Atas dasar inilah, Pesparani Nasional II kali ini, menepis jauh paham minority dan majority, kemudian menggarisbawahi paham "Kita adalah anak bangsa." Anak-anak Bangsa Indonesia sebagaimana isi sumpah Pemuda yang diikrarkan dan kini dibacakan lagi  oleh para pemuda, utusan dari 34 provisni di Indonesia pada opening ceremony Pesparani Nasional II di Kupang yang bertepatan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober.
Sebelum sumpa itu dibacakan, telah berkumandang "Lagu Satu Nusa, Satu Bangsa." Lantunan lagu yang membahana megah oleh seluruh hadirin di opening ceremony itu membakar jiwa anak-anak bangsa  untuk tetap mengakui dan terus berjuang mempertahankan NKRI. NKRI harga mati.Â
Dan sebagai wujud cinta akan tanah air Indonesia  bergema juga Lagu Rayuan Pulau Kelapa" dari seluruh hadirin untuk menjawab "Tanya: Siapa kita ?" "Kita Indonesia." "Kita Pancasila." "Kita Bhineka Tunggal Ika."
Kita yang datang dari berbagai pulau dan daratan, wilayah provinsi dan daerah, kita datang untuk Pesparani Nasional ini. Karena itu "Mari bangun bhakti kita untuk Tuhan, sesama dan bangsa tercinta, Indonesia," demikian ajakan bernilai spiritual dan mengundang aksi nyata dari setiap kita anak bangsa yang disampaikan  oleh Kardinal Mgr. Ignatius Suhario, pada khotbah Ibadat/ Misa  Pembukaan Pesparani Nasional II.
Pesparani yang telah usai itu sudah mewujudkan visi dan misi Pesparani Nasional, mengukuhkan persahabatan dan mengikat kuat persaudaraan sejati. Ia telah meramu persatuan dan kerukunan antarkita yang datang dari aneka daerah, suku, budaya, agama dan bahasa.
Bahwa dalam dan melalui Pesparani ini secara bersama kita telah memberi aneka hal positif dan berguna untuk Indonesia tercinta ini. "Dari Nusa Tenggara  Timur untuk Indonesia."
Dinafasi tema realistis ini Pesparani berjalan lancar dan sukses dari awal sampai akhir. Namun ketika mencari "Tematik Biblis" pada plang  yang dipajang, tidak nampak.Â
Padahal hematku, tema biblis jika ada maka dialah dasar dari tema realis di atas dan diyakini sebagai nadi, hati dan jantungnya Pesparani Nasional II ini.
Lalu aku mengemas untuk para sahabat suatu tema biblis seperti ini, "Magnificat anima mea Dominum" (Jiwaku Memuliakan Tuhan) dengan rangkaian syair: "Laudate Dominum Omnes Gentes, Laudate Eium Omnes Populi. Spiritus Omnis Laudet Dominum."
Tema biblis ini boleh jadi spiritualitas Pesta Paduan Sura Gerejani kita. Suatu spiritualitas yang hendaknya ada dan tertera pada event keagamaan dengan nama "Pesparani Nasional."