Mohon tunggu...
Prila
Prila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswi Hubungan Internasional | Universitas Muhammadiyah Yogyakarta | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Politik Syiah Itsna Asyariah Pasca Doktrin Kegaiban Imam Mahdi

2 Juli 2023   17:18 Diperbarui: 2 Juli 2023   17:20 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melihat problematika yang meliputi doktrin Ghaybah dan begitu sentralnya kedudukan doktrin Ghaybah bagi artikukasi pemikiran politik Syiah Itsna Asyariah, makka buku ini menemukan berbagai pola transformasi pemikiran politik Syiah Itsna Asyariah dan menemukan juga relevansi konteks sosial pada masa penyusunannya dengan menggunakan analisa sosiologi pengetahuan. Ruang lingkup sejarah yang diteliti dibatasi pada periode pasca kemunculan doktrin Ghaybah (329/939) sampai akhir periode pertengahan (medieval period) pada tahun 1500 M.

Dalam kerangka pemikiran politik Syiah Itsna Asyariah di abad modern, dinamisasi meniscayakan terjadinya komplementasi, koreksi dan ekspansi pemikiran. Dinamisasi menjadi kemutlakan bagi Syiah Itsna Asyariah sebagai sebuah entitas agar ia tidak terjebak ke dalam stagnasi pemikiran, yang ditandai dengan sakralisasi atau keengganan melakukan shifting paradigm (perubahan paradigma). Pemikiran politik itu sendiri sesungguhnya memiliki karakter dinamis alias tidak mabniyyun ala al-sukun (stagnan). 

Dinamisasi pemikiran politik menjadi tidak bisa di tawar-tawar lagi mengingat bahwa konfigurasi politik dunia islam sampai 14 abad setelah nabi wafat belum lagi dapat dikatakan ideal, seperti berulang-ulang disebutkan dalam al-Qur'an (QS. 3: 103, 21: 92). Umat Islam masih terpecah belah, masing-masing kekuatan berdiri secara konfrontatif dan masih amat jauh dari kohesifitas. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka mimpi tentang kebangkitan peradaban Islam akan selamanya menjadi sebuah mimpi dan tak akan pernah berubah menjadi kenyataan.

Kelebihan 

Penulisan dalam karangan buku ini sudah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dengan benar. Dari segi pemilihan cover buku, begitu menarik perhatian. 

Pada halaman Daftar Isi, penulis menyertakan Pedoman Transliterasi, yang dimana sangat jarang jika saya baca di karangan buku lain tidak ada, namun di buku ini sangat tertata rapih, begitu baik untuk menambah wawasan ilmu. Penjelasan yang diberi penulis pun disampaikan dengan pemahaman yang bisa cerna oleh para pembaca. Tidak lupa, tersedia tabel tambahan informasi seperti lampiran di dalam buku ini. 

Di setiap halaman buku pun, memberi notes penjelasan, hal tersebut sangat menambah nilai plus bagi yang membaca. Buku ini juga menulis kesimpulan serta saran yang menurut saya sangat jarang ada di karya buku lain. Kemudian yang terakhir, ada Daftar Pustaka yang tersusun rapih menuliskan Buku, Jurnal, Hasil Penelitian, Ensikplopedi, dan Artikel Online.

Kekurangan

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, sama hal nya dengan karya tangan manusia. Menurut saya buku ini sudah sangat bagus, namun masih ada kekurangan dari bagian identitas buku, penulis tidak memberikan rincian informasi seperti tidak adanya Tebal buku, Ukuran buku. Namun, selebihnya karangan buku ini sangat bermanfaat dan bagus untuk menambah wawasan terdahadap Pemikiran Politik Syiah Itsna Asyariah pasca doktrin kegaiban Imam Mahdi.

Kesimpulan

Pemikiran politik Syiah Itsna Asyariah yang muncul pasca doktrin Ghaybah sampai abad pertengahan adalah transformasi atau rasionalisasi doktrin Imamah, konsep (kemaksukman Imam, infallibility), (perwakilan khusus, special vicegerency), (perwakilan umum, general vicegerency), Taqiyah (dissimulation) dan konsep mengenai pemimpin adil serta pemimpin tiranik (al-Sulthan al-Jair) dalam kondisi imam yang gaib. 

Dalam melakukan konseptualisasi pemikiran politik Syiah Itsna Asyariah dipengaruhi oleh ssatu basis eksistensi yang bersifat determinan. Basis eksistensi tersebut adalah realitas sosio-politik-intelektual (Jerman: Sitz in Leben) yang berlaku pasca kemunculan doktrin kegaiban Imam 12 sampai akhir abad pertengahan. Di antara realitas abad pertengahan yang

determinan pada proses formulasi konsep doktrin politik Syiah Itsna Asyariah adalah :

  • Aristokrasi Keluarga Nawbakhti pada Dinasti Abbasiyah.
  • Kemunculan Dinasti Buwaihiyah dan patronase mereka terhadap Syiah Itsna Asyariah.
  • Serangan Mongol ke Baghdad dan Konversi dari Suni ke Syiah.
  • Rivalitas Syiah Itsna Asyariah dengan sekte Syiah Ismailiyah.
  • Dialektika pemikiran dengan ulama-ulama Sunni.

Sesuai dengan prinsip determinasi eksistensial yang digunakan sebagai kerangka teori dalam buku ini, realitas sosial-politik-intelektual di sekeliling Syiah Itsna Asyariah pada abad pertengahan yang melakukan infiltrasi terhadap proses konseptualisasi pemikiran politik tersebut tidaklah periferis, yakni bersifat pinggiran atau hanya memberikan pengaruh kecil, melainkan bersifat determinan, yakni sangat menentukan substansi dan struktur pemikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun