Era digital seperti sekarang perlu sekali untuk terus meneruskan tentang kebudayaan bangsa, selain untuk mengetahuinya, era digital sekarang bisa membuat generasi muda tidak melestarikan kebudayaan dan memilih untuk meninggalkan kebudayaan yang lama akibat dari globalisasi yang diciptakan oleh era digital.
Budaya didefinisikan sebagai cara hidup orang yang dipindahkan dari generasi ke generasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa “kebudayaan” berasal dari kata sanskerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Indikator kebudayaan adalah bersifat non fisik yaitu, suatu ide, gagasan, nilai-nilai dan norma-norma peraturan, bersifat sebagai suatu aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, dan bersifat fisik yang bisa berupa benda-benda hasil karya manusia.
Terdapat tujuh unsur kebudayaan universal dan bisa ditemukan di setiap bangsa.
Pertama, sistem bahasa, bahasa menjadi penting karena sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama.
Kedua, sistem pengetahuan, ini bisa bersifat abstrak dan muncul dari ide pikiran manusia dan sangat luas bisa mencakup alam, benda, dan semua yang di sekitar kehidupannya.
Ketiga, sistem sosial, terwujud dengan adanya kelompok dan organisasi sosial dan bagaimana kekerabatan membentuk masyarakat yang erat.
Keempat, sistem peralatan hidup dan teknologi, masa manusia pra aksara mereka sudah menciptakan teknologinya berupa benda sebagai alat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidup dan teknologi sampai sekarang terus berkembang sejalan dengan perkembangan manusia.
Kelima, sistem mata pencaharian, aktivitas ekonomi masyarakat yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup.
Keenam, sistem religi, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepercayaan pada kekuatan gaib yang dipercaya manusia zaman dahulu. Ketujuh, sistem kesenian, aktivitas masyarakat tradisional seperti artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan.
Era digital adalah contoh bentuk perkembangan teknologi yang sudah serba digital. Perkembangan teknologi yang era digital ini banyak membawa pro dan kontra terhadap manfaatnya.
Diketahui era digital membawa dampak positif yaitu salah satunya sebagai media alternatif untuk melihat perkembangan yang sedang hangat diperbincangkan, dan menjadi wadah interaksi sesama pengguna dalam menanggapi sebuah isu terkini yang bisa digunakan di ujung jari saja.
Tidak hanya dampak positif saja, perkembangan teknologi di era digital ini punya dampak negatif juga karena era digital dianggap membuat ranah privasi orang seolah-olah hilang sebab data pribadi bisa dilacak dari segi kebiasaan berselancar atau hobi.
Pada tahun 2011, Google memperkenalkan aplikasi Google Art and Culture yang merupakan aplikasi dan web penyedia layanan kunjungan ke berbagai tempat seni dan budaya dengan basis virtual.
Google Art and Culture secara umum dapat diakses oleh siapa pun dan dimana pun dengan menggunakan akun yang sesuai dengan layanan surat elektronik Google sebagai metode untuk masuk. Proyek yang dilakukan Google ini bekerja sama dengan para seniman di berbagai negara, jadi tidak hanya kebudayaan Indonesia saja yang ada, tetapi juga terdapat kebudayaan dari berbagai negara.
Fitur yang Google berikan bisa menjadi media pembelajaran mengenal kebudayaan yang mudah untuk diakses. Google Art and Culture memuat karya, cagar budaya, dan museum.
Google Art and Culture dapat disebut widya wisata teknologi virtual karena terdapat fitur street view 360° pada suatu tempat contohnya street view 360° di Candi Borobudur, Museum Nasional, Situs Manusia Purba di Sangiran, dan tempat-tempat lainnya.
Dengan terciptanya aplikasi Google Art and Culture ini maka kebudayaan bangsa dapat bisa dilestarikan dan tetap mengikuti perkembangan zaman era digital sehingga bisa menarik perhatian pembaca terlebih pada generasi baru sekarang untuk mengenal kebudayaan mereka seperti peninggalan sejarah yang ditampilkan dalam aplikasi Google Art and Culture
Jika generasi muda menggunakan manfaat di era digital seperti ini dan kemampuannya sebaik mungkin, media sosial akan menjadi pengaruh yang baik untuk melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan kepada semua orang. Seperti yang dilakukan oleh karyawan Google dalam mengisi luang waktunya dengan pekerjaan sampingan dengan menciptakan Google Art and Culture yang mencakup kebudayaan dan kesenian semua negara, termasuk Indonesia.
Referensi:
Kadafi, Tito Tri. (2021). Integrasi Google Art and Culture dan Google Sites sebagai Media Pembelajaran Widyawisata pada Pembelajaran Penulisan Puisi. Jurnal Pendidikan, 30(1), 23-28.
Setiawan, Wawan. (2017). Era Digital dan Tantangannya. Seminar Nasional Pendidikan 2017 Universitas Pendidikan Indonesia, 1-9.
Syakhrani, A. W., & Kamil, M. L. (2022). Budaya Dan Kebudayaan: Tinjauan Dari Berbagai Pakar, Wujud-Wujud Kebudayaan, 7 Unsur Kebudayaan Yang Bersifat Universal. Cross-border, 5(1), 782-791.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H