Dalam hal ini perlu ada suatu aktivitas yang melibatkan seluruh anggota keluarga, sehingga tercipta relasi antar-anggota keluarga. Demikian pula solidaritas diwujudnyatakan dalam bentuk kesetiaan, kepedulian kepada sesama, sikap hormat, sopan santun, dan nilai-nilai moral lainnya. Â
Dengan berbagai aspek yang mendukung pentingnya peranan keluarga dalam masyarakat, kini keluarga dapat dimengerti sebagai tempat persiapan untuk menghadapi pergulatan hidup.Â
Di dalam keluarga, seorang anak akan mengalami pergulatan hidup orang tuanya, segala konflik yang terjadi, dan suka-duka dalam keluarga. Pergulatan ini membawa seseorang untuk berkembang dalam kebebasan dan tanggung jawab. Semua itu menjadi bekal baginya untuk mengalami segala pergulatan hidup di dalam masyarakat.
Keluarga tidak dapat dipisahkan dari kerja. Melalui kerja, keluarga dapat mencapai tujuan pendidikannya untuk menjadi manusiawi. Memang dalam keluarga, kerja itu sudah nyata dalam pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua. Namun, bagi sang  anak segala pekerjaan yang ia lakukan merupakan sebuah latihan.Â
Maka, keluarga menjadi tempat latihan bekerja, di mana seseorang dilatih untuk tekun dan rajin dalam melaksanakan semua tugas dan tanggungjawabnya. Nilai-nilai ini sangat berguna dalam profesinya kelak dalam masyarakat.
Akhirnya, kini kita dapat memahami keluarga sebagai "rahim", sebab di dalamnya seseorang menerima dasar-dasar kebenaran, kebaikan, mencintai dan dicintai, dan menjadi pribadi.Â
Dasar-dasar inilah yang akan diamalkannya dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, peranan keluarga mempengaruhi tatanan sosial dalam masyarakat.Â
Dengan kata lain, membawa keluarga kepada satu peran yang rendah dan sampingan, mengeluarkan keluarga dari posisi yang pantas, berarti menambah kerusakan berat pada pertumbuhan yang sejati dari seluruh tatanan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H