Alam sebagai tempat tinggal bagi semua makhluk hidup, kini telah mengalami kerusakan yang amat parah. Kerusakan tentunya mengakibatkan sesuatu yang buruk bagi setiap individu. Hal ini dapat dirasakan oleh penduduk yang berada di perkotaan. Setiap hari mereka menghirup udara yang kotor oleh debu dan asap kendaraan atau pabrik.Â
Polusi udara ini yang merusak alam perkotaan. Akibatnya, banyak sekali orang yang terserang penyakit, entah itu sesak nafas atau batuk, dan lain-lain. Selain itu, kita bisa melihat keadaan sungainya juga.Â
Sungai bukan lagi menjadi sumber air minum, tetapi tempat pembuangan sampah atau limbah pabrik. Pencemaran di darat juga nampak dengan bertebarannya sampah di mana-mana. Demikianlah sedikit gambaran pencemaran yang terjadi di perkotaan.
Ternyata kerusakan alam tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Namun, kerusakan ini dalam bentuk yang berbeda. Kalau di kota, pencemaran terjadi pada hampir semua alam, yaitu: udara, air, dan tanah.Â
Sedangkan di desa, pencemaran lebih pada tanah. Sejauh yang diketahui dan dialami oleh penulis, tanah di pedesaan sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian atau perkebunan.Â
Hal ini terjadi, karena latar belakang penduduk desa yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani. Mereka memanfaatkan lahan yang luas untuk dijadikan sawah atau ladang. Di sanalah mereka bercocok tanam, misalnya: padi, ketela, atau sayur-sayuran.
Banyak orang beranggapan bahwa alam di desa masih murni, asri, atau utuh. Namun kenyataannya, pencemaran telah terjadi dari perkotaan hingga ke pedesaan yang jauh dari keramaian kota.
Apabila pencemaran ini terjadi di desa, dan bersentuhan langsung dengan matapencaharian mereka, yaitu pertanian atau perkebunan, maka hal ini akan membawa dampak buruk bagi kehidupan mereka sekeluarga.
Pencemaran yang terjadi pasti ada penyebabnya. Penyebab tersebut ialah manusia. Hal ini terjadi dan ada, sebagaimana telah kita lihat pada fenomena di atas, karena adanya manusia. Manusia bertindak berdasarkan pengetahuannya.Â
Kalau berbicara tentang alam, berarti pengetahuannya tentang alam. Bagaimana kita memahami alam? Dan bagaimana kita memperlakukannya? Mari kita bedah dengan Filsafat PlotinusÂ