Mohon tunggu...
Viona Nurafiani
Viona Nurafiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Usaha tanpa doa itu sombong, Doa tanpa usaha itu bohong.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel "Perempuan dan Kebangsaan" Karya Idrus

4 Mei 2023   15:08 Diperbarui: 4 Mei 2023   15:11 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Penulis              : Idrus

Tahun Diterbitkan      : 1949

Edisi Digital               : 2020

Nama Penerbit            : Pustaka Jaya

 Jumlah Halaman        : iv, 166

Nomor Isbn                 : 978-623-221-696-9

Profil penulis

Idrus adalah seorang sastrawan pada era kemerdekaan Indonesia, digolongkan juga sebagai sastrawan angkatan 45. Tetapi ia sendiri tidak mau digolongkan sebagai angkatan tersebut, ia juga dianggap sebagai pembaharu dalam bidang prosanya yang sederhana dan realistis oleh H.B Jassin.

Nama lengkapnya adalah Abdullah Idrus, Idrus lahir  pada tanggal 21 September 1921 di Padang Sumatra Barat. Ia bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka pada tahun selama 6 tahun, ia pernah juga menjadi dosen di Univertisas Monash pada tahun 1965-1979. Ia menikahi perempuan bernama Ratna Suri, dan  dikaruniai enam orang anak. Dia meninggal pada usianya yang ke 58, pada tanggal 18 Mei 1979.

Idrus sudah mengenal dunia sastra saat ia masih dudk dibangku sekolah, ia rajin menbaca roman dan novel Eropa yang ada diperpuskaan sekolahnya. Ia menulis cerpen, novel dan drama. Tidak hanya itu, ia juga menerjemah karya sastra. Dalam karyanya juga memperlihatkan kelemahan manusia, bahasa yang digunakan dalam karyanya sangat sederhana dan naturalis.

Berikut adalah beberapa karya karya yang ditulis oleh Idrus, dimulai dari cerpan yang berjudul "Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma" (1948), "Dua Episode Masa Kecil" (1952), " Dengan Mata Terbuka" (1961). Lalu ada juga drama yang berjudul "Dokter Bisma" (1945), " Jibaku Aceh" (1945), " Keluarga Surono" (1948). Selanjutnya ada Novel yang berjudul " Aki" (1945), " Perempuan dan Kebangsaan" (1949), "Hikayat Putri Penelope" (1973).

 

Sinopsis

Novel ini menceritakan tentang Nirwan sebagai tokoh utama. dia orang yang teguh pada paham humanism dan kemanusian. Nirwan adalah calon sastrawan yang bekerja di sebuah kantor penerbitan, dia bekerja sebagai redaktur.. Di sana dia awalnya malu, untuk menatap orang tetapi tak lama dia berkenalan dengan teman kantornya yaitu seorang sastrawan yang punya nama. disana dia berteman dengan Hasil dan Ismak. Tetapi Nirwan lebih akrab dengan Hasil.

Hasil adalah seorang yang tidak banyak bicara, berlagak, dan tidak sombong. Hasil sangat pandai dalam ngutarakan pendapat dan mengkritik sastra, bahkan Nirwan dibimbingnya dalam dunia penulisan sastra. Mereka memiliki hubungan kayaknya guru dan murid. Ismak bersahabat dengan Nirwan  seperti sahabat palsu, Ismak mempunyai rasa cemburu pada Nirwan, tetapi dia bisa menyembunyikan hati busuknya itu, dengan menjadi orang yang banyak tertawa.

Nirwan sering berbeda pendapat dengan Hasil, Nirwan merasa tidak bebas dengan kritik Hasil, menurutnya Hasil terlalu mengekangnya dalam perkembangan pikirannya, Nirwan anggap Hasil adalah orang terlalu panas hati dalam rasa kebangsaan, Hasil orang yang penyabar, dia tetap mengkritik, menilai karnyanya dan membela Nirwan di kantor.


Nirwan mengundurkan diri dari tempat kerjanya, karena perbedaan pendapat, tulisan sandiwaranya tidak disetujui jika naskah itu dimainkan lebih dulu sebelum terbit oleh pemimpin. Lalu Nirwan menjadi terpaksa bekerja menjadi tukang karcis keliling, hidup dengan sebuah romongan sandiwara. Beda sekali kehidupan ekonominya seperti dulu. Saat Jepang kalah, pada akhirnya proklamasi dibacakan dan telah usai masa revolusi,

Nirwan menyingkir dari tempat tinggalnya, lalu pergi ke Malang, mungkin  disana dia bisa lebih tenang hatinya. Dia disana berkenalan dengan seseorang bernama Katab, mereka sebisa mungkin meluangkan waktunya untuk bertemu dan mengobrol. Tetapi dia pergi menggalkan Malang, Nirwan merasa seperti tidak punya siapa-siapa.

