Mohon tunggu...
Vinsen OSC
Vinsen OSC Mohon Tunggu... Mahasiswa - Faculty of Philosophy-UnPar CrosierXXIX2017

Fransisca Saraswati-Shania Gracia-Angelina Christy-Marsha Lenathea

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kecewa

11 November 2023   19:22 Diperbarui: 11 November 2023   19:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awak dhewe tau nduwe bayangan: besok yen wis wayah omah-omahan, aku maca koran sarungan, kowe blanja dasteran.

Suatu sore nan indah, tatkala Mentari berwarna jingga, aku duduk di teras depan rumahku. Secangkir teh ada di atas sebuah meja di samping kananku ditemani beberapa butir biscuit rasa vanilla. Lamunanku tiba-tiba menghantar aku pada pengalaman masa lalu. Saat itulah aku bertemu dengan Adit.

***

Adit adalah seorang murid yang baru pindah dari sebuah sekolah di Jakarta ke Bandung. Dari seorang guru yang adalah tetanggaku, aku mendapat informasi bahwa Adit adalah sosok yang brutal dan ganas. Di sekolahnya, ia dikenal sebagai ketua salah satu geng motor terkenal di Jakarta. Memang, jabatannya di dalam geng itu juga tidak main-main, panglima perang.

"Selamat pagi anak-anak...!", Pak Beni yang adalah Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan mengawali kelas pagi itu. "Mmm... Pagi ini kita kedatangan teman baru dari Jakarta. Silakan Adit memperkenalkan diri."

Serempak seluruh siswa di kelasku melayangkan pandangan ke arah pintu. Seorang remaja laki-laki berbadan tinggi dengan seragam sekolah yang compang camping tidak karuan. Rambutnya pun ditata dengan model emo. Poninya yang panjang dan lebat tampak menggantung menutupi mata kanannya. Ini membuat anak laki-laki itu tampak seperti berandalan yang beringasnya nggak ketulungan. Dengan menunjukkan gelagat rasa malasnya, ia pun memperkenalkan diri.

"Hai guys...", suaranya yang datar dan berat membuka perkenalannya. Aku dan para murid lainnya pun menanggapi dengan nada yang tidak kalah beratnya dan terkesan seperti lemas karena belum sarapan.

"Kenalin, gue Adit. Gue dari Jakarta. Cuma yang deket sama gue yang bisa kenal lebih jauh. Dah lah, capek basa basi terus... Thankyou." Sambil mengibaskan poninya, Adit menolehkan kepalanya dan mengacungkan ibu jarinya seolah memberi kode kepada Pak Beni kalau perkenalannya sudah selesai.

"Iya, itu tadi perkenalan dari teman baru kita, Adit. Semoga kalian nyaman dan bisa bersahabat dengan dia" ujar Pak Beni yang kemudian mempersilakan Adit untuk duduk. Seperti biasa, anak yang dikenal sebagai berandalan duduk di bangku paling belakang. Anehnya, ia duduk di kursi paling belakang yang berada sangat tepat di belakangku.

***

Sekolahku terkenal dengan peringkat terbaik berakreditasi A. Namun, tidak ada satu pun guru, bahkan guru BK pun tidak, apalagi siswa yang mampu mengubah watak dan kelakuan Adit. Hal ini disebabkan oleh gelar ke-berandal-an dan jabatan panglima perang yang masih melekat dalam dirinya. Namun, ada yang membuat aku aneh-aneh ngeri dengan tingkah Adit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun