Bagaimana kemajuan di bidang spiritual? Apakah berjalan seimbang dengan perubahan fisik-material atau melejit maju mendahului yang jasmaniah, fisik-material? Â Pertanyaan lebih substansial apakah kemajuan mampu setidak-tidaknya menetralisir kemaksiatan atau aksi pecundangan sebagai karya "setan" di alam manusia yang semakin maju ini ?
Lantas, apa yang harus dilakukan berhadapan dengan perubahan-perubahan yang lebih ekstrem lagi? Adaptasi dan berjuang mengembalikan fakta akan tidak mudah "semudah membalikan telapak tangan." Untuk hal-hal yang normal manusia diharapkan dapat beradaptasi. Lalu  bagaimana untuk kemaksiatan, aksi pecundangan dan perubahan-perubahan ektrem lain yang menjurus kepada melegalkan kejahatan?
Menjawab persoalan yang ditampilkan ini, saya kutip lagi kata-kata para bijak-pandai, bahwa  paling pertama adalah "Hanya orang-orang yang bersyukur dapat menerima perubahan, dan merespon perubahan (kemajuan) untuk bonum commune. Menjadi bijak di zaman ini adalah kesediaan beradaptasi dan berjuang mengarahkan diri ke arah yang benar."
"Ask your heart akan apa yang harus dilakukan atau dikerjakan. Kerjakan yang berguna, tidak hanya untuk diri dan keluarga anda." Caranya untuk mampu melaksanakan harapan-harapan ini adalah "Beri waktu untuk "berdiam diri, untuk hening atau meditasi." Ya, kita perlu "one minute meditation" untuk hidup dan kehidupan kita agar apa yang dirasakan seperti "kelainan," sesungguhnya adalah normal.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H