Melihat tembok megah yg runtuh ini serta terbakar, membuatku membisu, mendengar para siswa seminaris diungsikan aku termenung dan wajah suster serta yg lainnya pergi membuatku menangis, menghapus sendiri titik-titik air mataku karna memang, dulu, aku dikasihi dari jemari suci mereka. Warga yang Klatanlo yang ramah, menyisahkan kenangan bagaimana kami diterima dengan kasih dalam setiap kunjungan. Sakit betul hati ini.. Kenapa harus di sini. Aku terus bertanya tanya..
Suster selamat jalan, para tetanggaku dulu di klatanlo selamat jalan, Tuhan membukakan pintu surga bagimu. duka lembah hokeng sedang diratapi. Dalam doaku, kiranya semua dikuatkan, ditabahkan dan bisa kembali ke kampung halaman lagi. Semoga banyak yang diketuk hatinya untuk membantu dan mengulurkan tangan kasihnya. Tuhan tak pernah ingkar janji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H