Post-Modernisme: Membongkar Narasi Dominan
Gerakan post-modernisme memberikan kritik yang lebih dalam terhadap media massa dan struktur kapitalisme yang menopangnya. Pemikir post-modern seperti Michel Foucault dan Jean-Franois Lyotard menantang narasi besar (grand narratives) yang didukung oleh media massa. Dalam pandangan mereka, media adalah alat yang digunakan oleh kekuatan dominan untuk menyebarkan narasi yang melanggengkan kekuasaan mereka. Foucault, misalnya, berbicara tentang hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan, di mana media menjadi aktor kunci dalam memproduksi pengetahuan yang menguntungkan kekuatan politik dan ekonomi tertentu.
Dalam hal ini, post-modernisme melihat media sosial sebagai ruang yang lebih cair dan terbuka untuk narasi alternatif. Namun, media sosial juga tidak sepenuhnya bebas dari pengaruh kapitalisme. Dominasi perusahaan teknologi besar dalam mengontrol arus informasi dan data pengguna menunjukkan bahwa meskipun platform ini menawarkan kebebasan berpendapat, mereka tetap beroperasi dalam kerangka kapitalisme global.
Menyeimbangkan Peran Media
Tidak bisa dipungkiri, media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Di satu sisi, ia menawarkan peluang besar untuk meningkatkan kesadaran, menyebarkan informasi, dan membuka ruang bagi diskusi publik. Namun, di sisi lain, dominasi kekuatan kapitalis dalam struktur media massa global menimbulkan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menyeimbangkan kekuatan ini, termasuk dengan memperkuat peran media independen dan komunitas, serta mendorong literasi media yang lebih baik di kalangan masyarakat.
Dalam era post-modern ini, peran masyarakat sangat sangat diperlukan. Dengan memahami bagaimana media bekerja dan siapa yang mengendalikan arus informasi, masyarakat dapat menjadi konsumen media yang lebih cerdas dan kritis. Pada akhirnya, media yang ideal adalah media yang tidak hanya mengabdi pada kepentingan ekonomi segelintir orang, tetapi juga mampu menjadi ruang demokratis bagi semua lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H