Mohon tunggu...
Viny Khumairoh
Viny Khumairoh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi membaca dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potret Watak Tokoh Mira Dalam Drama Satu Babak "Awal dan Mira" Karya Utuy Tatang Sontani

22 Juni 2022   11:00 Diperbarui: 22 Juni 2022   11:02 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Drama merupakan salah satu bentu karya sastra yang diciptakan untuk dipentaskan. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles (dalam Dola 2011:50) bahwa drama merupakan suatu karya seni yang dipersiapkan untuk dipentaskan oleh aktor-aktor (pemain) pada suatu tempat.   Untuk menciptakan sebuah drama yang sukses tentunya tidak terlepas dari unsur-unsur pembangunnya. Unsur-unsur pembangun drama antara lain seperti, dialog, tokoh, alur/latar, dan tema. Unsur-unsur tersebut saling menjalin dan mengait membentuk totalitas drama secara utuh dan menciptakan drama yang menggambarkan kehidupan yang lebih hidup.

Di dalam artikel ini, saya akan membahas tentang watak dari tokoh perempuan bernama Mira dalam naskah drama Awal dan Mira karya Utuy Tatang Sontani. Watak adalah sifat dan sikap lakon atau tokoh. Adapun penokohan atau perwatakan adalah cara pengarang memperlihatkan tokoh-tokoh dan  watak-wataknya dalam suatu cerita. Menurut Suyanto (2012:47) terdapat beberapa cara pengarang untuk mengenalkan tokoh beserta wataknya dalam cerita, yaitu:

  • Metode telling, adaah pemaparan watak tokoh dengan mengandalkan eksposisi dan komentar langsung dari pengarang. Melalui metode ini pembaca bisa memahami dan menghayati secara langsung perwatakan tokoh melalui penuturan langsung oleh pengarang.
  • Metode showing, adalah penggambaran karakteristik tokoh secara tidak langsung (tanpa adanya komentar atau penuturan langsung dari pengarang). Oleh karena itu, penggambaran karakter disampaikan melalui dialog dan tingkah laku para tokoh.

Drama Awal dan Mira merupakan drama sebabak yang terungkap melalui 14 tokoh yaitu Awal, Mira, Si Baju Putih, Si Baju Biru, Wartawan, Juru Potret, wartawan, kakek tua, anak kecil, seorang perempuan, laki-laki 1, laki-laki 2, dan Ibu Mira. Drama ini merupakan salah satu naskah drama karya Utuy Tatang Sontani yang dimuat pertama kali pada tahun 1951, yang kemudian diterbitkan kembali oleh Balai Pustaka pada tahun 1957. Mengisahkan tentang seorang perempuan penjual kopi bernama Mira,  yang digambarkan memiliki paras cantik sehingga menarik perhatian orang-orang terutama laki-laki untuk datang ke warungnya. Karena kecantikan nya tersebut, membuat para pembelinya betah berlama-lama duduk di warung kopi untuk sekedar melihat wajahnya atau menarik simpati dari Mira.

Drama Awal dan Mira juga menyajikan kisah percintaan Mira dengan Awal. Mira yang hanya seorang tukang kopi dengan Awal yanga berasal dari golongan orang-orang menak. Cinta mereka tak hanya terhalang karena adanya perbedaan kelas kasta, tetapi nyatanya mereka juga  di hadapkan pada kenyataan fisik Mira yang tidak pernah diketahui oleh siapapun, termasuk awal yang sangat mencintainya.

Pada tahun 1953, drama Awal dan Mira pernah mendapatkan penghargaan sebagai drama terbaik dari BMKN. Drama Awal dan Mira juga memiliki bentuk penulisan yang unik, berbeda dengan teks drama pada umumnya. Naskah drama Awal dan Mira di tulis dalam bentuk prosa. Walaupun begitu Awal dan Mira tidak meninggalkan ciri khas penulisan sebagai  naskah drama yang memiliki teks di samping sebagai petunjuk pementasan dan didominasi oleh dialog-dialog antar tokoh di dalamnya.  

Drama ini mengangkat beberapa tema di dalamnya, seperti sebuah pondasi yang kuat sehingga membuat naskah drama ini menjadi kesatuan yang utuh dan padu. Tema yang diangkat antara lain adalah tentang kehidupan manusia yang digambarkan dengan memperlihatkan keadaan serta pemasalahan-permasalahan yang di rasakan masyarakat setelah peperangan. Tak hanya itu, Karena di dalam naskah banyak menggambarkan bagaimana tokoh Mira dengan segala kepribadiaan yang dimilikinya maka, drama ini juga menyinggung tema feminism. Mira sebagai tokoh utama perempuan yang akan menjadi pembahasan sekaligus memperlihatkan bagaimana potret wanita yang tergambar melalui tokoh Mira.

1) Berparas cantik 

Terlalu banyak bukti berupa narasi ataupun dialog yang menyatakan bahwa Mira memilki wajah yang cantik, salah satunya sebagai berikut.

Si Baju Biru: Tak usah... tak usah dengar radio. Lihat Mira saja sudah puas!

Juru Potret: Oh! Belum kau sadar, Mira, bahwa kau cantik?!

2) Mira adalah Wanita yang pandai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun