Mohon tunggu...
Viola Wahyuni
Viola Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semua butuh proses

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenalkan tentang Konsep pada Anak Berbakat

18 Februari 2022   10:44 Diperbarui: 18 Februari 2022   10:48 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja keras akan mengalahkan orang berbakat ketika orang berbakat tidak bekerja keras

Kali ini saya akan membahas tentang konsep anak berbakat

A.Pengertian anak berbakat

Anak berbakat itu anak yang memiliki kemampuan menonjol atau kemampuan yang unggul pada suatu bidang dan tidak semua anak pandai dalam bidang itu. Anak berbakat itu sering dikatakan anak emas jika mereka menemukan bidangnya. Karena kalau anak berbakat setiap digali kemampuannya akan semakin terlihat unggul,berprestasi dan juara. Bakat itu bisa jadi pembawaan sejak lahir atau keturunan dari orang tua,kakek,nenek,dan lain sebagainya. Bisa juga karena budaya dilingkungan sekitar mereka. Misalnya orang sendang terkenal dengan budaya batiknya. Keterkaitan sendang dan batik ini tidak asing ditelinga,kalau tidak bisa membatik tidak boleh menikah (pada zaman dulu). Nah kalau disangkut pautkan dengan bakat bisa jadi sebab turun temurun bisa jadi faktor lingkungan sekitar. Tapi perbedaannya pasti ada antara yang benar-benar berbakat atau tidak dibatiknya itu tadi. Intinya semua anak yang berbakat itu punya potensi yang unggul jika ia berhasil mewujudkan dan menemukan potensinya dia.

Anak berbakat menurut secara pandangan umum dari pandangan itu anak berbeda dengan teman-temannya. Berbeda dalam hal ini itu, dikatakan bahwa seorang anak itu mempunyai kemampuan lebih dan tinggi dalam mencapai sebuah prestasi dibandingkan dengan teman-temannya. Dan anak berbakat itu mempunyai kriteria tersendiri,seperti mempunyai kemampuan lQ tinggi diatas rata-rata,mampu berfikir kritis dan kreatif,dan mampu memecahkan sebuah masalah yang sedang dihadapinya. Sehingga anak yang berbakat ini mampu mencapai apa yang diharapkan sesuai dengan keinginan yang diimpikan.

Dalam seminar nasional mengenai alternatif program Pendidikan bagi anak berbakat yang diselenggarakan oleh badan penelitian dan pengembangan Pendidikan dan kebudayaan,pusat pengembangan kurikulum dan sarana Pendidikan bekerja sama dengan Yayasan pengembangan kreativitas pada tanggal 12-14 november 1981 dijakarta (Utami Munandar,1982),disepakati bahwa anak berbakat adalah mereka yang oleh lorang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemmapuan yang unggul. Kemampuan tersebut,baik secara potensial maupun yang telah nyata,yaitu:
Kemampuan intelektual umum,Kemampuan dalam memimpin,Kemampuan yang dalam satu bidangnya seni,Kemampuan yang memiliki akademik khusus,Kemampuan berfikir yang kreatif,dan Kemampuan berfikir yang produktif.

B.Alat identifikasi berdasarkan 6 bidang bakat

Definisi marland tentang keterbakatan,sebagaimana telah dikemukakan yang membedakan enam bidang keterbakatan yaitu:
1.Bakat kepemimpinan
Kemampuan untuk memimpin tidak hanya mencakup kemampuan intelektual,tetapi juga memiliki perubahan kepribadiannya yang lain.
Berdasarkan tinjauan teori dan hasil riset,pada umumnya ditemukan faktor berikut yang paling erat kaitannya dengan kepemimpinan (strogdill,dikutip dari Khatena,1992):
*Prestasi
*Tanggung jawab
*Kapasitas
*Situasi
*Status
Keenam kategori karakteristik kepemimpinan yang disarankan oleh strogdill (1974) tampaknya cukup komprehensif untuk mengembangkan prosedur ldentifikasi yang dapat digunakan disekolah.

2.Bakat lntelektual umum
Untuk mengidentifikasi kemampuan intelektual umum biasanya ditentukan dengan lQ (Intelligence Quotient). Kita membedakan tes intelligensi individual seperti tes Standford binet dan tes "WechsIer lnteIIigence Scale for ChiIdren" (WISC),keduanya sudah digunakan di Indonesia. Tes Intelegensi individual merupakan cara yang lebih cermat untuk menemukenali kemampuan intelektual umum anak, karena diberikan secara perorangan sehingga memungkinkan mengobservasi anak Ketika dites.

3.Bakat akademik khusus
Mengidentifikasi anak berbakat intelektual adalah dengan melihat prestasi akademis mereka,Bersama-sama dengan pengukuran IQ. Sudah lama diketahui bahwa mereka yang tinggi pada tes intelegensi,juga tinggi pada tes prestasi belajar. Jika tes IQ bertujuan mengukur pembelajaran dalam arti pengetahuan tentang fakta dan prinsip,ditambah kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi kompleks dan yang menyerupai hidup.

4.Bakat psikomotor
Kemampuan psikomotor diperlukan dalam kebanyakan kegiatan manusia dan dapat diamati jika seseorang belajar membaca,menulis atau berbicara. Untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan psikomotor,sebaiknya menjaring dahulu untuk menentukan tingkat kemampuan intelektual, kemampuan yang khusus berkaitan dengan bidang talenta,kemampuan berfikir kreatif jika kemampuan psikomotor tersebut memerlukan inovasi.

5.Bakat seni visual dan pertunjukan
Menemukenali bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukan tidak mudah. Masalahnya adalah bahwa ada keragaman kategori talenta dan belum ada alat yang canggih untuk mengukur bermacam-macam bidang talenta tersebut.
Oleh karena itu setiap pendekatan untuk menemukenali talenta dalam bidang seni visual dan pertunjukan adalah cerdas, dan kreativitas dapat secara umum digunakan untuk semua bidang talenta (Khatena,1982).

C.Karakteristik kepribadian yang menyebabkan kerentanan anak berbakat yaitu:

1)Kepekaan yang berlebih (supersensitivity)
Sistem saraf yang supersensitive dari anak berbakat membuatnya lebih peka dalam pengamatan, menanggapi dirinya dan lingkungannya secara analitis dan kritis, sehingga anak menjadi mudah tersinggung dan diliputi perasaan seperti dikucilkan
2)Kurang keterampilan sosial
Ada anak berbakat yang sulit menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosialnya,mereka lebih banyak menyendiri dan dapat dihinggapi rasa kesendirian dan kesunyian.
3)Perfeksionisme
Dorongan dalam untuk mencapai kesempurnaan membuat siswa berbakat tidak puas dengan prestasinya yang tidak dapat memenuhi tujuan-tujuan pribadinya. Dorongan akan kesempurnaan ini dapat menyebabkan anak berbakat hanya mau memilih kegiatan tertentu jika ia yakin akan bisa berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun