Mohon tunggu...
Viona Chalista
Viona Chalista Mohon Tunggu... Lainnya - aku sekolah

aku suka basket sama main game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahan Tambang Batu Bara di Banten

4 Agustus 2024   16:01 Diperbarui: 4 Agustus 2024   16:02 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Sejarah pertambangan batu bara di banten

Penemuan Awal

Pertambangan batu bara di Banten mulai dikenal pada abad ke-19, ketika Belanda mulai mengeksplorasi sumber daya alam di seluruh Indonesia, termasuk di Banten. Pada masa ini, eksplorasi dan penambangan batu bara masih sangat terbatas dan terfokus pada kawasan-kawasan tertentu. 

Saat ini, industri pertambangan batu bara di Banten masih aktif, meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk fluktuasi harga batu bara global dan tekanan untuk beralih ke energi yang lebih bersih. 

Pengelolaan yang berkelanjutan dan kebijakan yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pertambangan batu bara dapat dirasakan secara maksimal tanpa merusak lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.

2. Data pertambangan batu bara di banten

Jumlah produksi

- Jumlah produksi batu bara di banten saat ini  baru mencapai sekitar 10 ribu ton/hari

Jumlah cadangan

- Terdapat 18 cadangan tambang batu bara yang berada di Banten. Cadangan batu bara di Indonesia di perkirakan akan habis pada      tahun 2040

Perkiraan habisnya batu bara

- Komoditas batu bara di perkirakan habis dalam waktu 20 tahun mendatang, apabila produksi batu bara setiak tahunya terus mengalami kenaikan. Dalam 2 tahun terakhir produksi batu bara Indonesia terus mengalami peningkatan yakni mencapai 220 juta ton di 2018 dan mencapai 610 juta ton pada yahun lalu

3. Apa pengaruh pertambangan tersebut?

Pengaruh positif

Pertambangan batu bara dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan daerah, dan perkembangan infrastruktur. Aktivitas ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi di sekitar wilayah pertambangan. Kegiatan pertambangan sering kali mendorong pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas transportasi lainnya. 

Pembangunan ini dapat memperbaiki aksesibilitas dan mendukung perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Pemerintah daerah memperoleh pendapatan dari pajak dan retribusi yang dikenakan pada perusahaan pertambangan. Pendapatan ini dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan dan layanan publik di daerah tersebut.

Pengaruh negative

Penambangan batu bara dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk deforestasi, pencemaran tanah dan air, serta penurunan kualitas udara. 

Aktivitas pertambangan yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan dampak lingkungan jangka panjang. Debu dan emisi dari kegiatan pertambangan dapat mencemari udara dan air, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan masyarakat lokal. 

Penyakit pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya sering dikaitkan dengan paparan polusi dari pertambangan. Eksploitasi batu bara yang intensif dapat mengakibatkan penurunan cadangan sumber daya alam dan mengurangi keberagaman hayati di daerah tersebut. 

Dampak ini dapat memengaruhi ekosistem lokal dan mengurangi kualitas lingkungan secara keseluruhan. Kegiatan pertambangan dapat menyebabkan perubahan ekosistem, mengganggu habitat flora dan fauna lokal, dan mengubah pola aliran sungai serta kondisi tanah. 

Kehadiran tambang batu bara dapat menyebabkan konflik dengan masyarakat lokal, terutama jika tanah adat atau lahan pertanian terpengaruh. Selain itu, perubahan sosial dan ekonomi yang cepat dapat menimbulkan ketegangan antara penduduk lokal dan perusahaan pertambangan.

4. Apa yang akan terjadi jika batu bara akan habis

i. Krisis Energi

  • Keterbatasan Sumber Energi: Batu bara adalah salah satu sumber energi utama di banyak negara. Jika cadangannya habis, negara-negara yang bergantung pada batu bara akan menghadapi krisis energi yang bisa mempengaruhi stabilitas pasokan listrik dan industri.
  • Kenaikan Harga Energi: Dengan berkurangnya pasokan batu bara, harga energi bisa meningkat tajam, yang berdampak pada biaya produksi dan kehidupan sehari-hari.

