Mohon tunggu...
Vinsens Al Hayon
Vinsens Al Hayon Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh-Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merenda

13 Juni 2024   12:30 Diperbarui: 1 Juli 2024   03:28 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Insert, Dia punya "nama").

(By. Al Hayon Vinsens)

Terinspirasi dari kisah biblis yang berkaitan dengang soal memberi "nama" kepada seorang anak, -bahwa pasangan suami istri Zakharia dan Elisabet harus memberi nama kepada putera mereka, tulisan reflektif ini hadir untuk mengajak kita, siapapun dia, terkhusus yang sempat membaca tulisan kecil ini, tergugah untuk memberi "nama" terbaik dan terhormat kepada anak keturunannya.

"Nama" secara inse mengandung kisah dan aneka makna. Karenanya satu adagium Latin tua yang masih populer dan relevan sampai saat ini membungkus rapih kisah tentang pemberian "nama" dan aneka kandungan makna di dalamnya, dengan proverbianya (pepata) yang terkenal: "Nomen est omen." Artinya "Nama adalah tanda."

Terjemahan bebas untuk pepata Latin tua di atas, bisa juga, "Nama menunjukkan pribadi." Proverbia ini boleh diakui sangat inspiratif  karena pemberian "nama" merujuk atau identik sekali dengan pribadi seseorang. 

Dari "nama", kita bisa mengenal siapa pribadi pemilik nama tersebut, dan apa pesan khusus, baik dari alam, ekpresi iman, gambaran warisan leluhur maupun harapan yang melekat kuat pada pemakai nama itu, ibu bapaknya, juga orang-orang di sekitarnya.

"Nama" itu penting sehingga setelah Opus Magna Dei (Karya Besar Tangan Allah), karya mencipta dan menjadikan alam semesta dan segala isinya, "Allah memanggil setiap yang dihcipta-jadikan dengan nama mereka masing-masing." 

Biasnya adalah setiap "Nama" yang dikenakan pada setiap kita, siapa pun dia, entah dari agama mana pun, dengan bahasa  dan dalam budaya apa pun memiliki kisahnya sendiri dan sungguh amat bermakna.

"Nama" selain menunjuk kepada identittas, harapan, jabatan, tugas, situasi, rasa syukur, devosi-penghormatan, optimisme, juga merupakan ungkapan iman dan percaya dari pemakai.  

Misalnya ada yang mengenakan nama Noel Sola Gratia, (Lahir jelang hari raya keagaman dan hanya karena rahmat/ berkat),  atau nama Benediktus (Terberkati), Bernabas (Putra penghibur) atau Sundey Amanda (Saat lahirnya pada Hari Minggu, kehadirannya sangat dirindukan karenanya dicintai). Demikianlah beberapa contoh nama dengan aneka makna dan arti.

Kisah biblis sebagaimana yang dialami pasangan suami istri: Zakharia dan Elisabet sangat unik bahkan ajaib berkaitan dengan "pemberian nama" pada putera mereka. 

Sejak Elisabet mengandung, dan melahirkan, terkhusus pada hari kedelapan, hari penyunatan anaknya menururt Hukum Yahudi, persoalan pemberian nama untuk bayinya menjadi pergunjingan yang hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun