Dua minggu setelah kejadian itu, Nick tidak menghubungiku selama itu. Aku merasa hubungan ini sudah tidak dapat dilanjutkan lagi. Malam harinya, Nick menghubungiku. Dia mengajakku untuk bertemu di kafe kesukaanku.
Malam harinya, aku sampai di kafe itu. Aku melihat Nick duduk di sudut kafe bersama dengan seorang perempuan. Hatiku remuk melihatnya. Sepertinya Nick akan mengakhiri  hubungan kami saat itu juga. Aku harus bisa bisa menahan emosiku.
Aku duduk berhadapan dengan mereka. Nick hanya menyapaku dan menanyakan keadaanku serta basa-basi yang tidak penting. Dia merangkul perempuan yang duduk disamping dia dengan mesra. Aku muak dengan tingkahnya dan memutuskan untuk pergi dari cafe itu. Ketika aku beranjakpun, Nick hanya memperhatikanku dan tidak bergerak satu inci pun dari tempat dia duduk.
Saat aku keluar dari kafe, aku melihat balon-balon pink bersebaran di depan kafe. Tiba-tiba saja lampu kafe mati. Aku berbalik belakang dan melihat sebuah cahaya lilin kecil dari dalam. Barista dari kafe tersebut membukakan pintu, seakan mempersilahkan aku masuk.
Aku masuk. Semua terlihat gelap-gulita. Yang aku lihat hanya cahaya lilin dan lilin yang diletakan di tengah kafe tersebut. Lilin itu berwarna pink dengan kelopk bunga mawar pink yang berserakan di meja.
"Hey" terdengar suara yang memanggilku dar belakang.
Aku sangat hapal dengan suara itu. Itu suara Nick! Aku membalikkan badanku dan menemukan Nick dengan jas yang dia pakai saat kita bertemu. Dia berdiri disitu. Tersenyum padaku.
"I love you, my dear" ungkap Nick.
"Aku sengaja tidak menghubungimu selama ini demi malam ini"
"Perempuan itu saudaraku, aku tahu kamu mudah cemburu"
"You're my everything sweetheart"