Munculnya budi pekerti yang baik ini sebagai keselarasan hidup antara cipta rasa, karsa dan karya. Harapannya agar anak dapat melatih mengelola diri agar mampu memiliki tanggung jawab yang besar dalam membuat sebuah keputuasan yang mana akan memerdekakan dirinya, tetapi tetap sadar dengan kehidupan sosialnya yang harus memikirkan kemerdekaan orang lain juga.
Pentingnya Sistem Among!
Berkaitan dengan menuntun yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, sistem among sebagai wujud menuntun kekuatan kodrat anak dan menjadi salah satu kekuatan agar kita memahami secara mendalam peran sebagai seorang pendidik. Sistem among yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara dijadikan sebagai salah satu metode pendidikan yang biasa dikenal dengan semboyan:
“Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.”
Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberikan teladan); guru dapat memahami dirinya secara utuh sebagai pendidik bahwa ia dijadikan teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku. Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun kehendak/niat); guru di tengah berperan sebagai pelopor untuk memotivasi, membangun semangat, niat dan keinginan peserta didik untuk bersama-sama berswakarsa dan berkreasi, mencetuskan ide-ide baru agar dapat lebih berkembang. Tut Wuri Handayani (dari belakang (tut wuri), berupaya penuh memberi dorongan dan arahan (handayani)); tidak hanya memberi motivasi, tetapi guru juga memberikan saran dan umpan balik berdasarkan pengamatannya agar peserta didik mampu mengembangkan dan mengeksplorasi daya, cipta, rasa, karsa, dan karyanya.
Sistem among berkaitan erat dengan dua hal, yaitu kodrat alam dan kemerdekaan peserta didik dalam belajar. Kodrat alam sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik, sedangkan kemerdekaan sebagai wujud menghidupkan potensi tersebut hingga mencapai rasa selamat dan bahagia dalam diri mereka. Pada intinya, peserta didik memerlukan tuntunan untuk mengembangkan diri mereka sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan penuh kasih sayang, pendampingan, perawatan, penjagaan serta doa dan harapan dari gurunya.
Sistem among bukan hanya sebagai metode dalam mendidik saja, melainkan upaya agar para pendidik memiliki cara perpikir “among” kepada peserta didik. Guru yang mempunyai karakter dan dihormati peserta didik, mahir mengelola kemampuan sosial-emosional yang baik dengan peserta didik, dan mampu bertutur kata yang mudah dipahami peserta didik.
Sumber: Ruang Eksplorasi LMS PPG Prajabatan Th. 2022
Refleksi Diri berdasar Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang telah dipaparkan pada topik ke dua Filosofi Pendidikan Indonesia ini mengantarkan saya untuk merefleksikan diri pada beberapa hal. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Pandangan saya terhadap peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari topik ini;