ii. Peralihan ke Sumber Energi Alternatif

  • Pengembangan Energi Terbarukan: Khabisan batu bara akan mempercepat transisi ke sumber energi terbarukan seperti energi matahari, angin, dan hidro. Banyak negara mungkin akan mempercepat investasi dalam teknologi bersih dan berkelanjutan.
  • Diversifikasi Energi: Negara-negara akan mencari diversifikasi sumber energi, termasuk penggunaan gas alam, nuklir, dan biomassa, untuk menggantikan batu bara.

iii. Dampak Ekonomi

  • Penutupan Industri Batu Bara: Industri pertambangan batu bara akan mengalami penurunan atau penutupan, yang bisa menyebabkan kehilangan pekerjaan dan dampak ekonomi negatif di daerah-daerah penghasil batu bara.
  • Pengalihan Tenaga Kerja: Karyawan dan komunitas yang bergantung pada industri batu bara mungkin memerlukan pelatihan ulang dan program dukungan untuk beralih ke sektor industri lain.

iv. Dampak Lingkungan

  • Perbaikan Lingkungan: Habisnya batu bara dapat mengurangi dampak lingkungan negatif dari pertambangan dan pembakaran batu bara, seperti pencemaran udara, air, dan kerusakan habitat. Ini dapat memberikan kesempatan untuk rehabilitasi dan restorasi lingkungan.
  • Peningkatan Kualitas Udara: Dengan berkurangnya penggunaan batu bara, emisi karbon dan polutan lainnya akan menurun, berpotensi memperbaiki kualitas udara dan kesehatan masyarakat.

v. Perubahan Sosial

  • Migrasi dan Penyesuaian Sosial: Komunitas yang bergantung pada industri batu bara mungkin mengalami perubahan sosial besar, termasuk migrasi atau penyesuaian dalam struktur ekonomi lokal.
  • Kesejahteraan Masyarakat: Program-program pemerintah dan perusahaan akan diperlukan untuk mendukung masyarakat yang terdampak, termasuk melalui pendidikan, pelatihan, dan pembangunan infrastruktur alternatif.

vi. Teknologi dan Inovasi

  • Pengembangan Teknologi Baru: Khabisan batu bara dapat mempercepat inovasi dalam teknologi energi, termasuk pencarian solusi untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi.
  • Peningkatan Efisiensi Energi: Penggunaan energi yang lebih efisien dan teknologi hemat energi akan menjadi lebih penting untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.

vii. Kebijakan dan Regulasi

  • Kebijakan Energi Berkelanjutan: Pemerintah akan mungkin memperkenalkan kebijakan baru untuk mendukung transisi ke energi terbarukan dan memitigasi dampak ekonomi serta sosial dari berkurangnya batu bara.
  • Perjanjian Internasional: Negara-negara akan lebih mungkin terlibat dalam perjanjian internasional untuk menghadapi tantangan energi dan perubahan iklim.

Khabisan batu bara akan memaksa dunia untuk mencari solusi dan alternatif yang lebih berkelanjutan, mendorong inovasi dan pergeseran menuju sistem energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

KESIMPULAN

Batu bara adalah sumber energi fosil penting yang telah memainkan peran sentral dalam industri dan pembangkit listrik global selama lebih dari satu abad. Namun, cadangan batu bara terbatas dan dapat habis, yang memerlukan perhatian serius terhadap dampaknya. Habisnya batu bara akan mengakibatkan krisis energi, mengubah dinamika ekonomi, dan memacu transisi ke sumber energi alternatif seperti energi terbarukan (matahari, angin, hidro). 

Dampak lingkungan dari pertambangan dan pembakaran batu bara, termasuk pencemaran udara dan kerusakan ekosistem, akan berkurang, memberikan kesempatan untuk perbaikan lingkungan dan kesehatan. 

Sosial ekonomi lokal yang bergantung pada industri batu bara akan mengalami tantangan, memerlukan dukungan dalam bentuk pelatihan ulang dan diversifikasi ekonomi. Pengembangan teknologi baru dan kebijakan energi berkelanjutan akan menjadi kunci dalam menghadapi pergeseran ini. Keseluruhan, transisi dari batu bara ke alternatif energi lebih bersih akan memerlukan kolaborasi global, inovasi, dan adaptasi untuk mencapai sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun