Mohon tunggu...
Vio Alfian Zein
Vio Alfian Zein Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Hanya seorang mahasiswa yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ilmu Sosial dalam Menghadapi Problematika Masyarakat Digital

30 Oktober 2022   23:02 Diperbarui: 30 Oktober 2022   23:07 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Masyarakat Digital. Gambar: rawpixel.com on Freepik

Oleh: Vio Alfian Zein

Prodi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta

Email: vioalfianzein@gmail.com

Perkembangan ilmu pengetahuan telah melahirkan rangkaian teknologi canggih yang mendorong seluruh umat manusia menuju Revolusi Industri 4.0. Adanya internet dan teknologi yang diciptakan dari perkembangan ilmu pengetahuan kini mendorong terciptanya dunia baru yaitu dunia digital. 

Adanya Revolusi Industri 4.0 yang berpotensi dalam mendegradasi peran manusia dalam kehidupan, Masyarakat 5.0 lahir untuk menjadi standarisasi bagaimana masyarakat bertahan hidup ditengah maraknya teknologi yang akan menggantikan kinerja umat manusia. Saat ini masyarakat telah memasuki era baru yakni Masyarakat 5.0 yang lebih kompleks dari era masyarakat sebelumnya, yang dimana salah satu kemampuan yang harus dimiliki Masyarakat 5.0 adalah mengintegrasikan dunia maya dengan dunia fisik.

Meskipun kita secara umum memandang bahwa dunia digital adalah sebuah mahakarya, namun dunia digital tetap memiliki segudang problematika dan jauh dari kata sempurna. Vincent Mosco (2017: 156) mengungkapkan bahwa salah satu problematika masyarakat digital adalah rawanya privasi dan kejahatan dunia maya seperti kegiatan hacking seperti pencurian data digital atau upaya peretasan untuk merugikan suatu pihak.

Selain itu perubahan dan informasi yang terlalu cepat di dunia digital seringkali membuat pengguna minim untuk kritis sehingga hoax menjadi tumbuh subur karena dipercayai sebagian besar masyarakat digital. Berita bohong atau hoax seringkali digunakan untuk menjatuhkan citra seseorang. 

Hoax merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya dengan memutarbalikan fakta menggunakan informasi yang terlihat meyakinkan tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya (Hidaya, dkk, 2019: 2). Menurut seorang dokter kejiwaan yaitu Dr. Andri yang dikutip dari detik.com, salah satu alasan seseorang menyebarkan berita bohong adalah agar dirinya untuk menjadi yang terupdate.

Dunia internet merupakan dunia yang begitu cepat, bahkan hanya dalam hitungan detik ribuan informasi dalam muncul di depan mata. Untuk itu beberapa orang yang ingin menjadi yang terupdate tidak jarang mereka melihat kebenaran informasi tersebut.

Problem selanjutnya dari masyarakat digital adalah munculnya fenomena cyberbullying. Secara pengertian cyberbullying tidak memiliki perbedaan dengan bullying, hanya saja dalam cyberbullying menggunakan media sebagai perantaranya yang dapat berupa internet, media sosial, dan saluran telephone. 

Secara umum penyebab terjadinya bullying adalah perasaan merasa lebih superior dari orang lain. Namun dalam cyberbullying terdapat indikator lain yang menyuburkan fenomena cyberbullying yaitu anonimitas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Barlett (2015: 75) bahwa anonimitas merupakan prediktor penting dari perilaku cyberbullying. 

Saat di dunia nyata dimana saat melakukan bullying maka pelaku akan mendapatkan citra buruk dari sekitarnya, hal tersebut tidak berlaku di dunia digital. Karena sang pelaku cyberbullying tidak diketahui identitas aslinya, sehingga ia dapat terus melakukan cyberbullying tanpa perlu khawatir mendapatkan citra buruk dari masyarakat.

Dunia digital yang mengedepankan anonimitas menjadi ladang empuk dalam terciptanya cyberbullying, karena kita bebas menggunakan profil asli maupun palsu saat berada di dunia digital. Karena hal itu tidak jarang akun-akun tanpa identitas adalah akun yang berpotensi tinggi dalam melakukan cyberbullying.

Kemudian permasalahan terakhir dan utama dari adanya komputasi dan teknologi yang berkembang adalah mulai tergantikanya tenaga kerja manusia. Semula pekerjaan atau usaha satu demi satu mulai kehilangan relevansinya akibat perkembangan teknologi. 

Salah satunya seperti para buruh tenaga kerja seperti pabrik kini mulai perlahan berkurang karena pekerjaannya telah dapat digantikan di mesin. Penggunaan mesin-mesin canggih dalam pabrik tentu dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi. Mesin yang tidak membutuhkan gaji dan hanya butuh perawatan, menjadi pilihan utama mengapa mesin produksi diminati dibandingkan tenaga kerja konvensional.

Kemudian usaha papan-papan iklan kini mulai sepi diminati karena tidak dapat menjangkau calon konsumen dibandingkan iklan yang dipasang di internet. Iklan di internet dapat dilihat oleh seluruh masyarakat pengguna internet dan didukung dengan kecanggihan sehingga membantu mengarahkan ke calon konsumen yang cocok melalui cookies yang dikelola dengan teknologi AI. 

Teknologi AI digunakan untuk menciptkan iklan yang dipersonalisasi berdasarkan penargetan perilaku, alamat IP, dan riwayat penelusuran web pelanggan yang didapat saat calon konsumen menerima situs web untuk mengakses cookies (Kumar, dkk, 2019:9-12). Kemampuan AI untuk mengarahkan iklan kepada konsumen yang tepat membuat periklanan digital lebih diminati.

Beberapa permasalahan tersebut adalah suatu hal yang dapat kita temui sehari-hari saat kita berseluncur di dunia digital. Untuk itu perlu jalan keluar untuk menangani maupun mengurangi dampak permasalahan tersebut agar permasalahan di dunia digital tidak semakin meluas dan dapat membahayakan masyarakat digital lebih jauh lagi.

Ilmu sosial merupakan suatu bidang keilmuan yang fokus mempelajari masyarakat termasuk mengenai permasalahan yang ada di masyarakat. Ilmu sosial memegang peranan penting sebagai garis depan untuk menyikapi permasalahan yang terdapat di masyarakat digital. Dengan mengamalkan berbagai bidang-bidang ilmu sosial kita dapat mencari jalan keluar dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Rawannya privasi, resiko pencurian data dan minimnya keamanan data, dan maraknya penebaran hoax dapat diminimalisir dengan ilmu sosial dalam bidang hukum dan politik. Hukum harus bertransformasi dengan turut memasukan kejahatan digital di dalam tindak pidana.

Hal ini harus didukung dengan kebijakan politik yang kuat sehingga dapat menjadi dasar adanya transformasi dalam bidang hukum dan politik. Satu demi satu pemegang kekuasaan harus diisi juga oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang teknologi untuk menciptakan peraturan yang dapat menekan kejahatan dan tindak pidana di ranah digital.

Teknologi dan intenet memang berdampak pada pemangkasan tenaga kerja, namun adanya teknologi dan internet juga menghasilkan peluang baru terutama dalam bidang ekonomi. konsep-konsep ilmu ekonomi harus dapat diaplikasikan di ranah masyarakat digital, seperti adanya perdagangan online yang berasal dari konsep perdagangan secara konvensional.

Disinilah peranan ilmu ekonomi bermain, meskipun secara fisiknya berubah namun secara konsep tetap sama. Seperti ilmu berdagang, seorang pedagang harus mencari produsen dan target konsumen untuk melakukan perdagangan, baik secara konvensional maupun digital memiliki konsep yang sama, hanya saja perdagangan secara digital lebih unggul dalam hal efisiensi 

Perdagangan secara digital lebih efisien karena tidak perlu repot dalam bertemu secara fisik baik dengan konsumen maupun produsen. Selain itu adanya perdaganan secara digital juga tidak memerlukan modal yang besar dan biaya yang dikeluarkan juga lebih sedikit dibandingkan berdagang secara konvensional.

Selanjutnya dalam mengatasi permasalahan cyberbullying kita dapat mengembangkan ilmu kewarganegaraan untuk diterapkan dalam masyarakat digital. Menjadi warga negara yang baik kini bukan hanya menjadi baik di dunia nyata saja, namun juga di dunia digital.

Etika komunikasi dan kesalehan virtual perlu diterapkan agar kita tetap menjadi masyarakat yang baik dan berbudaya. Untuk itu pembekalan mengenai etika berinternet yang baik harus diajarkan sedini mungkin, karena masa kini sudah banyak anak-anak yang telah dicekoki gadget dan internet.

Kemudian dalam melihat masyarakat digital maka kita harus perlu melihatnya sebagai suatu sistem, disinilah peranan sosiologi dalam mengkaji masyarakat digital. Pentingnya kita melihat masyarakat digital sebagai sistem sosial adalah agar di dunia digital masyarakat kita tetap memiliki ciri khas sebagai masyarakat Indonesia.

Menurut Margono Slamet dalam Ranjabar (2006: 12), masyarakat sebagai suatu sistem sosial dipengaruhi oleh hal-hal seperti; ekologi, demografi, kebudayaan, kepribadian, dan waktu atau latar belakang masyarakat tersebut. Walaupun internet merupakan dunia anonimitas dengan dan tempat yang abstrak, namun kita tidak meninggalkan jati diri masyarakat kita di dalam dunia digital.

Ilmu sosial dalam masyarakat digital memiliki peranan penting, terutama sebagai pedoman dan strategi adaptasi untuk menuju era masyarakat baru. Secara konseptual dan teori masyarakat digital tidak ada bedanya dengan masyarakat secara konvensional. Ilmu sosial merupakan ilmu yang objek kajianya tidak lain adalah masyarakat, untuk itu ilmu sosial menjadi garda terdepan dalam perubahan menuju masyarakat digital.

Selain sebagai pedoman untuk adaptasi di era masyarakat baru, mempelajari ilmu sosial juga membuat kita tidak melupakan asal-usul dan identitas sosial masing-masing. Masyarakat digital yang berlokasi di dunia maya yang merupakan tempat yang abstrak, membuat masyarakat didalamnya rentan untuk meninggalkan identitas sosialnya.

Untuk itu kita tidak boleh meninggalkan asal-usul dan jati diri kita supaya baik di dunia nyata maupun dunia maya kita tetap berperilaku yang santun dan berbudaya yang mana hal tersebut menjadi jati diri kita sebagai masyarakat yang berbudaya.

Daftar Pustaka

Barlett, C. P. 2015. "Anonymously hurting others online: The effect of anonymity on cyberbullying frequency". Psychology of Popular Media Culture. Vol. 4(2): 70--79. https://doi.org/10.1037/a0034335.

Hidaya, N., Dkk. 2019. Pengaruh Media Sosial Terhadap Penyebaran Hoax Oleh Digital Native. Makassar: Universitas Muslim Indonesia.

Ihsani, A. F. A., & Febriyanti, N. 2021. "Etika Komunikasi Sebagai Kontrol Kesalehan Virtual dalam Perilaku Bermedia Masyarakat di Era Digital". Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial. Vol. 2(1): 24-35.

Krisdamarjati, Yohanes A. 2021. "Memandang Revolusi Peradaban Masyarakat 5.0 dari Perspektif Indonesia." Kompas.id. Diakses 30 Oktober 2022. https://www.kompas.id/baca/riset/2021/10/12/memandang-revolusi-peradaban-masyarakat-5-0-dari-perspektif-indonesia

Kumar, V., Dkk. 2019. "Understanding the role of artificial intelligence in personalized engagement marketing". California Management Review. Vol. 61(4): 135-155. https://doi.org/10.1177/0008125619859317

Pereira, A. G., Lima, T. M., & Santos, F. C. 2020. "Industry 4.0 and Society 5.0: opportunities and threats". International Journal of Recent Technology and Engineering. Vol. 8(5):3305-3308. http://dx.doi.org/10.35940/ijrte.D8764.018520

Mosco, Vincent. 2017. "Becoming digital: Toward a post-internet society". United Kingdom: Emerald Group Publishing.

Ranjabar, Jacobus. 2006. "Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar". Bogor: PT. Ghalia Indonesia.

Sulaiman, M. Reza. 2017. "4 Alasan Mengapa Seseorang Menyebarkan Berita Hoax Menurut Dokter Jiwa." Detik.com. Diakses 30 Oktober 2022. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3418430/4-alasan-mengapa-seseorang-menyebarkan-berita-hoax-menurut-dokter-jiwa.

Wuryantai, A. E. W. 2004. "Digitalisasi masyarakat: Menilik kekuatan dan kelemahan dinamika era informasi digital dan masyarakat informasi". Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 1(2): 131-142. https://doi.org/10.24002/jik.v1i2.163

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun