Mohon tunggu...
Money Pilihan

Mari Mengenal Reksadana!

20 Juni 2016   11:02 Diperbarui: 10 Agustus 2017   16:21 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reksadana adalah investasi kolektif dana masyarakat yang dikelola oleh suatu Manajer Investasi untuk diinvestasikan kembali ke instrumen-instrumen pasar modal, seperti obligasi atau saham. Dan model investasi seperti reksadana ini sedang marak-maraknya berkembang dan ditawarkan oleh banyak pihak yang terkait dengan investasi semacam ini, oleh karena relatif mudahnya reksadana untuk bisa diakses dan dipraktikkan oleh masyarakat dari segala umur dan lapisan manapun.

Kenapa Tidak Investasi Saja Ke Obligasi dan Saham Itu Sendiri Secara Langsung? 

Secara umum, jika melihat di data-data yang termuat baik di surat kabar, majalah, maupun website-website khusus berita keuangan, potensi imbal hasil tahunan yang bisa didapatkan jika membeli obligasi atau saham secara langsung itu lebih menggiurkan. Selain itu, kita yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana di bidang ekonomi apalagi bidang keuangan tentu lebih akrab dengan topik-topik kualitatif dan kuantitatif yang berkisar di antara obligasi maupun saham secara langsung.

Ada apa sebenarnya dengan bentuk reksadana ini?

Mari melihat dulu tentang pengetahuan kita tentang instrumen keuangan di pasar modal, misalnya saham. Seperti bisa kita cek sendiri, ada lebih dari 450 perusahaan yang sahamnya bisa kita perjualbelikan setiap hari kerjanya. Permasalahannya adalah, apakah kita sudah tahu benar cara-cara memilih saham-saham yang tepat? Apakah anda yakin bahwa saham-saham tersebut akan berkinerja baik terus untuk anda? Jika kita sudah tahu caranya pun, apakah kita sudah mempraktikkannya dengan benar dan sudah yakin hasilnya pun akan baik?

Sebenarnya sangat mungkin bagi masing-masing kita untuk meraih keuntungan dengan memperjualbelikan saham secara langsung, karena kita bisa mempelajari dan mempraktikkannya. Tapi itu akan sangat menyita waktu dan perhatian kita ke layar monitor tersebut dari pagi hingga sore; dengan asumsi bahwa kita menjadi seorang trader saham, bukan investor saham. Padahal, saya yakin sebagian besar dari kita mempunyai pekerjaan maupun kehidupan di luar layar komputer tersebut untuk kita urus.

Selain dua hal di atas, faktor modal juga sangat berpengaruh. Ketentuan pembelian di pasar saham salah satunya adalah, minimal 1 lot atau 100 lembar saham. Misalkan saja, anda adalah seorang amatir yang suka main aman dengan niat untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang dikategorikan sebagai saham Blue Chip. Saham yang prospektif di kategori ini biasanya memiliki harga Rp 5.000,- sampai dengan Rp 10.000 per lembar sahamnya. Kalikan dengan 1 lot, maka anda minimal harus siap untuk menyediakan modal sejumlah Rp 500.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,- untuk satu perusahaan saja.

Sekedar informasi, salah satu syarat permodalan awal yang dapat membuat kita bisa membuka akun RDI (Rekening Dana Investor) kita sendiri di sebuah perusahaan sekuritas baru-baru ini berkisar antara Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-. Memang akan ada keringanan modal awal jika anda berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa, namun kebanyakan orang biasanya sungkan membuka akun RDI-nya karena masalah modal yang satu ini; disamping ketakutan mereka akan ketidaktahuan mereka tentang dunia pasar modal sendiri.

Lalu, bagaimana dengan reksadana? Ingat dengan definisi umum di bagian awal postingan ini? Siapa yang mengelola reksadana ini? Ya, sebuah badan yang disebut sebagai Manajer Investasi inilah yang akan melakukan aktivitas tersebut di jam-jam bursa saham aktif setiap harinya. Dan karena mereka memang memiliki keahlian di bidang semacam ini, maka untuk permasalahan pertama dan kedua sudah bisa teratasi dengan menggunakan ‘kendaraan’ bernama reksadana ini.

Selain itu, karena sifatnya yang berdasarkan asas dana kolektif, maka modal awal yang perlu kita keluarkan juga bisa lebih murah. Silahkan anda cek sendiri dengan mendatangi beberapa bank yang ada di dekat domisili anda, lalu anda minta beberapa prospektus produk reksadana yang bank tersebut sedang jual di Customer Service khusus bagian investasi reksadana.

Kebanyakan dari produk reksadana tersebut membutuhkan penempatan dana pertama (anggap saja semacam down payment untuk kontrak pembelian reksadana tersebut) minimal sebesar Rp 100.000,- dan selanjutnya akan dilakukan auto-debet dari rekening tabungan kita di bank tersebut ke rekening khusus investasi reksadana tersebut, minimal sebesar Rp 100.000,- per bulan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun