Letusan dan erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki sejak Senin (04/11/2024), telah membayangi kehidupan banyak orang di Flores Timur. Tidak hanya menyebabkan ribuan orang mengungsi, namun juga berdampak besar pada perekonomian dan infrastruktur di wilayah tersebut.
Ketika masyarakat bergulat dengan dampak dari bencana alam ini, kita menyaksikan semangat dan ketangguhan mereka yang tak tergoyahkan. Di tengah situasi yang terjadi, kebaikan dan kasih sayang para masyarakat untuk saling membantu terus mengalir.
Keuskupan Labuan Bajo merespon dengan cepat peristiwa yang dialami oleh Masyarakat yang tertimpa karena letusan gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur. Untuk itu Keuskupan Labuan Bajo membentuk pasko Caritas Keuskupan Labuan Bajo.
Kordinator Posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo Romo Yuvensius Rugi dalam acara sambutan pelepasan rombongan aksi kemanusiaan menuju Larantuka Rabu (20/11/2024) menyampaikan bahwa posko ini dibentuk tanggal tanggal 8 November 2024 sebagai bentuk kepedulian dari Keuskupan Labuan Bajo untuk saudari-saudari kita yang berada di Lewotobi Larantuka.
Menurut Romo Yuven bahwa sejak posko ini berdiri ada dua hal yang kami tawarkan sebagai bentuk atau wujud dukungan untuk teman-teman disana yang pertama dalam bentuk finansial dengan membuka rekening khusus donasi untuk lewotobi Larantiuka. Kemudian bentuk yang kedua ada donasi dalam bentuk natural berupa sembako,. pakian dan lain-lain.
Dan setelah posko ini dibuka kerjasama kami pertama-tama dengan Kekuatan Posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo yaitu Paroki-Paroki, biara dan Lembaga-lembaga Pendidikan.
Karena rasa peduli yang sangat besar untuk rakyat Flores Timur yang tertimpa bencana akhirnya banyak orang yang terketuk hatinya baik kelompok maupun pribadi, yang mengungkapkan kasih mereka untuk Lewotobi melalui posko Caritas Labuan Bajo.
Tidak hanya umat atau masyarakat Manggarai Barat, tetapi juga kenalan yang ada di Jawa dan Jakarta. Mereka menyalurkan kasih mereka malalui Caritas Keuskupan Labuan Bajo.
Dari luar negeri juga turut berdonasi seperti dari Swiss  ada kelompok yang peduli dengan situasi di Lewotobi Larantuka. Mereka telah menyalurkan kasih juga via Posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo.
Pada hari ini Rabu(20/11/2024), Posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo akan mengantar bantuan gelombang pertama. Ada beberapa jenis natura (sembako) dan pakaian yang akan diantar antara lain dua ton beras, pakaian yang sudah disortir berdasarkan usia yakni pakian anak-anak, pakian pria dewasa dan pakian wanita dewasa sebanyak dua pulu delapan karung, delapan puluh  dos me, lima puluh dos air mineral, enam jerigen, minyak goreng, satu karung masker, lima dos sabun mandi.
Semua natura dan pakaian akan diantar ke Posko Caritas Larantuka. Selain itu, posko juga akan memberikan dukungan berupa uang dengan rincian Posko Caritas Larantuka sebesar: 75.000.000 rupiah, untuk Biara SSPS wilayah bagian Timur: 50. 000.000 rupiah, untuk Seminari Hokeng 50.000.000 rupiah.
Romo Yuven menyampaikan bahwa atas nama Posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo menyampaikan bahwa "Kami dari hati yang terdalam, mengucapkan limpah terima kasih untuk semua yang telah berbagi kasih dengan saudara dan saudari kita di Lewotobi Larantuka. Dukungan kita semua akan meneguhkan dan menguatkan keluarga kita di Larantuka
Romo Yuven berharap semoga bantuan dan dukungan kita tidak berhenti di sini. Erupsi gunung merapi Lewotobi masih belum berhenti. Mari, terus berbela rasa dengan mereka semua. Dan kami dari Posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo, siap menerima dan meneruskan ungkapan hati bapa, ibu, saudara dan saudari sekalian ke Larantuka.
Uskup Labuan Bajo Mgr Maksimus Regus dalam kata sambutan  Pelepasan Tim bantuan Korban Gunung Lewotobi Laki-laki menyampaikan dulu saya dan romo Yuven yang sekarang menjadi Romo Vikep Labuan Bajo pada saat covid 19 langsung bikin posko juga seperti ini di sini katanya.
Yang mulia menyampaikan bahwa ketika kita memulai keusksupan baru ini, Â perjalanan panjang ini kita juga memulainya dengan sebuah gerakan bersama yakni gerakan kemanusiaan yakni membentuk posko solidaritas. Tentu kita tidak menghendaki bencana tetapi peristiwa ini tentu menjadi pintu masuk untuk salah satu perjalanan kita bersama sebagai Gereja.
Bahwa perjalanan Gereja itu adalah perjalanan solidariotas, perjalanan kemanusiaan, perjalanan perjumpaan. Kita bersyukur dan berterima kassih karena antusiasisme yang luar biasa dari berbagai macam kalangan, berbagai macam elemen, umat kita dari paroki-paroki, kelompok kategorial yang kita bisa lihat sendiri antusiasisme itu mengalir sangat deras bahkan dalam waktu yang sangat singkat.
Dan hari ini kita secara resmi akan menungkapkan perasaan solider kita dengan saudara-saudari kita di keuskupan Larantuka dengan mengirim tim psoko kemanusiaan kita untuk mengantar berbagai macam bentuk dukungan dan bantuan kita pada saudara-dsaudari kita disana. Tim akan dipimpin Oleh romo Elo dan sejumlah kawan-kawanya yang akan membantu sebagai ungkapan hati, bela rasa dan perjuangan bersama untuk mengatasi saat-saat sulit untuk saudara-saudari kita di Larantuka.
Tentu peristiwa di Lewotobi bagi kita akan menjadi bagian dari refleksi kita bersama bahwa bencana itu menjadi bagian dari persoalan bersama. Tanggap bencana kemudian peka terhadap berbagai macam persoalan ekologis sebgai hal yang luar biasa yang butuh perhatian kita bersama ke depan.
Kita tidak membayangkan ternyata letusan erupsi gunung lewotobi mempengaruhi kita juga di Labuan bajo dengan mobilitas orang masuk dan keluar dengan ditutupnya Bandara Komodo dan sebagainya. Â Hal ini mendatangkan kerugian bagi kita. Itu baru satu bencana kata Mgr. Maksi
Mgr Maksimus Regus berharap mudah-mudahan tidak ada bencana yang lain. Hal ini akan menjadi bagian dan perhatian kita bersama bahwa keberpihakkan kita terhadap lingkungan itu menjadi salah satu pilihan dan kewajiban kita untuk menjadi bagian dari gerakan-gerakan pastoral kita bersama kedepan.
Mgr Maksimus Regus menyampaikan terima kasih kepada romo Vikep, romo Vikjen dan kita semua yang sudah mengkordinir gerakan bersama melalui posko ini. Semoga perjalanan ke Larantuka nanti berjalan lancar sehingga bantuannya sampai pada tujuan yang diharapkan. Kami semua mendukung perjalanan dari tim posko kemanusiaan kita ke Larantuka berjalan dengan lancar dan aman. Mudah-mudahan gerakan ini terus berjalan menjadi gerakan kita bersama Keuskupan Labuan Bajo harap Mgr Maksi.
Acara pelepasan bantuan posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo ke Larantuka ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Romo Lorensius Sopang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H