Dan, baik nominal yang ingin diinvestasikan per bulannya maupun pada tanggal berapa auto-debet tersebut ingin dilakukan juga bisa kita tentukan sebelum pada akhirnya menandatangani kontrak investasi reksadana tersebut. Jika ada perubahan pada dua hal ini pun, bisa dilakukan kapanpun di tempat yang sama dengan pada saat anda melakukan investasi reksadana ini.
Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mulai berinvestasi di reksadana?Â
Pertama kali, silahkan evaluasi jenis profil risiko anda masing-masing. Harap diingat bahwa, meskipun sudah ditangani dan dikelola oleh para Manajer Investasi yang ahli di bidangnya, berinvestasi di pasar modal tetap memiliki risikonya masing-masing.
Reksadana itu sendiri bisa dianalogikan seperti rujak. Katakanlah anda baru sadar bahwa hanya punya Rp 10.000,- di kantong anda, tapi anda sudah terlanjur manggil si abang penjual rujak. Padahal biasanya sih harga rujak itu Rp 20.000,- pasarannya. Dengan Rp 10.000,- tentunya anda tidak bisa beli paket komplit kan? Anda harus memilih apakah piring yang masih kosong itu mau anda isi dengan bengkoang, nanas, atau mangga? Anda cenderung suka dengan rujak yang asem-asem, atau maunya manis-manis? Atau malah maunya manis-asem-asin, rame-rame rasanya?
Reksadana pun begitu. Produk yang anda pilih harus menyesuaikan dengan preferensi personal anda, yaitu dengan apa yang anda sudah pahami tentang instrumen keuangan yang menjadi ‘isi’ dari reksadana tersebut. Tentu saja, selain preferensi personal, anda juga harus memastikan ‘rujak’ macam apa yang ‘tingkat kepedasannya’ cocok dengan kekuatan lambung anda. Dan inilah yang disebut sebagai profil risiko, atau sampai sejauh mana anda mampu menanggung risiko yang terkandung di dalam masing-masing produk.
Di sini berlaku hukum High Risk-High Return, yang artinya semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula potensi (Ingat! Potensi, tidak sama dengan kepastian) imbal hasil atau return yang bisa dihasilkan. Sama halnya dengan kita orang Indonesia yang cenderung suka dengan rasa pedas. Semakin pedas biasanya kita semakin tuman dengan rujak itu, namun semakin besar pula risiko besok paginya perut langsung mulas-mulas tak karuan.
Reksadana itu sendiri bisa dibagi menjadi 4 jenis, dan berurutan sesuai dengan tingkat risikonya dari risiko paling rendah ke paling tinggi, yaitu:
- Reksadana Pasar Uang, yang mayoritas isinya terdiri dari instrumen-instrumen keuangan dari pasar uang. Anggap saja ini adalah sebuah rujak dengan tingkat kepedasan Level 1.Â
- Reksadana Pendapatan Tetap, yang mayoritas isinya terdiri dari instrumen-instrumen keuangan berupa surat-surat hutang yang diterbitkan baik oleh pemerintah negara, perusahaan-perusahaan BUMN dan juga perusahaan-perusahaan swasta. Anggap saja ini adalah sebuah rujak dengan tingkat kepedasan Level 2.Â
- Reksadana Campuran, yang isinya terdiri dari gabungan antara (1) surat-surat hutang dari pemerintah, BUMN, maupun swasta, dan (2) saham dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Antar satu reksadana campuran dengan yang lainnya memiliki persentase alokasi yang berbeda terhadap kedua jenis instrumen keuangan tersebut. Anggap saja ini adalah sebuah rujak dengan tingkat kepedasan Level 3.Â
- Reksadana Saham, yang mayoritas isinya terdiri dari instrumen keuangan berupa saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Anggap saja ini adalah sebuah rujak dengan tingkat kepedasan Level 4.
Dimana anda bisa membeli reksadana? Cara langsungnya adalah dengan mengunjungi perusahaan Manajer Investasi yang merupakan pihak pemilik dan pengelola produk reksadana tersebut. Ada juga cara lain, semisal anda belum terlalu akrab dengan yang namanya perusahaan Manajer Investasi, yaitu dengan menggunakan jasa distributor dari para Manajer Investasi tersebut. Misalnya saja, bank tempat anda sudah memiliki akun rekening tabungan atau perusahaan sekuritas tempat anda sudah memiliki RDI.
Secara umum, langkah-langkah yang harus ditempuh untuk berinvestasi di Reksadana hampir sama, entah anda memilih untuk membelinya secara langsung maupun tidak langsung. Khusus untuk jalur perusahaan sekuritas, jika anda sudah diterima pendaftaran RDI-nya, maka anda bisa membeli reksadana secara online menggunakan fasilitas Supermarket Reksadana Online yang menjadi fitur masing-masing perusahaan sekuritas yang anda percaya. Sehingga anda tidak perlu mengikuti paparan langkah-langkah di bawah ini.
Step 1: Calon investor menghubungi perusahaan Manajer Investasi atau Bank. Jangan lupa membawa buku tabungan anda, jika anda memutuskan untuk menempuh jalur bank.
Step 2: Investor diajak berkonsultasi dengan Relationship Manager (RM) mengenai tujuan investasi dan risiko yang siap mereka tanggung.