Hasil, yang telah berpisah cukup lama dengan Nirwan, akhirnya bertemu di Malang, sifat Nirwan berubah tidak seperti biasanya, tetapi mereka tetap mengobrol, Hasil bercerita tentang kehidupannya di Jakarta, dia Menikahi seorang wanita Belanda, tapi hubungannya berujung pisah. Nirwan juga punya kisa dengan perempuan tetapi sebelum ia berangkat ke Malang, ia jatuh cinta pada seorang gadis yang merawatnya saat ia sakit malaria.

Nirwan kembali ke Jakarta, berkat Hasil di dapat bekerja lagi di kantor lama, tetapi kali ini Nirwan tidak mau terima bimbingan dari Hasil. Nirwan bingung harus mendapatkan uang dari mana lagi, ia memutuskan meminjam pada Hasil. Tetapi, Hasil tidak meminjamkannya. Saat agresi Belanda melanda pada tahun 1947, kantor banyak yang berhenti. Nirwan pada kahirnya bekerja pada Belanda. Pada saat itu, hubungan persahabatan mereka berdua berujung putus.

Bagian yang menarik

Di dalam cerita novel pasti terdapat suatu kalimat atau paragraf yang membuat kita tertarik. Bagian tersebut biasanya memiliki unsur-unsur tententu sehingga dapat menarik pertatian para pembacanya. Contohnya seperti mengandung makna yang dalam, mengandung pelajaran yang bisa kita ambil, yang terakhir mengandung kata yang indah seperti diksi, majas dan puitis. Menurut saya bagian yang menarik dalam novel ini, ialah:

Kemanusiaan adalah perkataan yang sangat suci dan luhur, tetapi untuk meneruskan mempraktekkannya dalam kehidupan adalah sangat susah. (Halaman 81)

Kemanusiaan adalah sikap yang wajib dimiliki manusia, dengan kemanusiaan peristiwa kejahatan yang dialami manusia berkurang. Kemanusiaan sering disebut dimana-mana seperti dalam kampanye, poster, buku, dll. Tetapi dalam kehidupan nyata sulit untuk dipraktekkan, contohnya melakukan dikriminasi terhadap orang lain.  

Gaya Bahasa yang digunkan

Menggunakan kalimat tidak langsung, biasanya dalam novel terdapat tanda petik disetiap dialog tokohnya, tetapi dalam novel ini tidak menggunakan tanda petik. Novel ini menggunakan alur maju. Alur maju adalah cerita terjadi secara runtun yang dimulai dari awal hingga akhir. Novel ini juga menggunakan kata ganti orang ketia.

Penilaian 

Kelebihan : Novel ini mengandung banyak pengajaran, yaitu pengajaran tentang sastra. Disana menjelaskan Lika liku kehidupan pengarang, bagaimana ia mengritik sebuah karya sastra, dan semangat belajar Nirwan yang tidak tahu banyak tentang dunia sastra, dia jadi seorang yang suka membaca karya-karya orang lain dan juga menggarang, dan belajar dengan teman yang sudah pandai dengan sastra. Hal ini dapat meniru usaha Nirwan dalam mendalami dunia sastra, apalagi bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ataupun Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kekurangan : Novel ini menggunakan bahasa yang sulit dipahami, butuh baca berkali-kali untuk memahaminya, apalagi bagi pembaca pemula.

Selain itu novel ini tidak sedikit menggunakan penggalan kata asing yang tidak dijelaskan makna atau artinya, contoh seperti kata Ophuyzhen, Neurose,Zarathustra, tendens. Hal tersebut dapay membuat bingung para pembaca karena tidak tau arti dari penggalan kata tersebut.

Selanjutnya penulisan nama Hasil, Hasil adalah Tokoh dalam novel Perempuan dan Kebangsaan. Tetapi penulisan nama Hasil dalam novel edisi digital ini membuat bingung para pembaca. Contoh dalam kalimat:

Yang dibaca "hasil" buku-buku tebal dan Nirwan berpikir dalam hatinya, apakah Hasil betul-betul ada membacanya sampai habis. (Halaman 13) 

Tampak "hasil" mencari kata-kata yang tepat untuk mengemukakan pendapatnya. (Halaman 20)

Kata yang dikutip tanda petik seharusnya huruf awal dituliskan dengan kapital karena nama orang, jika tulisan kecil kita akan bermaksud Hasil bukanlah nama, melainkan hasil : sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dan sebagainya) menurut KBBI.

Kesimpulan 

Kesimpulannya kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Nirwan dan Hasil. Berawal dari kisah persahabatan mereka yang akrab dan pada akhirnya berujung kandas. Dari sikap Nirwan, sebelum Nirwan tidak tahu apa-apa, Hasil dengan sabar membimbingnya. Salahnya Nirwan kenapa dia saat pindah ke malang bersikap sombong dengan Hasil. Sebaiknya kita harus mengingat jasa-jasa yang dilakukan sahabat kita, Jika ia berbuat salah maafkanlah dan jangan ingat keburukannya ingatlah kebaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun