Waktu berjalan, dan ternyata dampak buruknya masih ada. Kalau dipanggil enggak langsung nyahut karena sedang asyik "nembak-nembak". Selain itu, anakku yang usianya hampir setahun dan masih perlu diawasi kalau sedang aktif merangkak atau belajar berdiri juga jadi sering terabaikan karena dia kerja sambil main game. Jadi aku terapkan aturan ke-2, dia hanya boleh main saat anak tidur.
Sudah 2 aturan berlaku, namun ada dampak buruk lain yang masih saja mengganggu. Dia tidak peduli dengan sekitar dan rasa sungkannya hilang. Sering sekali aku menemukan dia tetap dengan smartphonennya saat aku dan anak-anak bermain di ruang keluarga. Dia ada di tempat yang sama dengan kami, tapi tetap saja dia asyik menonton Youtube tutorial PUBG (iya dia tidak lagi main game saat anak-anak terjaga karena aku sudah menerapkan aturan ke-2). Namun tetap saja, menonton di HPnya seolah tidak ada siapa-siapa di sana, tidak ada anak-anak yang seharusnya diajak bermain bersama.
Selain itu, saat anak-anak tidur dan dia bebas bermain. Tetap saja dengan santai dia meneriakkan umpatan-umpatan kecil saat asyik bermain. Aku tidak suka ada yang berisik ketika anak-anak tidur, karena mereka sangat sensitif dengan suara.
Akhirnya aku menerapkan aturan terakhir, aku blokir PUBG dari HPnya dan aku katakan padanya: aku sudah blokir PUBG dari HPmu, dan kamu enggak boleh lagi main game itu selama kamu kerja di sini. Titik.
Diterbitkan ulang dari blog parenting pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H