Mohon tunggu...
viori wahidpa
viori wahidpa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Unemployed student

Loves nature, photograph, fashion, foods and drinks. Dreaming to have that slow living kind of life

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sisi Lain dari Media Sosial dalam Film "The Social Dilemma"

14 Juli 2021   13:40 Diperbarui: 14 Juli 2021   13:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tidak sedikit pihak pihak yang tidak bertanggung jawab menyalah gunakan proses pengisian data diri tersebut. Bisa kita lihat dengan adanya kasus kebocoran data pribadi seseorang dalam sebuah platform bahkan sampai ada yang memperjual belikan data diri seseorang demi kepentingan pribadi oknum tersebut. Tidak hanya data pribadi seseorang, Kesehatan mental dan juga perilaku pengguna juga bisa diketahui ketika seorang pengguna mengakses platform tersebut. Tidak sampai disitu saja, sisi gelap lainnya dari teknologi adalah internet dapat dengan mudahnya memprediksi apa yang akan kita lakukan selanjutnya, apa yang sedang kita rasakan saat ini, bahkan mengubah perilaku seseorang bisa dilakukan oleh satu teknologi yang diberi nama dengan internet ini.

Film ini menceritakan bahwa aktivitas kita di sosial media, mulai dari melihat sebuah konten, berapa lama kita melihat konten tersebut, konten apa dan seperti apa yang kita sukai, komentar yang kita tulis dan bagikan dan banyak lainnya. Hal yang kita lakukan tersebut tak lain dan tak bukan telah diawasi , direkam, dan juga diukur oleh system yang telah dirancang dengan sedemikian rupa.

Para pengguna berpotensi memiliki kecanduan terhadap internet, setelah nya internet akan memanipulasi para pengguna bahkan sampai dengan menggunakan psikologi para pengguna untuk melawan diri mereka sendiri. Dilansir dari beberapa sumber, ada sebuah pemikiran yang mengatakan bahwa membatasi penggunaan sosial media dapat membantu meningkatkan mood seseorang dan menjadikannya seseorang yang lebih positif.

Pada dasarnya internet sebelumnya tidak dibuat atau diciptakan untuk tujuan psikologi seorang anak. Internet dikatakan bisa memicu depresi pada diri seorang anak, menimbulkan perasaan cemas yang berlebihan karena memaksakan diri sendiri berdasarkan persepsi atau sudut pandang orang lain. Bahkan hal hal yang sepertinya remeh ini, bisa mengakibatkan seorang anak memiliki niat untuk mengakhiri hidup nya sendiri. Sebuah studi hasil dari penelitian  Jurnal Epidemiologi Amerika pada tahun 2017 silam menemukan bahwa 5000 orang yang menggunakan sosial media berkorelasi tinggi dengan penurunan Kesehatan mental dan fisik dan juga kepuasan dalam hidup.

Internet merupakan sumber dari berbagai informasi diseluruh dunia, seluruh informasi yang ad akita bisa mengaksesnya menggunakan internet. Bakan di internet berita palsu 6x lebih vepat penyebaran nya dan tidak sedikit dari beberapa pengguna yang membaca berita palsu tersebut percaya terhadap apa yang dibacanya. Perusahaan perusahaan yang bekerja di platform ini bahkan tidak bisa melakukan pembersihan maupun pemfilteran terhadap berita berita palsu yang berseliweran di internet tersebut dikarenakan berita tersebut telah menjadi sumber uang untuk perusahaan dan juga para pengguna yang menyebarkan berita berita yang bersifat manipulatif dan menimbulkan dampak buruk di kehidupan nyata. Dilansir dari New York Times, Disinformasi politik tentang kampanye di media sosial meningkat dua kali lipat dibandingkan 2 tahun kebelakang di beberapa negara. Dengan terjadinya fenomena penyebaran berita Hoax dan bersifat manipulatif ini timbul lah keresahan pada masyarakat dan pada akhirnya masyarakat sulit percaya terhadap siapapun, tidak mau saling mendengarkan opini atau pendapat dari orang lain, dan yang lebih parahnya lagi para pengguna saling mengumbar kebencian satu sama lain. Hal ini dikarenakan ulah dari si pengguna "jahat" yang menjadikan internet sebagai target kejahatan dan senjata nya. Algoritme algoritme di sosial media seringkali mempromosikan konten konten yang bisa memicu kemarahan, kebencian, dan memperkuat bias bias kejahatan lainnya.

Dari hal ini bisa kita katakan bahwa tidak semua kemajuan dan kecanggihan yang ada mempermudah dan membantu dalam kehidupan kita. Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa "Internet mengatur kita lebih dari kita mengatur internet itu sendiri".     Film The Social Dilemma ini sangat relevan dengan keadaan yang ada dan kita rasakan saat ini. Mengajarkan kita bahwa dengan ada kemajuan bukan berarti segala sesuatu hal akan berjalan dengan baik dan lancar. Dan juga mengingatkan kita agarvtidak menggantungkan diri kita sendiri pada sesuatu hal yang berpotensi merugikan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun