disebabkan karena asumsi pertama realisme dan konsep power di dalam hubungan internasional menjadi sesuatu yang sangat penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H