Mohon tunggu...
Viola Hanif
Viola Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Politeknik Statistika STIS

(Statistics Enthusiast) Bersemangat mengubah angka menjadi wawasan berharga dengan keterampilan analisis dan pemodelan statistik. Mencari peluang untuk berkontribusi dalam dunia yang berbasis data.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menghadapi Perubahan: Strategi Gen Z di Dunia Kerja

6 Januari 2025   22:01 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Generasi Z (Gen Z), yang mencakup kelompok individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, mulai memasuki dunia kerja dan mengambil peranan penting dalam ketenagakerjaan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, diperkirakan Gen Z akan semakin mendominasi dunia kerja dan membentuk budaya baru dalam bekerja. Mereka tidak khawatir akan dibungkam dan terus mengejar impian mereka.

Namun, jumlah angkatan kerja yang meningkat dapat membuat jumlah lapangan kerja semakin menipis. Gen Z harus memiliki kemampuan yang adaptif dan inovatif agar mereka dapat bertahan hidup dalam dunia kerja yang terus mencekik. Namun, Gen Z sering kali disebut sebagai generasi yang lahir di era internet dan tumbuh bersama teknologi, mereka dikenal sebagai generasi "digital natives", menjadikan mereka lebih unggul dalam penggunaan teknologi dan kolaborasi virtual.

Gen Z dalam Dunia Kerja

Karakteristik yang membuat Gen Z unggul adalah keinginan mereka untuk terus belajar, menerima umpan balik, serta memiliki kemampuan  multitasking. Disisi lain, Gen Z memiliki kecenderungan untuk menjadikan mental health sebagai prioritas mereka. Di dunia kerja, mereka memiliki kecenderungan untuk merasa stres atau cemas. Tidak jarang, mereka merasa beban kerja yang dimiliki terlalu berat sehingga kurang toleran terhadap beban kerja. 

Berbeda dengan Milenial cenderung kaku, Gen Z cenderung fleksibel dan kurang nyaman dengan struktur hierarkis yang cukup kaku. Pada Generasi Milenial, mereka cenderung mempertahankan nilai, kepercayaan, dan prinsip yang mereka miliki. Hal ini membuat Generasi Milenial dianggap sebagai generasi yang keras kepala. Sebaliknya, Gen Z lebih memperhatikan kepraktisan dan kemudahan, mereka cenderung terbuka terhadap perubahan baru.

Namun, pada kenyataannya, berdasarkan hasil SP2020 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah Gen Z di Indonesia mencapai angka 74,93 juta jiwa atau setara dengan 27,94% dari total populasi penduduk di Indonesia. Namun, berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2024 Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk pada kelompok Umur Muda (15-24 tahun) mencapai 17,32%. BPS juga menyebutkan bahwa Rasio TPT Umur Muda (15-24 tahun) terhadap TPT Umur Dewasa (25 tahun ke atas) sebesar 6,34. Hal ini menunjukkan, TPT kelompok Umur Muda 6 kali lipat lebih tinggi daripada TPT kelompok Umur Dewasa.

Tantangan yang Dihadapi Gen Z di Dunia Kerja

Gen Z menjadi generasi yang tumbuh di era digital yang mengalami banyak perubahan. Namun, dunia kerja saat ini belum memberikan jalan yang mulus bagi mereka. Menurut data hasil Sakernas Agustus 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tantangan yang signifikan bahwa terdapat 9,9 juta anak muda Gen Z di Indonesia berusia 15-24 tahun menganggur. Lebih mengejutkannya lagi, 22,25% dari total 44,7 juta anak muda di kalangan Gen Z tercatat sebagai NEET (Not in Employment, Education, and Training).

Salah satu faktor penyebabnya adalah sifat gengsi Gen Z yang cenderung menginginkan pekerjaan bergengsi dengan status tinggi, sehingga kurang tertarik pada pekerjaan yang dianggap "biasa saja" meskipun memiliki prospek penghasilan yang baik. Sifat ini jika tidak diimbangi dengan kesadaran akan realitas dunia kerja, dapat menghambat mereka untuk mendapatkan pengalaman awal yang penting. Selain itu, banyak Gen Z kesulitan memenuhi persyaratan pekerjaan yang tinggi, seperti pengalaman kerja dan keterampilan yang relevan, terlebih jurusan kuliah mereka yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan minim lowongan pekerjaan. Ditambah dengan perubahan teknologi seperti otomatisasi dan kecerdasan buatan, dunia kerja semakin menuntut keterampilan baru.

Tantangan ini tidak berarti menjadi jalan buntu, Gen Z perlu beradaptasi dengan terus mengembangkan keterampilan teknis dan soft skills, serta terbuka terhadap berbagai jenis pekerjaan. 

Strategi Gen Z dalam Menghadapi Perubahan di Dunia Kerja

Gen Z memiliki potensi besar di tengah perkembangan teknologi, namun untuk tetap relevan di pasar kerja, mereka harus fokus pada peningkatan keterampilan, pengalaman kerja, fleksibilitas, dan soft skills. Mengikuti pelatihan keterampilan terbaru seperti digital marketing, analisis data, dan kecerdasan buatan (AI) sangatlah penting, dengan bantuan platform seperti Coursera dan LinkedIn Learning untuk meningkatkan daya saing. Selain itu, pengalaman nyata melalui magang, kerja sukarela, atau proyek freelance memberikan portofolio yang kuat sekaligus meningkatkan pemahaman tentang etos kerja dan problem-solving. Di era kerja jarak jauh, kemampuan untuk bekerja mandiri dan produktif dengan alat seperti Zoom dan Trello serta manajemen waktu yang baik menjadi krusial. Keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim juga melengkapi keterampilan teknis untuk kesuksesan karir di dunia global.

Namun, keberhasilan Gen Z tidak hanya bergantung pada upaya individu. Dukungan dari pemerintah dan institusi pendidikan sangat penting untuk memastikan akses yang adil terhadap pelatihan dan peluang kerja. Pemerintah dapat memperluas program pelatihan berbasis teknologi, mendorong kemitraan antara sektor pendidikan dan industri, serta memberikan insentif kepada perusahaan untuk merekrut dan melatih talenta muda. Institusi pendidikan juga harus mengadopsi kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Dengan pendekatan ini, Gen Z dapat menghadapi tantangan global dengan percaya diri, memimpin inovasi, dan menjadi pendorong utama dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Peran Pemerintah dalam Mendukung Gen Z

Untuk membantu Gen Z menghadapi tantangan dunia kerja, peran pemerintah sangatlah penting. Pendidikan dan pelatihan misalnya, hal ini menjadi langkah yang dapat dilakukan. Pemerintah perlu menyediakan program yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh industri saat ini, seperti teknologi, analisis data, dan keterampilan digital sehingga Gen Z dapat lebih siap untuk berkontribusi di pasar kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun