Namun mengenal sifat Enola, tentulah Ia tidak betah dan kabur dari sana dan kembali melanjutkan petualangannya untuk mencari Ibunya, Ia mendobrak stigma mengenai pendidikan perempuan pada saat itu.
Dalam penjelasan The Road Movie Genre dalam buku World Cinema through Global Genres, dikatakan bahwa 'The central traveling companions may be male and female'.Â
Hal tersebut tergambarkan dalam film ini saat Enola bertemu Lord Tewkesbury di kereta saat ia sedang kabur.
Pertemuan ini mengawali terbentuknya hubungan, serta awal perjalanan mereka berdua.
Enola juga digambarkan sebagai karakter yang lebih suka memakai baju laki-laki ketimbang baju perempuan, saat ia kabur dari asrama, ia menyamar sebagai laki-laki dengan memakai setelan jas.
Kemudian ia juga tidak membantah saat dikira sebagai seorang laki-laki. Hal ini juga berisi pesan bahwa pakaian tidak memiliki gender.Â
Yang menarik dari film ini bukanlah bagaimana Enola, sang protagonis berusaha memecahkan misteri hilangnya Ibunya, namun bagaimana karakter Enola dikupas dan berkembang selama film berjalan.
Sebagai film aksi petualangan yang menceritakan deteltif remaja, film ini mengandung segala aspek yang perlukan.
Seperti adegan pertarungan jarak dekat dengan sosok antagonis, adengan perkelahian, adengan aksi di kendaraan bergerak, dan tentunya proses investigasi dalam memecahkan misteri.
Penyampaian pesan mengenai feminisme dalam film ini mudah diterima oleh penonton karena karakter Enola merupakan karakter yang disukai penonton, juga dengan pembawaannya yang ringan dan ramah.